11. Makan di rumah Rigel

3.4K 629 237
                                    

Sebelumnya, aku mau nanya sama si Gegez dan si Mono, emang akun kalian gak ke banned spam komentar gitu? 😂

Gokils loh jempolnya demi 500 komentar.
Salut aku hahah

***
Rigel menghentikan motornya saat Yangzheng menggoyangkan daun pisang seperti wasit balapan, Gilly ikut menatap seluruh temannya yang menunggu mereka di posko gerbang perumahan Rigel.

"Kok kalian gak langsung ke rumah gue?" tanya Rigel.

"Segan, lu belum dateng," ujar Alex.

"Dih, tahu segan juga kalian," ujar Rigel.

"Ya gini-gini masih punya adab kita mah, emang elu?" Sindir Lia.

"Karna gue lagi bau matahari, gue gak punya waktu ngeladeni lu yee Lia. Udah ayo, nyokap pasti udah nungguin."

Tidak lama mereka mulai bersiap dengan masing-masing kendaraannya, Rigel yang memimpin jalan, "Gue ragu itu motor muat di halaman rumah gue," ujar Rigel. Gilly diam dan tidak menjawab sama sekali ucapan Rigel.

Rigel menyapa sopan security di rumahnya, lalu meminta tolong untuk membantu teman-teman Rigel merapihkan motornya. Rigel dan beberapa anak cewek masuk lebih dulu, dan membiarkan anak cowok sibuk merapihkan susunan motor.

"Syalom, Ma," ujar Rigel. Kanaya berdiri dan berjalan dari arah ruang tengah.

"Dih tumben make syalom. Biasanya juga halo, ada orang di rumah," ledek Ara menirukan suara Rigel, wanita itu muncul dari dapur dengan kaleng makanan kacangnya.

"Up to you anak pungut," ujar Rigel malas.

"Siang, Tante," sapa Lia.

Kanaya tersenyum hangat. Rigel mencium tangan mamanya itu dengan sopan lalu mengecup singkat pipinya, Kanaya melirik ke arah luar, "Lah, beneran satu kelas Gel? Mama kira cuma Deden, Yangzheng sama Joko loh."

"Dih, namanya cucurak, ya rame lah, Ma. Kalo cuma Deden, Yangzheng sama Joko namanya cucunyuk!" ujar Rigel malas. Risa tertawa kecil bersama dengan Lia.

Ara ikut kepo. Ia melongo melihat pasukan Kakak kelasnya ini berjalan ke arah rumahnya. "Ma, Ara ke kamar ya," ujar Ara malu. Ia berlari ke lantai atas membuat Gilly tersenyum kecil.

Kanaya mempersilahkan teman-teman Rigel masuk. Rigel langsung menuju dapur dan meletakkan tas serta kantong kresek di lantai begitu saja.

"Kalian mau minum apa? Biar Tante siapin," ujar Kanaya ramah.

"Gak perlu, Tan. Kita nanti buat sendiri."

"Mama duduk aja lah, Ma. Ngapain ngelayanin temen Rigel. Biarin mereka ngambil sendiri," ujar Rigel.

"Ini perdana temen kamu datang serame ini. Ya Mama senang lah. Kamu geserin sofa di ruang tengah, ambil karpet di gudang bawah, gelarin di sana."

"Biasa ngemper di lantai juga," ujar Rigel.

Alex tertawa, "Yok Gel, gue bantu," ujarnya mendorong Rigel. Di susul anak-anak laki-laki lainnya.

"Tante, kita numpang masak ya," ujar Gilly sopan.

"Sok, ayo ikut Tante ke dapur."

Yangzheng muncul dengan beras satu karung isi lima kilonya, di susul Joko meletakkan di kardus Aqua gelas.

"Rigel gak bilang kalo mau cucurak satu kelas. Tante cuma nyiapin makanan buat beberapa orang doang."

"Gapapa Tante. Lagian acara cucurak kelas kita itu biasanya emang masak sendiri," ujar Dewi.

Sky Rigel [Bukan langit Bebas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang