11-Pengganggu

858 85 9
                                    

11-Pengganggu

"Semuanya akan berubah seiring dengan berjalannya waktu"

-Mulai sekarang panggil Aya sebagai zia-

"Ah kalau begitu saya izinkan kamu untuk keluar dari rumah sakit ini. Karena sepertinya kamu juga sudah kembali sehat setelah melewati masa kritis mu kemarin" Ucap dokter.

Mendengar ucapan dokter ia senang , haha tidak sia-sia ia mengancam dokter itu. Ia menganggukkan kepalanya "mam hear, dia sudah mengizinkan ku pergi. So, Let's Go!"

Singkat cerita zia pulang kerumah nya dengan taksi karena mamanya tiba-tiba dipanggil orang untuk bertemu secara mendadak.

Selama diperjalanan zia menyempatkan dirinya untuk tidur dan berdoa semoga saja ingatan pemilik raga ini hadir diingatan nya, agar ia tahu apa permasalahan nya.

Di alam bawah sadar ia bertemu dengan arwah pemilik raga yang ia tempati sekarang.

"Gelap dan sunyi? Apa ada orang?" Tanya Aya dengan santai.

Lalu sesosok arwah gadis datang menghampiri nya dengan tersenyum lebar.

"Hai!" Sapanya

Aya berdehem "Hm, siapa kau? Apa kau pemilik raga yang tadi ku tempati." Tanyanya datar.

Mata gadis tersebut berbinar dan mengangguk seperti anak kecil "iya aku zia!! Senang bertemu dengan kakak" Jawabnya.

"Kau pasti sudah mati, benarkan?" Tanyaku.

"Zia gak tau mungkin iya" Jawabnya.

"Kau orang yang kemarin mati dibunuh orang-orang itukan? Hahah kenapa kau sampai mempunyai musuh seperti itu, seharusnya kau nikmati hidup sendiri tanpa harus membuat orang menjadi musuhmu sendiri" Jelas Aya dengan senyum miring nya.

Kemudian zia menunduk sedih "aku tidak mau sendirian, dan aku juga tidak membuat orang menjadi musuhku" Jawabnya.

'Sebenarnya aku juga tidak ingin hidup sendirian. Namun tua bangka itu malah membuatku harus hidup dalam kesendirian, kesunyian dan kegelapan' tanpa sadari tangan Aya mengepal saat mengingat kejadian keluarganya yang dibunuh didepan mata kepalanya sendiri.

"Oh ya? Lalu mengapa kau sampai mempunyai musuh hm?" Tanya Aya sedikit lembut.

Zia mengangkat kepalanya dengan nata berair "zia dituduh jadi pembunuh nenek dan kakek oleh sepupu ppb ny zia" Jelasnya.

Aya menyeringai "kau dituduh sebagai pembunuh? Lalu selanjutnya apa yang terjadi" Tanya Aya senang setelah mendengar PPB.

"Mereka semua jauhin zia dan selalu nuduh zia pembunuh. Setelah SMA zia jadi suka bully PBB itu soalnya zia gak Terima dia hidup bahagia bareng abangnya zia, sedangkan zia malah hidup dalam lingkaran kebencian mereka"

Aya yang mendengar cerita zia sedikit iba padanya ternyata bukan hanya ia yang menderita di dunia ini.

Kemudian ia berbalik dari hadapan zia dan menyeringai mendapat sebuah ide cemerlang "tenang saja kalau begitu aku akan menggantikan mu dan akan membalas dendam mu pada PPB itu, ah aku mempunyai mainan baru Hahaha" Dia berbicara diiringi tawa iblisnya sampai-sampai membuat zia sedikit bergidik.

"Kakak hati-hati soalnya dia licik, dia juga bareng seseorang buat hancurin keluarganya aku" Peringatnya.

"Tenang kau tidak usah khawatir aku bukan orang lemah yang akan bertindak gegabah sampai ia bisa dengan mudah memfitnah mu lagi. Akan aku luruskan semua kesalah pahaman yang selama ini terjadi di keluarga mu. Tapi aku meminta izin padamu jika keluarga mu bermain fisik pada ragamu aku akan membalas setiap kekerasan yang mereka berikan pada ragamu ini dengan berkali lipat."

"Terserah kakak, aku akan selalu dukung kakak Terima kasih karena mau menggantikan posisi ku saat ini" Ucap zia dengan tersenyum.

"Terima kasih juga karena kau aku juga masih bisa hidup. Berikan semua ingatanmu padaku! Tak ada penolakan".

Sebuah cahaya datang menghampiri mereka dan Aya masuk kedalam cahaya tersebut.

• • • • •

Satu persatu ingatan masuk dalam kepalanya. Ia bangun lalu menyeringai lagi setelah tau siapa saja orang yang akan ia jadikan mainannya. "Sudah sampai?" Tanya zia dingin.

Supir mengangguk dan menjawab "ya sudah sampai nona".

Zia berjalan keluar dari taksi setelah membayarnya. Kemudian ia menatap rumah yang besar dihadapannya tapi tidak sebesar mansion miliknya.

Ia berjalan santai dengan hoodie yang melekat di tubuhnya. Ia membuka gerbang secara perlahan.

Dari jauh ia dapat mendengar suara tawa mainannya. Ia berjalan lagi kearah pintu rumah lalu membuka pintunya dengan senyum miring nya.

Setelah memasuki rumah ia langsung merubah wajahnya menjadi datar tanpa semangat tidak seperti biasa yang dilakukan zia asli.

Berjalan dan berjalan sampai suara seseorang memberhentikan langkahnya disaat ia akan menaiki tangga.

"Baru pulang lo? Kenapa gak mati aja bitch!" Itu adalah suara seorang pemuda.

Ia berbalik menatap orang yang memberhentikan langkahnya. "Mati? Gua gak akan mati sebelum lo semua...






























T
B
C
• • • • •

Weh bntu vote, Comment and share ya !
jan lpa fllow ig @/darknessismylife_08 .
Tunggu part slnjutny!

Aya or Zia (?) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang