02-Fitnah
byurr
Aya terbangun disaat ada orang yang menyiramnya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat dirinya duduk di kursi usang dengan tangan beserta kakinya diikat sangat kencang di ruangan yang sangat gelap dan kumuh seperti sudah lama tak ditinggali.
Ia dapat melihat seorang pria memakai topeng yang menutupi sebelah wajahnya tapi ia dapat menebak siapa orang yang didepannya tersebut "Kau sudah bangun sialan?" Tanya pria bertopeng tersebut dengan rendah.
Aya tidak memancarkan sorot mata penuh dendam sekarang dari tatapannya terlihat sendu. "K-kau? Kenapa aku ada disini?" Tanya Aya dengan suara serak.
"Pembunuh"
'Apa maksudnya?' batin Aya bingung dengan ucapan pria bertopeng yang didepannya.
"Maksudmu apa?" Tanya Aya penuh kebingungan.
"Kau yang menabrak sepupu ku, tega sekali kau menabrak anak kecil yang tak bersalah!" Ujarnya dengan meninggikan suaranya.
'Anak kecil? Bukankah bukan aku yang menyetir. Lalu dimana pak alex sopirku?' tanya nya dalam hati . Lalu ia mengedarkan pandangannya ke kekiri, kekanan, dan kedepan tapi tak ada sopirnya disini.
"Maksudmu aku menabrak anak kecil? Lalu dimana sopirku?" Tanya Aya
"Kau pura-pura lupa akan dosamu yang telah menabrak seorang anak kecil hah? Sopir kau bilang? Bukankah kau sendiri yang menyetir mobil dalam keadaan mengantuk!" Jelas pria bertopeng tersebut.
"Aku tidak menyetir. Dan semalam aku tidak sedang mengantuk!" Balas Aya tak Terima di fitnah menabrak seorang anak kecil.
Pria bertopeng itu melangkah maju ke arah Aya dan mencengkram dagu Aya "tidak usah mengelak, semalam kau yang menabraknya dan semua bukti mengarah padamu"
"Lalu jika aku yang menabraknya kenapa kau membawa ku kesini?! Bahkan kau membawa ku tanpa bertanya padaku apakah aku bersalah atau tidak dalam masalah ini!" Teriak Aya di depan wajah pria bertopeng itu.
"Aku tidak akan membiarkan mu lolos dari kesalahan mu. Nyawa di balas nyawa, sepupuku sekarat karena ulahmu."
Pria bertopeng tersebut semakin mencengkram kuat dagu Aya "maka dari itu akan aku beri pelajaran yang menyakitkan bagi seorang pembunuh sepertimu"
"Aku bukan pembunuh!" Teriak Aya.
"Diam sayang. Tidak usah berteriak karena sekarang bukan waktunya untuk berteriak." Ucapnya dengan lembut mengelus pipi Aya.
Aya memalingkan wajahnya memandang ruangan tersebut dengan pandangan kosong "aku tidak percaya, aku akan mati di tanganmu" Lirihnya pelan bahkan tak dapat didengar selain dirinya sendiri.
"Bawa air garam beserta yang lainnya saatnya aku melakukan eksekusi" Perintahnya.
"Baik king"
Orang yang memanggilnya king pergi mengambil garam dll yang dimaksud pria bertopeng tersebut.
Setelah beberapa menit mereka kembali membawa pesanan tuannya.
"Ah ini akan menyenangkan bagi pembunuh anak kecil seperti mu, mau cambuk? Belati? Atau apa sayang?" Tanyanya dengan lembut sambil berjongkok.
Aya tidak menjawab dia hanya merenung mengingat kejadian masa lalunya tentang keluarganya dan disaat ia ditolong oleh sahabat kecilnya yang sudah lama meninggalkan nya.
'Aku mati sebelum membalaskan dendamku pada pria bajingan itu.' batin Aya kecewa karena mungkin ia akan mati ditangan pria bertopeng yang ada dihadapannya dan berarti jika ia mati ia tak dapat membalaskan dendam yang selama ini ada di hatinya.
"Jawab sialan!" Teriak pria bertopeng tersebut dengan geram karena tak mendapat jawaban dari aya.
Lalu ia membawa air garam dan menyiramnya ke tubuh Aya.
Aya memejamkan matanya dan menggigit bibirnya karena merasakan perih akibat luka yang belum terobati kemarin malam setelah bertarung dengan orang yang membantai keluarganya sampai meninggal.
"Kau tak mau memilih? Baiklah biar aku saja yang memilihkannya untukmu" Saran nya.
"Kenapa kau sangat ingin membunuhku **" Lanjutnya dalam hati.
"Kau masih bertanya apa salah mu hah?!"
"Kau masih lupa akan dosa mu ternyata, akan aku jelaskan sembari memberikan mu hukuman yang emm menyenangkan" Jawabnya.
Ia membawa belati kecilnya dan mulai menggoreskan nya ke pipi Aya. Ia juga dapat melihat sebuah bekas jahitan di dahi Aya yang sempat membuat memberhentikan aksinya.
Setelah puas menggoreskan sebuah luka di wajah Aya, ia membawa cambuk nya dan mulai mencambuk Aya dengan cepat tanpa henti.
Sudah banyak yang ia lakukan kepada Aya namun gadis tersebut masih diam tak memberontak ataupun mengeluarkan suara pandangannya kosong.
"King" Ucap anggota nya yang sama memakai topeng yang menutupi sebelah wajahnya
Ia menoleh pada anggota nya "Ada apa?! Kenapa kau mengganggu ku disaat aku melakukan eksekusi hah?!" Teriaknya tak Terima diganggu.
"I-itu sepupu anda mengalami kejang-kejang dan memanggil anda" Jelasnya dengan gemetaran.
"Pergi, katakan aku akan datang setelah memberi pelajaran pada pembunuh ini"
"Baik king"
Anggotanya yang tadi sudah pergi keluar meninggalkan mereka berdua dari pikiran masing-masing nya.
"Kali ini kau selamat karena aku tidak memberikan banyak hukuman padamu." Ucapnya lalu berdiri.
Aya lega karena ternyata orang yang dihadapannya tidak jadi membunuhnya dan ia masih memiliki kesempatan untuk membalas si pria bajingan itu.
"Tapi....
T
B
C
• • • • •
![](https://img.wattpad.com/cover/277261101-288-k267580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aya or Zia (?) [Hiatus]
Random⚠️ 𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧! ⚠️ 𝗔𝘁𝗵𝗲𝘆𝗮 𝗞𝗶𝗻𝗮𝗿𝗮 𝗗𝗶𝗻𝗶𝗻𝗴𝗿𝗮𝘁, anak yang lahir dari keluarga Diningrat yang sudah lama hilang dan kembali ditemukan setelah 7 tahun lamanya dalam keadaan meninggal terbakar di gudang kosong dekat hutan...