19. Tamu Tak Diundang

41 7 3
                                    

"Kak Dara, kata Kak Garda kakak mirip ini." Bobo menghampiri meja Dara sambil membawa sebuah buku di tangannya.

"Kak Garda bilang jangan kasih tau ke Kak Dara."

"Kenapa Bobo kasih tau ke Kakak? Kan gak boleh dikasih tau," kata Dara pada Bobo yang jadi kebingungan.

"Eum... Kenapa ya?" Bobo meletakkan jari telunjuknya di kepala, seolah berpikir. "Bobo gak tau, Kak."

Dara tertawa. "Gak papa, Bo. Gak usah dipikirin. Mana yang mirip sama Kakak?"

Bobo meletakkan bukunya di atas meja. Menunjuk sebuah gambar di buku itu. Seketika Dara melebarkan mata melihatnya. Luapan emosi sudah siap untuk meledak pada orang yang saat ini sedang pergi ke izinmart.

 Luapan emosi sudah siap untuk meledak pada orang yang saat ini sedang pergi ke izinmart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kurang ajar!" maki Dara pelan. Dengan cepat menutup buku Bobo dan menaruhnya ke dalam laci.

"Kok bukunya diambil, Kak?"

"Itu untuk orang yang udah besar, Bo. Kamu masih kecil jadi belum boleh baca."

Bobo menurut saja tanpa tau dia sudah dibohongi. Anak itu kembali ke kursinya mengerjakan tugas yang sudah Dara berikan.

"PARA BOCIL LIAT GUE BAWA APA!!!"

Dara, Nana, Tari, Sifa, dan juga Bobo sontak menoleh ke arah sumber suara. Terlihat Garda berdiri dengan sebuah kantong plastik besar di tangannya. Tidak hanya itu, cowok itu juga membawa tamu tak diundang yang siap memporak-porandakan kegiatan amal ini.

"HAIII GUYSSS!!!"

Teriakan heboh Grey membuat Dara mendengus sebal. Kenapa sih mereka bisa sampai ikut ke sini? Bisa terkontaminasi anak-anak karena hawa negatif dari mereka.

"Ngapain sih lo semua ke sini? Masih jam sekolah lagi," ucap Dara ketus.

Nanda mengambil alih fungsi meja menjadi tempat duduk. "Kenapa? Gak boleh? Atau jangan-jangan emang lo mau berduaan aja sama Garda?"

"Bacot deh, gak lo anggap mereka di sini?" kata Dara menunjuk Nana, Tari, Sifa, dan Bobo.

"Hehe, lucu banget lo, Tong." Nanda mencubit pipi gembul Bobo.

"Gimana Bu guru muridnya udah pada pinter semua?" tanya Grey yang duduk di kursi Nana. Cowok itu menyuruh Nana untuk duduk dengan Tari di satu kursi.

"Pinter lah gak kayak lo!" balas Dara sinis.

"Parah lo Dar kalau ngomong suka bener," seru Junior tertawa keras.

"Ngaca anjing!" maki Grey pada Junior.

"Para bocil, sini gue kasih makanan." Garda mengangkat kantong plastik jumbonya ke atas dengan satu tangannya.

"Eh, mereka belum siap ngerjain tugas! Nanti aja kalau udah siap ngerjainnya," seru Dara bangkit berdiri menghampiri Garda.

GARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang