U || 23

3K 280 72
                                    

Vote yuk dan jangan lupa tinggalkan komen!😘


•UNCONSCIOUS•

Jeffrey melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat kepada pria di hadapannya. Karena dipersilahkan duduk, maka ia mendudukkan bokongnya pada kursi yang letaknya berhadapan dengan pria tersebut.


"Sudah lama rasanya tidak minum denganmu," kata pria itu sambil menuangkan sebotol minuman alkohol pada gelas kosong Jeffrey.


Jeffrey mengangguk tanda setuju.


"Bagaiamana OCD-mu? Rajin kontrol ke dokter?"

"Ya..., begitu-begitu saja" jawab Jeffrey santai.


"Bagaiamana perkembangannya?" tanya pria itu lagi.


"Gadis itu sudah semakin dekat denganku"


Pria itu terkekeh senang mendengar jawaban Jeffrey.


"Bagus, aku senang mendengar ini. Kurasa semuanya berjalan lancar"


Pria itu selalu memiliki kebiasaan mengetukkan kakinya ke lantai saat sedang senang.


"Akhir bulan ini kita akan beraksi. Aku tidak bisa menunggu lebih lama" tukas pria itu.


Jeffrey mengangguk paham.


"Apa kau yakin jika Johnny pelakunya?" tanya Jeffrey tiba-tiba.


Pria itu yang tengah meneguk minumannya sesaat terhenti karena terkejut atas lontaran pertanyaan Jeffrey.


"Tidak ada yang perlu diragukan lagi Jeff"


Jeffrey kembali mengangguk atas jawaban pria itu.


"Ada apa? Apa kau menjadi ragu?" tanya pria itu saat mengetahui raut wajah Jeffrey yang terlihat tidak yakin.


"Ti-tidak Tuan! Aku hanya bertanya saja. Selama aku bekerja dengannya, ia belum pernah membicarakan masalah itu"


"Bukti terkuat adalah rekaman CCTV dan juga pisau itu, Jeff. Tenang saja, semuanya akan brakhir dan ia akan mendapatkan balasan atas perbuatannya"


Kedua manik pria itu menajam, bukti bahwa ia sangat dendam pada Johnny.


"Kedatanganku kesini aku ingin meminjam seragam militermu, minggu depan aku ada reuni"


"Seragamku sudah robek dan sudah kubuang. Bukankah kau memiliki seragam dilemarimu?" tanya pria itu.


"Ah benarkah? Aku bahkan sudah lupa diletakkan dimana," kekeh Jeffrey sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


Pria itu ikut terkekeh.


"OCD-mu itu terkadang membuatmu menjadi bodoh"


"Baiklah Tuan, sepertinya aku pamit dulu. Gadis itu menelfonku" senyum Jeffrey.


"Baiklah Jeff, sampai berjumpa lagi" senyum pria itu juga.


Jeffrey bangkit dari duduknya kemudian berjalan menjauhi pria itu. Setelah menjauh, yang semula ia tersenyum seketika ia merubah ekspresinya menjadi datar. Begitupun dengan pria itu yang hanya pura-pura tersenyum.





***





Kini Jeffrey dan Evelyn telah berada di suatu hutan pinus lebat yang cukup jauh dari pusat kota. Gadis itu meminta diantarkan kesini karena ia akan ambil video dan foto untuk brand kosmetik terbarunya.


UNCONSCIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang