4. Undangan

3.3K 622 298
                                    

"Happy weeding Nobita dan Shizuka."
-Preman hello Dora-

***

Setelah kelas dibubarkan, Gilly menyusun buku dan menentang tasnya. Lalu ia berdiri dan keluar dari kelas. Parkir sepeda adalah tujuannya.

"Illy!" panggil suara yang mampu membuat Gilly menjulingkan matanya.

"Apalagi?" tanya Gilly malas.

"Balik bareng gue yuk?" Ajak Rigel dengan senyum fuckboynya.

"Sellow aja, si Ara udah gue titip sama Pak supir, jok gue kosong," ujar Rigel.

"Emang lu bawa tali?" tanya Gilly bersedekap dada.

Rigel menatapnya bingung, "What for?"

"Ya untuk derek sepeda gue lah!" ketus Gilly.

"Tinggal aja ke warung Bu Yaya. Bu Yaya mah best friend gue."

"Malas. Awas lu!" ujar Gilly mengawaskan tubuh Rigel.

"Ly, gue mau teraktir lu. Gue tahu, mulut gue jahat banget tadi di ruangan Pak Rudi."

"Gue sadar kok kalo lu sakit hati pas gue katai jelek. Harusnya gue katai jelek sekali. Gue lupa make kata sekalinya."

"RIGEL!" pekik Gilly menulikan telinga Rigel. Beberapa mata memandang mereka, tidak berani lama, takut Rigel menatap balik.

"Hahah iya iya. Becanda. Ayolah, sebagai kompensasi gue teraktir deh, ayolah kita nonton."

"Gue tulus. Terima niat baik gue," ujar Rigel dengan wajah sok polosnya.

Gilly mendesah, "Iya bentar, mau nelpon Ibuk dulu!" ujar Gilly mengeluarkan ponselnya.

"Lu yang ngomong nanti!" ketus Gilly.

"Gue gak tanggungjawab kalo nanti Ibuk bandingin pacar lu sama gue ya?" ancam Rigel.

"Gak bakal. Pacar gue di atas lu dari segi segala-galanya."

"Kampret!" ketus Rigel menjitak kepala Gilly. Wanita itu meninju perut Rigel membuat Rigel tertawa melihatnya.

"Halo, Buk. Gilly mau nonton dulu sama saingan Gilly. Boleh?" ujar Gilly.

"Enggak, Buk. Serius. Ini Ibuk bisa bicara sama dia."

Gilly memberi ponselnya pada Rigel, "Halo, Buk. Iya sama saya kok Buk. Oh bukan-bukan. Iya, Buk," ucap Rigel.

Panggilan mati dan Rigel sengaja tetap berbicara, "Oh, Ibuk gak suka sama pacar Gilly?"

Gilly melotot.

"Ha? Ibuk mau saya jadi perceor? Perebut cewek orang? Ah, oke Buk."

"IBUK!" ketus Gilly menarik ponselnya.

"Tapi boong, ayok!" ujar Rigel menarik tangan Gilly ke arah parkir motor.

"Lepasin!" ketus Gilly.

"Ibu lu cuma bilang jangan pulang malam," ujar Rigel.

"Keknya boleh pulang pagi deh, Ly."

"Udelmu!" Ketus Gilly.

Rigel memasang helm ke kepala Gilly, "Ibu gak suka sama pacar lu?" tanya Rigel.

"Salah paham doang kemarin."

"Biasanya feeling orangtua kalo udah bad gitu, pasti beneran bad. Mereka kan punya mata batin."

"Gak usah ngawur!"

"Hahaha yaudah ayo naik, sepedanya ntar di jemput sama antek-antek gue."

"Udah tinggal aja di sekolah, besok gue naik bus," ucap Gilly.

Sky Rigel [Bukan langit Bebas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang