03-Mati?
"Tapi tenang saja kau akan tetap mati terbakar disini" Lanjut pria bertopeng tersebut dengan senyum miring nya yang terlihat sebelah.
Aya yang mendengar ucapan pria tersebut langsung mengalihkan pandangannya ke wajah pria bertopeng tersebut tak percaya akan tindakannya.
"Kau sangat berambisi untuk membunuh ku, tidak papa aku ikhlas" Lanjutnya dalam hati
"Ya aku sangat berambisi untuk membunuh orang yang telah mengusik hidupku" Jelasnya lalu menusuk perut aya sampai mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"Siram semua ruangan yang ada disini dengan minyak bensin dan bakar tempat ini sampai hangus" Titahnya pada anggota nya.
"Kau akan mati sekarang juga" Bisiknya tepat ditelinga Aya.
Aya mencium pipi pria bertopeng tersebut dan malah memberikan senyuman pada pria bertopeng tersebut.
"Terima kasih" Ucap Aya dengan tulus.
"Kau beraninya mencium pipi ku hah!" Bentaknya tepat di telinga aya yang membuat Aya langsung menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus keluar dari matanya.
Pria bertopeng tersebut langsung pergi keluar dari ruangan tersebut dan berteriak "cepat bakar tepat ini dan jangan sampai ada orang yang membantu memadamkan apinya!"
"Terima kasih karena pernah menjagaku. Selamat tinggal ** maaf karena telah membuatmu terluka" Ucapnya sebelum pria bertopeng tadi benar-benar pergi.
Entah pada siapa Aya berbicara seperti itu namun perkataan nya membuat pria bertopeng tadi memberhentikan langkahnya.
Disaat ia ingin berbalik tiba-tiba handphone nya berdering.
"Ya?"
"Cepat ke RS dia meninggal"
"Apa?!"
Tut
ia mematikan telpon nya dengan emosi dan langsung saja membuang korek api yang menyala ke dalam ruangan yang membuat api berkoar membakar ruangan tersebut."Kau masih tidak ingat padaku **?" Tanya Aya lalu ia terbatuk-batuk karena bau gas yang meracuni pernafasan nya. Ternyata pria bertopeng tadi tidak membuatnya mati semudah itu.
Pandangannya buram dan langsung saja ia tidak sadarkan diri. Entah mati atau hanya pingsan.
Beberapa menit kemudian suara ledakan terdengar mungkin akibat gas yang terbakar dan meledak atau mungkin saja bom.
Mungkin sekarang seorang Atheya Kinara Diningrat telah meninggal akibat terbakar ulah pria bertopeng tadi.
~ucapkan selamat tinggal untuknya~
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
"Jika saja gadis itu tidak menabrak sepupuku mungkin saja saat ini sepupuku masih ada !" Ujar pria bertopeng tadi membanting stir mobilnya.
"Gadis sialan! Andai saja jika kau mati sepupuku kembali hidup! Ah sialan-sialan!"
"**? Kenapa panggilan dua huruf itu seperti tidak asing ditelingaku? Siapa dia sebenarnya?!" Ucapnya penasaran.
Panggilan dua huruf dan perkataan aya tadi terus saja terngiang-ngiang di pikiran pria bertopeng tersebut.
Akhirnya pria bertopeng itu sampai dirumah sakit. Ia turun dan berlari menuju ruangan sepupunya dirawat.
"Bagaimana keadaan sepupu ku sekarang? Jawab!" Teriak pria bertopeng tadi pada keluarganya.
"Dia sudah meninggal hiks" Jawab ibu anak kecil yang tertabrak.
"Tante itu gak mungkin kan?! Pa, ma? Kenapa kalian gak bisa jagain dia sampai dia bisa meninggal seperti itu?!"
Seorang pria paruh baya berjalan mendekati anaknya yang tadi mengeksekusi aya "Takdir tidak ada yang tahu saga" Ucap pria paruh baya, papa saga . Nama dari seorang yang membunuh aya tadi adalah saga.
"Takdir? Kalian lah yang lalai menjaganya sampai ia ditabrak gadis sialan itu tadi malam! Lagipula kenapa bisa ia keluar dari rumah tengah malam hah?!" Bentak saga.
Seorang ibu dari sepupunya saga yang tertabrak menjawab "Dia pergi keluar karena bosan tidak ada yang menemaninya bermain dari pagi sampai malam hari hiks maafkan tante"
"Kalian ceroboh! Kalian selalu mementingkan pekerjaan dari pada anak kalian sendiri! Lihat sepupuku mati oleh gadis sialan itu karena kalian ceroboh menjaga nya" Jelasnya.
Tiba-tiba seorang dokter dari dalam keluar dan berbicara "maaf tuan ini rumah sakit tolong jangan berisik" Ucap dokter itu dengan tegas.
Saga berbalik dan mencengkram kerah dokter tersebut "kenapa kau tak becus menjaga sepupuku hah?! Kau itu dokter bukan? Seharusnya kau menolongnya bukan membuatnya mati sialan!" Ucap saga. sekarang emosinya meluap-luap semua orang disalahkan akibat kematian sepupunya.
"Maaf kami bukan Tuhan yang dapat menghidupkan seseorang. Ia mati karena hidupnya hanya sampai disini" Jelas dokter tersebut.
"Takdir! Takdir! Takdir! Kenapa kalian selalu mengelak dari kesalahan kalian sendiri hah?!" Teriak saga
"Maaf tuan itu memang sudah takdir"
Seorang suster keluar dari ruangan sepupu saga "maaf pasien masih hidup dan keadaan nya sudah mulai membaik dan tidak koma" Jelas sang suster.
Saga yang mendengar perkataan suster tersebut langsung saja menerobos masuk ke ruangan sepupunya.
Tangan saga mengelus kepala sepupunya "Kila, kamu udah bangun? Kamu gak ninggalin kakak kan?" Tanya saga dengan lembut tidak seperti disaat ia berbicara dengan aya tadi.
Mata anak kecil yang dipanggil kila tersebut terbuka dan tersenyum kecil kepada saga "kakak! Kakak udah pulang?"
Ia mengangguk "maafin kakak karena jarang nemuin kila" Ucapnya meminta maaf.
Kila bangkit dari brankar dan memeluk saga "gak papa yang penting sekarang kakak ada disini" Ucap kila .
Kemudian saga membalas pelukan kila dan bertanya "kamu gak papa sayang? Ada yang sakit gak?"
Pertanyaan itu membuat kila melepaskan pelukannya dan menggelengkan kepala "kila gak papa, emang kila kenapa kak?" Tanya nya dengan polos.
"Emm gak papa"
Kila memperhatikan wajah kakaknya lalu bertanya tentang kenapa kakak sepupunya ini memakai topeng "kak saga kok pake topeng?"
"Karena....
T
B
C
• • • • •

KAMU SEDANG MEMBACA
Aya or Zia (?) [Hiatus]
De Todo⚠️ 𝗗𝗢𝗡'𝗧 𝗣𝗟𝗔𝗚𝗜𝗔𝗧! ⚠️ 𝗔𝘁𝗵𝗲𝘆𝗮 𝗞𝗶𝗻𝗮𝗿𝗮 𝗗𝗶𝗻𝗶𝗻𝗴𝗿𝗮𝘁, anak yang lahir dari keluarga Diningrat yang sudah lama hilang dan kembali ditemukan setelah 7 tahun lamanya dalam keadaan meninggal terbakar di gudang kosong dekat hutan...