kamu mengajari ku semua hal tapi kamu belum mengajari ku satu hal, yaitu hidup tanpamu
...
Dua hari berlalu, namun Kahiyang tak kunjur sadar. Anggota Rangers tetap menjaga dan memperketat keamanan, dan anggota Rangers bergantian untuk menjaga gadis itu jika mama nya mempunyai kesibukan yang tak bisa ditinggal, abangnya? Abangnya tiap hari ada di rs bahkan menginap dan temani anggota Rangers.
"Gw titip adek gw bentar, gw ada urusan" ucap Rajendra kepada Atha.
"Aman" jawab Atha, Rajendra lalu keluar ruangan ia meninggalkan rumah sakit itu.
Kini tinggal Atha, Rajes, Doni, dan Raka yang menjaga gadis itu.
"Hampa banget idup gw njink" ujar Raka.
"Gak ada patner ghibah lagi gw" ujar Doni lesu.
"Berdoa aja biar cepet sadar tu bocil" sahut Rajes dengan wajah bengong nya.
"Gw cabut dulu, adek gw ngerengek minta ice, ntar gw balik lagi" ujar Atha lalu berjalan keluar ruangan.
Tak lama dari itu ada suster yang masuk untuk memeriksa keadaan Kahiyang, mereka rasa mereka harus pulang dulu untuk mandi. Tapi tetap diluar masi ada penjaga anggota Rangers.
Siapa sangka suster itu bukan suster beneran (?) Melainkan penyusup yang menyamar menjadi suster dan dia mau membunuh Kahiyang.
Tanpa basa basi suster itu mengambil bantal yang sedang dipakai Kahiyang dan suster itu menjalankan aksinya. Bantal di taroh di atas wajah gadis itu dan ditekan agar gadis itu tak mendapatkan oksigen.
Sekujur tubuh Kahiyang mulai mempucat terutama di bagian kaki gadis itu yang sudah kaku.
"ANJING LO APAIN KAHIYANG" teriak seseorang di balik pintu.
Bugh.
"Dokterr !! Dokter tolong" teriak orang itu dan tak lama dokter pun datang dan langsung menyelamatkan Kahiyang dengan pertolongan pertama.
Pembunuh itu dibawah keluar dan di hajar habis habis an. Siapa seseorang yang menyelamatkan Kahiyang? Atha dan Semesta. Mereka datang di saat suster itu menjalankan aksinya. Untung saja mereka datang kalau tidak nyawa gadis itu akan hilang.
"Mati lo anjing ditangan gw" hentak Atha yang sudah emosi.
"Gak peduli gw mau lo perempuan, gak peduli anjing" sentak Atha yang masih menghajar wanita itu.
Semesta ada di dalam ruangan memastikan dan melihat Kahiyang yang sedang di periksa oleh dokter, dan tak lama Semesta keluar lalu menatap wanita itu dengan tatapan iblis. Semesta mencekal leher wanita iti dan menempelkannya di tembok, seperti mencekik wanita itu.
"Bilang ke gw siapa yang nyuruh lo" ujar Semesta dengan nada dinginnya. Namun nihil tak ada jawaban dari wanita itu.
"LO BISU ATAU GIMANA ANJING?!!" hentak Semesta.
Bugh.
Bugh.
Bugh.
Semesta sudah membabi buta, ia menghajar wanita iti hingga wanita itu tak berdaya dan tubuh nya terdapat memar.
"Woi tahan emosi lo" tengahi Rajendra.
"Bawa dia ke kantor polisi, sekarang lo tenang, berdoa" titah Rajendra yang menenangkan Semesta.
Memang sekarang bukan waktunya untuk bertengkar, jika Semesta terus terus an memukul dan menghajar wanita itu terus mati mereka dapat informasi tentang dalangnya dari mana? Kalau tak dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My messy life
Short Storyjangan baca doang ya njem vote juga, idup itu harus seimbang, gw mau simulasi bunuh diri dlu. -Kahiyang