05-Kembalinya Ingatan Yang Dulu Hilang

928 89 2
                                    

05-Kembalinya Ingatan Yang Dulu Hilang

"Memangnya apa yang kuperbuat?" Tanya saga.

Handphone yang dipegang papa saga langsung dilempar ke arah saga dengan cepat saga menangkapnya dan menunggu jawaban dari pertanyaan nya.

"Lihat semua rekaman CCTV-nya!" Perintah papanya.

Saga menghidupkan handphone milik papanya dan membuka galeri disana terdapat sebuah rekaman video CCTV tadi malam disaat kejadian tersebut terjadi.

"Lihat! Apa kamu buta bukan dia yang menyetir! Dia hanya dijadikan kambing hitam oleh orang bertopeng tersebut." Bentak papa saga.

Kening saga berkerut kenapa disaat ia yang mencari seluruh rekaman nya ia tak mendapatkan nya dan dengan cepat rekan papanya menemukan video rekamannya hanya dalam beberapa menit.

"Kenapa saat aku menyuruh anggota ku mencari seluruh rekamannya ia tak mendapatkan nya? Dan dengan mudahnya papa mendapatkan nya dalam hitungan menit?" Tanyanya sedikit heran.

"Kamu memang bodoh saga! Kalau anggota mu tak becus mencari informasi lebih baik kamu meminta papa yang mencarinya bukan malah membuat kekacauan seperti ini!" Teriak papa saga murka, ya ia sangat murka mengapa anaknya sangat bodoh ia menyalahkan orang yang tak bersalah dan lagi orang yang disalahkan anaknya itu adalah ara/aya anak dari sahabatnya dulu.

"Aku panik dan tak terpikirkan akan hal itu" Jawabnya enteng.

Mendengar anaknya yang masih saja santai setelah membunuh orang yang tak bersalah emosi nya semakin terpancing. Ia meninju dan membenturkan Kepala anaknya ke tembok.

"Mas!!" Teriak mama saga histeris sambil menangis.

"Argghhh" Erang saga.

Lalu semua ingatannya yang dulu hilang kembali.

"El kamu tahu gak kalau aku suka bulan" Ucap anak perempuan yang rambutnya pendek dan memakai jepit duduk disebelah el sambil melihat langit yang terdapat bintang dan juga bulan di langit yang sudah malam.

El menoleh "ara suka bulan?" Tanya el pada anak perempuan tadi, ia ara/aya.

Ara mengangguk sebagai jawabannya.

Lalu El kembali menatap langit yang sudah malam "kalau aku sukanya bintang"

"Kenapa tuh"

El menghembus kan nafasnya pelan "Karena aku gak mau jadi bulan yang selalu menerangi malam tapi ia hanya sendirian tanpa teman tidak seperti bintang yang selalu bersama-sama dengan bintang yang lain" Jelas el.

Ara yang mendengar penjelasan el langsung menoleh dan menjawab "oh jadi gitu ya, padahal ara sukanya bulan soalnya ara pikir mempunyai cahaya yang terang itu bikin orang suka sama bulan"

"Ara menjadi bulan emang hebat karena selalu bisa menerangi orang dalam kegelapan malam tapi menjadi bulan juga tidak mudah. ia tak memiliki teman, tapi kalau ara suka nya bulan gapapa kok itukan kesukaan nya ara bukan aku"

"Iya, tapi sekarang ara juga jadi suka sama bintang juga!"

_____________________________________

"Ara, aku mau kita gak akan pernah pisah sampai kita besar nanti ya?" Pinta el.

Ara mengangguk lucu "Iya ara juga gak mau pisah sama el, kita besar sama-sama ya el, janji?" Sembari menyodorkan jari kelingking nya.

El mengangguk dan menyatukan jari kelingking mereka "janji. Kalau El lupa sama ara, ara jangan lupain El ya dan buat El ingat lagi sama ara"

"Iya ara gak bakalan lupain El, kan El sahabat terbaik nya ara!"

Mereka tersenyum lalu berpelukan dengan penuh kasih sayang antar sahabat.

______________________________________

Flashback 7 tahun yang lalu

"Ara rumah kamu kok gak ada satpamnya?" Tanya El seraya berjalan mengantar ara masuk kerumahnya.

"Nggak tau mungkin pak satpamnya lagi jajan kewarung" Jawabnya sembari meniupkan permen karet.

"Oh, yaudah El pulang dulu yah, dadah ara" Pamit El melambaikan tangannya.

Ara mengangguk dan melambaikan tangannya pada El.

Ara berjalan memasuki rumah setelah masuk ke rumah ia tak mendengar suara, ia terus berjalan ke belakang rumahnya.

"Mama"

"Papa"

"Abang"

Ucap ara memanggil keluarganya satu-persatu.

Ketika memasuki belakang rumahnya ia melihat segerombolan pria bertopeng sedang melukai keluarganya dengan mama yang sudah tertembak dan mengeluarkan banyak darah disekitar tubuhnya. Sepertinya mamanya telah meninggal.

Dan papanya yang masih 'agak' sadar sedang disiksa pria bertopeng yang seperti nya ketuanya.

Dan terakhir abangnya yang sekarat lalu abangnya ditembak dibagian kepala , sekarang keluarganya tersisa papanya saja.

Sang ketua bertopeng yang menyadari kedatangan ara langsung saja menoleh kehadapan ara dan menyeringai.

"Hallo anak manis" Sapa nya sambil menyerangi.

"O-om k-kenapa l-lukain papa, mama sama abangnya ara?" Tanya ara ketakutan ketika melihat pria bertopeng itu membawa pistol dan menodongkan nya ke kepala papanya.
Kepala papanya menggeleng disaat tau anak bungsunya datang, bermaksud agar ara menjauhinya.

"Om cuman main doang sama mereka kok, kamu mau ikut juga gak?" Tanya sant ketua kumpulan pria bertopeng.

"O-om j-jangan lukain mereka hiks" Tangis ara mulai pecah ketika melihat papanya yang terkulai lemas di bawah kaki ketua bertopeng.

"Tapi om mau lukain mereka, gimana dong?"

"Hiks jangan om" Ucap ara bergetar.

dan

Dorr

Tepat disaat suara peluru diluncurkan ke kepala papanya ia memejamkan matanya sambil menangis.

"Sekarang giliran kamu anak manis" Dengan seringaian nya.

Ara tetap diam dan menangis dikala melihat keluarganya meninggal didepan matanya dan ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Dorr
Brukk

Suara peluru dan suara lemparan pot terdengar ditelinganya. Ia mulai membuka matanya dan kaget kala melihat....





























T
B
C
• • • • •

Aya or Zia (?) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang