15. Alter Ego

3.1K 562 216
                                    

"Berbohong demi kebaikan adalah cara terbaik untuk mempermainkan malaikat. Dia akan bingung hendak mencatat dosa atau amal.
Kapan lagi ya kan, ngebayangin malaikat bingung kalo gak sekarang?"

-Sky Rigel–SINTING"

***

Gilly menarik tangan Rigel kala pria itu terang-terangan menghindarinya. Joko, Deden dan Yangzheng mengernyitkan keningnya, mereka merasa aneh dengan tingkah dua sejoli di depannya ini.

"Pada kenapa sih?" tanya Joko penasaran.

"Tau, udah kek pacaran yang lagi perang dingin aja," sindir Yangzheng.

"Gue mah gak kenapa-kenapa, tapi gak tahu tuh bocil! Hei, Cil! Lu kenapa?" tanya Rigel terlihat seperti playing victim.

"Lu yakin gak punya sesuatu yang harus lu jelasin ke gue?" ujar Gilly dengan tatapan penuh tanyanya.

"Sesuatu? Yang ada di benakku? Sesuatu juga ada dalam benakmu," ujar Rigel bernyanyi.

Deden dan Yangzheng menepuk tangan, bahkan kini Deden sudah mengitari Gilly dan mulai bertingkah menjijikkan, "Kau sentuh aku sampe ke mata tubuh."

Yangzheng memegang rambut Gilly, "Dari rambut sampai di ujung kaki."

"STOP!" pekik Gilly saat Rigel hendak membuka mulutnya. Ijolumut tertawa terbahak, membuat Gilly mengeram keki.

"Gue cabut dulu ya," sahut Yangzheng menepuk pundak Rigel.

"Welcome to ngarang cerita," bisik Deden. Rigel menyikut perut Deden membuat pria itu berlari.

Joko mengaruk kepalanya, "Gue nebeng, Cheng!" teriaknya.

Yangzheng menoleh, "Bukannya lu bawa motor?" tanyanya polos.

Deden langsung menyikut leher Yangzheng dan menyeretnya pergi. Si Bodoh Yangzheng ini memang menjengkelkan.

"Tunggu!" pekik Joko mengejar mereka.

Kini Rigel bersedekap dada, "Gue cabut dulu ya Miss kepo!"

"GAK!" ketus Gilly menarik tangan Rigel.

"Lepasin tangan lu," ujar Rigel menghentak Gilly.

"Gel! Ih lu mah!" gerutu Gilly menghentakkan kakinya. Ia ikut di belakang Rigel membuat Rigel menarik napas kuat-kuat.

Rigel tiba di lokasi parkir, tampak Deden meledek dirinya. Mereka pergi satu persatu membuat Rigel menahan diri untuk tidak menendang motor mereka.

"Lu apa-apa an sih, Ly!" kesal Rigel kala Gilly menarik kemeja sekolah Rigel, "Kusut tau gak! Mamak gue capek nyetrikanya!" ketus Rigel merapihkan bajunya.

"Lu harus jelasin!" ujar Gilly semakin menyebalkan di mata Rigel.

"Kalo gue gak mau, lu mau apa ha?" ujar Rigel lebih dulu naik ke atas motor. Gilly menarik kunci motor Rigel dan meletakkan di kantong kemeja bajunya. Rigel berdecak, ia kembali turun dari motor lalu berkacak pinggang, "Lu mau gue lecehin?" tanya Rigel.

"RIGEL!"

"APA!" bentak Rigel balik. Banyak mata yang memperhatikan mereka.

Gilly menatap nyalang Rigel, "Lu jelasin, semua masalah di antara kita kelar! Kalo lu menghindar, artinya lu di jalan yang salah!"

Rigel menyugar rambutnya, "Jelasin apa sih, Njir! Dari tadi lu gak jelas! Mending lu pergi deh, Ly. Lu harus tahu kedudukan lu. Gue sebagai pria yang memiliki pacar, bahaya kalo cewek gue lewat atau ada yang nyebar kabar angin. Gue lagi malas bujukin perempuan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sky Rigel [Bukan langit Bebas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang