3. Minta Tolong

94 9 13
                                    

Dara mondar-mandir di ruang tengah. Mencari novel yang baru dibeli dua hari lalu. Lelah mencari, bertanya pada Sukma yang sedang menonton sinetron azab.

"Mama ngeliat novel aku gak?"

"Terakhir taruh di mana?" Sukma bertanya enggan menoleh.

"Kalau tau aku gak bakal nanya sama Mama."

"Mama juga gak tau ngapain ditanyain."

Dara mengatur napas. Mengingatkan diri untuk tidak emosi. "Nonton azab mulu, diazab baru tau rasa."

"Ganggu Mama mulu tiap nonton, Mama kutuk baru tau rasa." Sukma mengikuti gaya bicara Dara.

"Ampun Bu Suk..." Dara memilih menjauh daripada dikutuk. Lanjut mencari novel yang urung ditemukan.

Heran. Barang kalau dicari selalu saja tidak ketemu, tapi jika tidak dibutuhkan terlihat di mana-mana.

"Buleee!!! Lo sembunyiin di mana novel gue?!" teriak Dara nyaring. Menyelonong masuk kamar Jennifer tanpa mengetuk.

"Berisik!" amuk Jennifer melirik tajam.

"Pacaran terusss," sindir Dara melompat duduk ke kasur Jennifer.

"Jomblo terusss."

"Kualat lo nanti ngehina jomblo!" Dara mendekat. Merecoki Jennifer sedang video call dengan Junior.

"Hai Jujun!" sapa Dara. Melambaikan tangan ke ponsel ikut nimbrung. "Si Jejen bilang dia pengen martabak loh."

"Hahaha bilang aja lo yang pengen Dar," balas Junior di seberang sana.

"Ah, Jujun peka banget sih!"

"Gue peka kayak gini aja pacar gue masih sering ngambek." Sontak perkataan Junior barusan membuat Jennifer melebarkan mata lalu cemberut.

Junior dan Jennifer memang berpacaran. Hubungan mereka baru berjalan kira-kira satu bulan. Masih masa bucin-bucinnya!

"Aduh Jujun kasian banget. Putusin aja si Jejen emang cewek laknat."

"Pergi sana! Ganggu aja jomblo," usir Jennifer mendorong pundak Dara agar menjauh dari ponsel.

Dara bangkit berdiri di sebelah ranjang. Berkacak pinggang. "Songong banget! Gue bilangin Babe lo ya."

"Bilang aja." Jennifer fokus kembali pada ponsel. Menganggap Dara hanya sebuah pajangan kamar.

Dara dan Jennifer bukanlah saudara kandung. Sukma menikah lagi setelah suaminya berpulang menghadap yang Maha Kuasa. Dara juga terbiasa memanggil Ayah sambungnya yang asli Amerika dengan sebutan Babe alias Bapak Bule.

Setelah Dara pergi, Jennifer mendengus. Sebal melihat Dara yang keluar tidak menutup kembali pintu kamarnya. Kebiasaan!

"Bibiii!!!" teriak Dara melihat Bi Sulis keluar dari arah dapur.

"Kenapa, Neng?"

"Bi Sul ngeliat novel aku gak?"

"Neng Dara suka baca buku toh? Bukannya gak suka ya karena tiap baca selalu ngantuk?" tanya Bi Sulis bingung.

Dara menepuk jidatnya. "Astaga Bi Sul! Kalau ngomong kok suka bener?"

Bi Sulis tertawa. "Bibi gak liat, Neng."

"Yah, padahal baru beli," ujar Dara pasrah. "Ya udah aku mau pergi dulu."

"Mau ke mana Neng malam-malam gini?"

"Ke Izinmart beli cemilan, Bi Sul mau nitip sesuatu?"

Bi Sulis tampak berpikir. Mengingat stok barang di dapur. "Sabun cuci piring aja, Neng."

GARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang