"Lu tahu gak, lu itu definisi
cewek bodoh binti bahlul."
-Rigel tukang emosi-***
Joko turun dari motor bersama dengan Yangzheng, mereka berjalan ke arah parkir motor. Mata Joko menatap serius wanita yang duduk di teras Indomaret, lalu ia mendekat, "Gilly?" panggil Joko ragu.Gilly kembali menatapnya, "Joko. Ngapain?" tanya Gilly heran.
"Main," ujaran Joko melepaskan maskernya.
"Oh motoran," ujar Gilly mencari seseorang. Wajahnya sedikit panik, "Rigel ada?" tanya Gilly takut-takut.
"Ada. Tuh dia sama Yangzheng," ujar Joko mengarahkan pandangannya ke jalan raya. Letak Indomaret memang agak menjorok ke arah timur, dan berjarak cukup lenggang dari jalan raya.
"Jangan kasih tahu Rigel gue di sini ya, Ko."
"Emang kenapa lu bisa sampe di sini?"
"Gue ada urusan keluarga di daerah sini."
"Oh, gitu."
"JOKO AYO!" pekik Deden.
"SEBENTAR!" pekik Joko.
"Gue anterin mau?" tanya Joko pada Gilly.
"Gak perlu, Ko. Grabnya bentar lagi nyampe." Joko mengangguk, lalu berjalan meninggalkan Gilly. Walau ia ragu, tapi ia tidak punya hak untuk memaksa Gilly.
Deden mendengus, "Siapa?" tanya Deden menghidupkan motornya.
"Gilly," ujarnya pelan.
"Ngapain dia?" heran Deden.
"Ada urusan keluarga katanya," ucap Joko mulai menghidupkan motornya.
Yangzheng menatap keduanya aneh, "Lu habis godain cewek?" tanya Yangzheng pada Joko.
"Kenalan gue."
"Oh. Gak mau di bawa pulang?" tanya Yangzheng.
Joko menggelengkan kepalanya, "Udah gue ajakin. Udahlah biarin."
"Duluan, Ko!" usir Deden.
"Gantian lu di depan," ucap Yangzheng.
Joko menghela napasnya pasrah, "Oke." Tak lama Yangzheng ikut menyusul Joko.
Rigel pun bersiap untuk melaju namun di berhentikan oleh Deden. "Gilly ada di Indomaret. Bawa pulang gih, si Joko gak berhasil ngajak dia balik."
"Itu cewek yang duduk Gilly? Ngapain dia?"
"Kata Joko ada urusan keluarga. Setahu gue daerah sini gak ada rumah selain pabrik," ujar Deden bersiap untuk melaju, "Hati-hati ya ntar kalian," ujar Deden pergi meninggalkan Rigel.
Tak mau pusing, Rigel berbelok ke arah Indomaret. Dengan sengaja memarkirkan motornya di tempat yang tidak seharusnya, tepat di depan Gilly duduk. Dapat Rigel lihat Gilly langsung menunduk.
Dengan pakaian serba hitam, Rigel melepaskan helmnya. Ia mengamit kembali kacamata yang ia gantung tadi di leher bajunya, lalu turun dari motor dan berjalan acuh melewati Gilly.
Saat Rigel berhasil masuk ke Indomaret, Gilly membuang napasnya kasar. Dalam hati ia memaki Joko yang tidak bisa menjaga rahasia. Tidak mau menunggu lama, Gilly pindah posisi duduk yang agak menjauh dari motor Rigel. Ia menurunkan topinya dan pura-pura sibuk dengan ponsel dalam genggamannya.
Pintu Indomaret terdorong dari arah dalam, Rigel dengan gaya santainya keluar dengan sebotol air mineral di tangannya. Ia membuka tutup botol lalu melihat kiri dan kanan, lalu tersenyum sinis, "Kena lu," lirihnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Rigel [Bukan langit Bebas]
Teen Fiction*** Konon katanya, ia di beri nama Sky Rigel karna berhasil memberi kebebasan untuk Daddynya yang trauma untuk kembali memiliki anak. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Ia sendiri terikat, terpenjara dan belum menemukan pembebasan dari hal yang me...