2. Tantangan

108 11 26
                                    

hayo vote & komennya janlup! <3

•••✿•••

Tiga jam telah berlalu. Dara menatap malas sesosok wanita dengan lipstik merah menyala. Di saat sebentar lagi akan istirahat ada saja hal gabut yang dilakukan guru itu.

Ia berdoa dalam hati. Berharap cobaan hidup ini cepat berakhir karena mie ayam, cilok, cireng, bakwan, dan kawan-kawan di kantin sudah menunggunya.

"Gak ada yang mau bertanya?" Bu Ana menatap muridnya yang tiba-tiba mengheningkan cipta.

Hening. Semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang pura-pura mencatat, ada yang akting memahami materi, ada yang dilirik guru sedikit langsung berasa mau salto.

Hingga kalimat horor itu keluar begitu saja. "Baiklah kalau begitu Ibu saja yang bertanya."

"Nanya mulu si Frozen kayak Dora," cicit Dara menyenggol lengan Nanda di sebelahnya. "Nanya dong lo, Nan!"

Nanda melirik Dara sekilas lalu menggeleng. "Kalau orang lain bisa kenapa harus gue?"

"Gue kira bibir gue kering karena kurang minum, ternyata kurang ngehujat lo," sewot Dara memutar bola matanya.

Bu Ana melipat tangan di depan dada. Matanya menyipit mencari manusia dengan tampang tak berdosa.

"Dara, kamu maju kerjakan soal ini."

Dara mematung. Menunjuk diri sendiri berusaha memastikan. "Saya Bu?"

"Bukan. Mang Dadang." Mang Dadang adalah penjual cilok terendul sewilayah sekolahan. Karena cuma dia yang jual cilok di sana.

"Oh, Mang Dadang!" Dara tersenyum puas. Bersyukur bukan dirinya yang disuruh maju. "Kirain Ibu manggil saya tadi hehe."

"Ibu manggil kamu Dara Elvaretta!"

Dara bingung. "Loh, gak jadi Mang Dadang, Bu?

"Dara, kamu gak maju sekarang, satu kelas gak boleh istirahat!" ujar Bu Ana penuh penekanan.

Nanda menepuk pundak Dara. Berusaha menguatkan sahabatnya yang tiba-tiba terkena mental. "Perut gue tergantung isi otak lo."

Dara bangkit berdiri dengan terpaksa. Memandang ke arah teman sekelasnya yang memasang wajah memelas.

"Beban gue udah banyak, disuruh lagi nanggung beban lo semua!"

"Beban gue udah banyak, disuruh lagi nanggung beban lo semua!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara mencibir. "Mawar sama Marwan yang pacaran kenapa gue yang diribetin gini?" gumamnya melirik Bu Ana yang sibuk berkaca. Memastikan tidak ada lipstik yang menempel di gigi.

Mengerjakan dengan cepat, Dara menghampiri Bu Ana mengembalikan spidol. "Udah siap, Bu."

Bu Ana hanya melirik sekilas lalu menyusun bukunya. "Baiklah, kalian boleh istirahat."

GARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang