23-Keluarga Sialan

620 52 83
                                    

Hello everyone welcome back to my story! maaf karena lama up🙏.
Oke Happy Reading♡.

23-Keluarga Sialan

"Ah yeah apa kamu pernah belajar tentang organ yang ada dalam tubuh manusia? Bukankah dijelaskan bahwa semua makhluk hidup memiliki hati..

Jadi? Bagaimana jadinya jika manusia tidak memiliki hati... Akankah ia masih bisa bertahan hidup atau mati?"

"Jelas sekali jika manusia tidak memiliki hati, ia akan mati!"

"Tapi, bukan itu yang dimaksud bang raffi, zia" Bantah naya

Zia melirik naya lalu tertawa "aku sangat tahu apa yang dimaksud nya tapi bukankah ia sangat bodoh karena mengatakan "lo gak punya hati" " Tiru zia

Sedangkan aku masih hidup itu artinya aku punya hati kan?" Sambungnya

Dia berbalik melirik semua orang "Dengar orang yang tidak punya perasaan itu adalah lo! Tuan raffi, tuan raffa dan tuan Anderson yang terhormat"

"Anda semua adalah orang yang bodoh! Bukankah disini saya yang keluarga kalian. Tapi dengan tidak berperasaannya kalian menyakiti fisik dan batin saya. Lalu kalian lebih mementingkan perasaan orang lain ketimbang keluarga kalian sendiri.

Hinaya Putri Mahendra, dia hanyalah sepupu jauh tapi kalian memperlakukan dia layaknya seorang anak dan adik kalian berbeda dengan apa yang kalian perlakuan pada Zia. Sangat tidak adil bukan?" Tanyanya berdiri didepan mamanya.

"Sudahlah zia kau jangan mempersalahkan itu semua bukankah kau bahagia karena nantinya kau yang akan mewarisi harta nenek dan kakek" Jelas mamanya secara tanpa sadar sama saja memberitahu kenapa selama ini ia ada dipihak zia.

Zia mengerutkan dahinya dan berbalik menatap mamanya karena baru ingat bahwa dialah yang akan mewarisi semua harta dan aset yang dimiliki nenek dan kakeknya "wah! aku baru teringat sesuatu... ternyata kau memihak ku, karena kau menginginkan harta milik nenek dan kakek, true?" Tanyanya dengan senyum miring walau dalam hati ia marah padanya.

Tepat sasaran mama zia menyayanginya hanya karena dia akan menjadi pewaris harta keluarganya.

Mama zia gugup karena diberi pertanyaan seperti "Tidak sayang, mama menyayangimu sepenuh hati bukan karena alasan apapun. percayalah nak"

"Ouh tidak, seharusnya aku sadar diri disini tidak ada yang mengharapkan ku ada. Ternyata kalian masih menampungku disini karena menginginkan harta tersebut yeah? Hahaha sayang sekali aku baru menyadarinya sekarang. Kalian semua sama-sama bermuka dua!"

Semua mematung, hilang ingatan yang terjadi pada zia membuat mereka tenang karena mungkin dia tidak akan mengingat itu semua pikir mereka.

"Gue muak sama kalian! disaat orang-orang punya keluarga untuk menjadikan sandaran tapi kalian...?kalian malah menjadi MUSUHKU SENDIRI! ARGH KELUARGA SIALAN! PENIPU KALIAN!!" Dirinya sungguh muak karena harus dipertemukan dengan keluarga yang tidak memiliki arti keluarga didalamnya dan malah me anak-tirikan anaknya sendiri hanya demi seorang keponakan nya.

Karena kesal dia membanting vas bunga ke lantai yang berada di pojok sampai berkeping-keping dan meremas beberapa kepingan kacanya hingga membuat tangannya berdarah setelah puas dia berlari ke kamar nya dan membanting pintu dengan keras

• • •

"Gue gak nyangka ternyata mempunyai keluarga yang utuh bukan berarti hidup gue bisa bahagia, tapi malah sebaliknya" Lirihnya memandang jendela yang tidak tertutup kain.

Kamarnya gelap hanya ada satu lampu tidur yang menyala tapi ia tidak takut karena baginya kegelapan adalah dunianya. Hal yang aya sukai setelah keluarganya meninggalkan nya adalah kesunyian dan kegelapan.

"Selama ini dihidup ku hanya ada sebuah kekosongan dan sekarang disaat aku hidup kembali ke dunia sialnya malah kembali menghadapi yang namanya kekosongan.

Tapi tak apa karena tujuan ku hidup sekarang hanyalah balas dendam pada 'dia' ya dia! Dia harus mati ditangan ku sendiri dan jangan lupa dengan wanita ppb itu dia juga harus mendapatkan balasan akibat perbuatan nya."

Setelah mengucapkan kalimat itu dia berjalan membaringkan tubuhnya dikasur dan tidur.

T
B
C
• • • • •

Note:
Ppb [polos-polos bangsat]


02 November 2021

Dark.

Aya or Zia (?) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang