14. Aneh

2.9K 557 35
                                    

Sorry ya, ceritanya jadi sedikit berdebu.
Draft Rigel itu banyak sebenarnya, tapi pas di baca, tanganku gatal ngerombaknya.
Pas udah di rombak, moodnya gak stabil.
Dan sekarang baru bisa update.

Jangan lupa vote, komen dan share ya!
Xie-Xie :-*

***
Rigel terlihat mengendap-endap ke lorong belakang kelas. Tingkahnya mulai menuai kecurigaan di mata Gilly. Gilly ikut bersembunyi hanya karna penasaran apa yang akan Rigel lakukan di sepuluh menit sebelum lonceng pelajaran kedua di mulai.

Lorong ini memang sepi. Konon katanya, ini lorong tersohor dengan berita mistis. Hal tersebut sudah tersiar ke seluruh angkatan, membuat tidak ada siswa-siswi yang berani nongkrong di sini. Apalagi sejak lorong ini di beri tanda X oleh pihak sekolah.

Rigel tampak membawa sebuah tangga membuat Gilly menyipitkan matanya. Bukankah baru kemarin Rigel bolos dan sekarang hendak bolos juga? Lalu ke mana Ijolumut berada? Mengapa mereka tidak turut serta?

Gilly semakin penasaran kala dengan mudah Rigel manjat dan melompat ke arah luar seakan itu hal biasa ia lakukan.

Dengan gerakan gesit Gilly ikut melakukan aksi yang sama. Dengan mengendap Gilly tiba di pangkalan ojek liar, tak lama suara motor Rigel melewati pangkalan, "Pak, ikutin motor itu ya."

Rigel tampak sendiri namun tampilannya berubah. Ia tampak seperti Rigel yang ia temukan di Indomaret kawasan beberapa hari lalu. Masker, hoodie, sepatu, bahkan memakai kacamata. Outfit Rigel di kuasai oleh warna hitam. Dan tunggu, kenapa plat motornya berubah? Gilly ingat sekali, di plat motor Rigel ada tulisan Sky. Sebenarnya hendak ke mana pria ini pergi?

Tiba di sebuah perumahan, Rigel memarkirkan motornya di bawah pohon rindang. Kini Gilly juga turut bersembunyi di belakang mobil yang parkir. Ia menilik Rigel sedang menutup motornya dengan beberapa ranting pohon lalu ia melihat kiri dan kanan membuat Gilly kembali bersembunyi.

"Mbak, ongkosnya seratus ribu, bukan gocap," ujar driver.

"Ta—pi duit di kantong saya cuma itu." Gilly takut. Kenapa ia tidak bertanya terlebih dahulu.

"Gimana sih, ini jauh loh!" Kesal driver.

"Hmm Bapak save nomor saya aja ya. Saya transfer atau besok saya ke pangkalan lagi," ujar Gilly tidak enak.

"Terserah Mbak lah," ujarnya sedikit marah dan berlalu meninggalkan Gilly. Gilly meringis dan kembali pada tujuan awalnya.

"Sial," ujar Gilly saat Rigel sudah berhasil masuk ke sebuah rumah di ujung jalan. Gilly sedikit berlari, perumahan ini masih sangat sepi akan penghuni. Saat Rigel sudah masuk ke sebuah rumah, kini Gilly membuka gerbang yang tidak kembali Rigel kunci. Pun pintu begitu, Gilly masih bertanya-tanya ini rumah siapa?

"Gel?" panggil Gilly. Tidak ada suara apa-apa. Bahkan Rigel sudah tidak ada di ruangan ini. Gilly menilik penuh kewaspadaan kiri dan kanan, hingga suara dari arah kanan tempat Gilly berdiri berbunyi. Seperti gembok yang di hancurkan oleh batu. Suaranya nyaris membuat Gilly terkejut.

Gilly mengendap, dari pintu penuh kaca Gilly dapat menyaksikan bagaimana Rigel menghancurkan gembok di dekat kolam berenang.

Gilly menggeser pintu ke arah kiri, lalu ia berteriak, "RIGEL LU NGAPAIN?"

Pergerakan tangan Rigel terhenti, batu yang ia pegang terjatuh mengenai kakinya. Rasa sakit yang Rigel rasakan tidak setara dengan rasa kagetnya.

"Lu ngapain?" tanya Gilly heran.

Rigel menekan sesuatu yang tergantung di daun telinganya, lalu mendekat ke arah Gilly. Ia tidak bersuara membuat Gilly mengernyitkan dahinya.

"Ini rumah siapa? Kok lu–"

Sky Rigel [Bukan langit Bebas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang