17. Terpaksa Bersama

49 7 0
                                    

Suara bisik-bisik tetangga terdengar di tengah lapangan. Matahari yang terik tidak bisa mencairkan pikiran mereka untuk tidak berbuat curang. Dengan dipimpin oleh Garda, keempat sejoli itu tengah bersiap untuk bolos pelajaran olahraga.

Sudah matahari menyilaukan mata, ditambah curhatan pagi hari Pak Samsul tentang kucingnya yang sedang tidak nafsu makan membuat para murid 12 IPA 3 harus mengelus dada sabar.

"Lo nanti jalan dikit ke tempat si Jojo di belakang, biar gue suruh yang lain buat maju satu-satu ngisi tempat yang kosong. Habis itu lo langsung lari ke koridor jangan sampe bunyi, kalau perlu kaki lo jangan napak tanah," kata Garda memberi arahan.

"Ngesot aja gue gimana?" tawar Grey menahan kesal.

"Nah tumben otak lo berfungsi. Ngesot lebih gak keliatan karena kita semua berdiri." Garda malah setuju dengan usul bodoh Grey.

"Lo jangan aneh-aneh Gar, mau gue suruh titan sentil empedu lo?" kata Grey membuat Garda terkekeh.

"Titan mambo yang penyanyi itu gak sih?" sahut Junior di barisan depan Grey.

"Pinkan woy! Pantes nama lo Junior, isi otak lo gak pernah naik level ternyata," balas Grey emosi.

"Apa yang kalian rumpikan itu di belakang?" Pak Samsul menatap ke arah kumpulan Garda. "Heran Bapak sama kalian, ngerumpi lancar tapi pas presentasi gak ada keluar suaranya."

"Ini Pak si Grey, dia tadi nanya sama saya. Kata Grey Adiknya pake sampo khusus hijab, apa sekarang Adiknya jadi mualaf?" Grey melebarkan mata. Curhatannya dua hari lalu dijadikan alasan untuk bolos sekarang oleh si kampret Garda.

"Iya Pak, mana Abangnya juga ikut pake tuh sampo. Berarti Abang Grey resmi ganti kelamin dong, Pak?" sahut Junior menambahkan.

"Waduh, Bapak juga pernah pake itu sampo. Jadi gimana solusinya sekarang?" kata Pak Samsul jadi panik.

"Mandi wajib, Pak!" saran Garda.

"Ruqyah coba, Pak!" ujar Grey lebih ngawur.

"Botakin aja Pak rambutnya!" Garda dan Grey langsung menatap datar Junior. Detik berikutnya, "Emang udah gak punya rambut bodoh!" kata mereka kompak.

Kenan menatap datar situasi di sekitarnya. Melihat semua murid 12 IPA 3 jadi ikut berpikir masalah solusi dari sampo khusus hijab itu. Apa ia baru sadar kalau sekarang salah masuk kelas?

"Baiklah kelas sampai sini dulu. Bapak mau cari solusi dari masalah sampo ini. Nanti kalau udah ketemu jawabannya Bapak kasih tau ke kamu Grey."

"Siap, Pak! Semoga cepat ketemu solusinya," kata Grey memberi postur hormat.

"Seriusan, Pak? Berarti kita freeclass 2 jam?" tanya Indah memastikan.

Pak Samsul mengangguk. Menutup kembali buku absennya lalu pergi begitu saja meninggalkan murid-muridnya di tengah lapangan untuk mencari solusi dari sampo khusus hijab itu.

"Kayaknya gue salah daftar sekolah deh. Gak ada yang benar manusia di Hasta," curhat Mawar yang diangguki Indah.

"Pindah ajalah yuk kita War ke SOPA!"

"Gasss, Ndah!" ujar Mawar semangat.

•••✿•••

Suasana kantin langsung ramai oleh para murid 12 IPA 3 yang lagi ketiban rezeki. Ada yang memilih kumpul di kantin dan makan jajan, ada juga yang memilih mendinginkan badan di bawah kipas sambil rebahan di atas meja ataupun makan bekal.

"Gila, gue akuin gara-gara cerita si Grey kita jadi gak perlu cape-cape bolos. Udah dikasih freeclass langsung sama si gundul," kata Junior menyantap kurupuk di meja.

GARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang