19. teror

163 25 5
                                    

dulu kita beda kota sekarang beda dunia
...

Gadis itu menaikki motor nya, baru saja ia mau berangkat ke sekolah namun di depan pagar terdapat orang yang mengintainya.

Kahiyang mempunyai ide untuk menjebak orang itu, Kahiyang menyalakan motornya lalu menutup helm full face nya itu, tepat di samping gerbang itu Kahiyang menendang orang itu sampai tersungkur.

Kahiyang mematikan motornya namun tak melepas kan helm nya, ia turun dari motor nya, dan memegang kerah baju orang itu.

"Bilang ke gue siapa lo" Kahiyang geram dengan orang itu lalu Kahiyang tak mau menyia nyiakan kesempatan itu.

Bugh.
Bugh.

Dua bogeman lolos diperut orang itu, Kahiyang benar benar tak ada tameng sekarang jadi dia harus melindungi diri dia sendiri.

Namun saat Kahiyang berbalik badan mengambil kunci yang jatuh saat membogem orang itu, tiba tiba orang itu mengambil batu yang ukurannya cukup besar dan melemparkan ke tubuh Kahiyang, dan orang itu menendang Kahiyang.

Kahiyang yang belum siap itu akhirnya tersungkur, akibat Kahiyang kehilangan keseimbangan jadi dia menarik stank motor nya sehingga motor nya jatuh menimpa badan itu. Tak sampai disitu orang itu menginjak motor Kahiyang sehingga badannya tambah sakit karena motor itu tambah menekannya.

Setelah orang itu puas membuat Kahiyang tersungkur, ia langsung pergi meninggalkan Kahiyang dan membiarkan Kahiyang menjerit kesakitan karena tertimpa motor. Setelah orang itu pergi, ternyata ada 3 orang anggota Rangers yang tak sengaja melihat Kahiyang beradu dengan orang itu.

"Weh anjing, kejar dia" Mahen salah satu junior Kahiyang yang menyuruh kedua temannya untuk mengejar orang itu, dan Mahen membantu Kahiyang untuk berdiri.

"Kak lo gak papa?" Mahen memanggil Kahiyang kak karena Kahiyang kakak kelas nya dan seniornya, Kahiyang pernah berkata tak usah memanggilnya kak panggil Kahiyang biasa saja, namun Mahen tak mau karena bagi Mahen Kahiyang tetap Kakak kelas dan seniornya.

"Udah udah gw gak papa cuma cedera dikit" Kahiyang berdiri dan berusaha menegakkan tubuhnya, saat ia jalan kakinya begitu sakit sehingga kakinya pincang "kata gak papa tapi kok pincang" ledek Mahen.

"Pincang dikit" remeh gadis itu sembari duduk di kursi depan rumahnya, dan Mahen sedang memberdirikan sepeda Kahiyang "lo kok bisa kesini? Kan rumah lo gak searah sama gue" Kahiyang bingung kenapa Mahen bisa berada disitu.

"Kebetulan lewat aja" sebenarnya bukan kebetulan namun ia masih harus mengintai Kahiyang gara gara ada orang yang mengancam keselamatan gadis itu dulu.

Baru saja Mahen memarkirkan motor Kahiyang di pinggir jalan, kedua temannya datang dengan napas yang tak beraturan.

"Gimana?" Tanya Mahen kepada kedua temannya itu.

"Dia pake trik lari cepat" jawab Rosi dengan ngos ngosan.

"Cape ngejarnya" jawab Reano.

"Yaudah gak papa, ini juga cuma cedera dikit kok" Ujar Kahiyang sembari berdiri dan mengambil tasnya dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

My messy life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang