U || 15

2.6K 280 66
                                    

Jangan jadi sider dong guys huhu kalo sepi aku kyk kurang semangat🥺

•UNCONSCIOUS•

Evelyn telah berada di dalam mobil karena Jeffrey yang menariknya secara paksa. Pria itu terkejut saat tahu Evelyn tengah bersama Jaemin. Gadis itu sudah mulai mengelabuinya.


Jeffrey segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Evelyn sedari tadi tidak berhenti berbicara, gadis itu terus mengomel dengan kesal. Bagaimana tidak kesal jika ajudannya itu mengganggu kegiatnnya dengan Jaemin bahkan hampir saja ajudannya itu meninju wajah Jaemin.


"Kau gila? Kau hampir saja meninju wajahnya!" bentak Eve pada Jeffrey.


"Kau gila? Kau jauh dari jangkauanku. Bagaimana jika terjadi hal buruk?" Jeffrey gantian membentak Evelyn.


"Kau membentakku dan mengatakan aku gila?!" Eve menghela nafasnya kesal.


Jeffrey segera menahan emosinya, ia salah telah membentak gadis itu.


"Jika terjadi hal buruk, papamu akan membunuhku. Tolong mengertilah Eve," suara Jeffrey memelan.


"Tidak akan terjadi hal buruk padaku, Jaemin pria baik"


"Buktinya hampir saja Jaemin melakukan sesuatu padamu"


'Sesuatu' yang Jeffrey maksud adalah kegiatan bercumbu tadi. Mendengar itu, Eve menghela nafasnya kembali karena kesal.


"Itu urusan pribadiku dengan Jaemin dan kau tidak berhak ikut campur!"


"Jika tahu, Tuan akan marah besar padaku"


"Papa tidak akan tahu jika kau tidak memberitahunya!"


"Lagi pula, kenapa kau begitu mempercayai pria itu? Pria itu baru saja putus dengan pacarnya. Kau tidak lihat tadi mantan pacarnya menghampirinya sambil menangis? Ia itu pria brengsek, Eve"


Evelyn cukup kesal saat Jeffrey mengatakan Jaemin pria brengsek.


"Jaga mulutmu, sudahlah aku tidak ingin berdebat" akhir Evelyn dengan ketus.


"Jangan sampai kau memberi tahu papa!" ancam Eve pada Jeffrey.


Sebetulnya Evelyn kesal karena kegiatannya tadi diganggu dan terhenti akibat ulah ajudannya itu. Ia kesal karena ia tidak terdapat ruang pribadi, setelah papanya kini ajudannya yang selalu mengganggu kegiatan pribadinya.


Evelyn telah sampai rumah. Perasaannya yang kesal sudah sedikit mereda karena ia tidak ingin merusak hari spesialnya.


Setelah sampai rumah, Evelyn kembali antusias karena pasti papanya menyiapkan sesuatu untuknya. Setiap ulang tahun, papanya itu selalu menyiapkan sesuatu yang spesial dan mewah.


Setelah masuk ke ruang tengah, suasana terlihat sepi. Tidak terlihat kejutan yang biasa papanya berikan.


Oh, mungkin di kamarku!.


Evelyn bergegas menuju kamarnya, saat ia membuka pintu. Kejutan tersebut tidak terlihat, kondisi kamarnya sama seperti pagi tadi. Bahkan ia melihat bibi yang tengah memasukkan bajunya ke dalam lemarinya.


"Oh, Nona sudah pulang?" sapa bibi ramah.


Evelyn mulai sedih, seolah hari ini tidak ada yang mengingat hari spesialnya. Bahkan bibinya.


UNCONSCIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang