Kebenaran

372 47 0
                                        

"Katakan padaku. Jelaskan semuanya."

Seulgi akhirnya mendatangi Irene, setelah menyelesaikan semua urusannya dengan fans dan public. Ia melakukan konferensi pers dengan perusahaannya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Seulgi. Semua fans dan pers kaget atas berita ini karena berita ini cukup menggemparkan industri hiburan Korea, bagaimanapun juga Seulgi adalah seorang public figur yang dicintai banyak orang karena ia cukup mumpuni dibidang musik. Junior bahka Seniornya sangat menghargai dia disamping kepribadian dia di publik yang cukup baik.

Dan hari ini disinilah dia, harus menghadapi masalah pribadinya sendiri. Ia sadar bahwa ia cukup jahat kepada Irene tidak mengabari dan menjelaskan apapun tentang dirinya yang tiba-tiba menghilang dan tidak memberi kejelasan tentang hubungan mereka. 

Awalnya saat manager Seulgi yang baru, meminta untuk bertemu dan membuat janji dengan Irene, perusahaannya menentang. Karena saat ini karir Irene sebagai publik figur terutama sebagai aktor yang sedang berada dalam promosi film terbarunya membuat perusahaan sangat berhati-hati terhadap siapa Irene bertemu. Tapi akhirnya setelah melalui banyak hal, Seulgi kini bisa berbicara langsung dengan Irene. Irene pun siap dengan semua penjelasan Seulgi.

Irene duduk dengan seduktif memandang ke arah Seulgi, ia menunggu penjelasan dari wanita itu. Seulgi masih terdiam dengan segala pikirannya dia tidak tahu harus mulai darimana. Ia seharusnya menjelaskan semuanya pada Irene tentang perasaannya tentang penyakitnya.

"Irene, maafkan aku." Satu kalimat itu keluar dari mulut Seulgi. Tapi kemaharan Irene tak terbendung, alhasil kalimat apapun yang Seulgi keluarkan akan memunculkan murka dari Irene hingga dia tanpa sadar meneriaki Seulgi yang sangat ia cintai itu.

"MAAF? AKU GA BUTUH MAAF KAMU. KAMU KENAPA GA PERNAH BILANG TENTANG PENYAKITMU DAN SEMUA YANG KAMU LALUI SELAMA INI. KAMU TAHU KAN KAMU GA PERLU LALUIN ITU SENDIRI." Irene yang sudah menahan emosinya sejak berhari-hari yang lalu, akhirnya lepas juga. Bahkan mungin suara Irene bisa terdengar dilorong apartemennya jika ada yang melewati tempat itu. Tentu saja tidak semua apartemen kedap suara, hanya harapan agar tidak ada yang lewat dilorong apartemen Irene saat ini.

"Rene?" kaget Seulgi yang tidak menyangka dengan teriakan wanita yang ada didepannya saat ini.

"Maaf, aku emosi dan aku kesal sama kamu." ucap Irene yang mulai menengkan dirinya, ia duduk dan bersandar pada sofa untuk meredakan emosinya "Kamu ngelewatin semuanya sendiri, bahkan sahabatmu pun tidak tahu. Betapa sakitnya hati Wendy saat itu Seul. Apa kamu pernah mikir?" lanjutnya lagi.

"Aku tau aku salah" Ucap Seulgi setenang mungkin "Aku tau udah nyakitin banyak orang, tapi kamu juga jangan nuntut dan marah-marah gini dong. Aku mau jelasin semuanya. Aku gamau kamu khawatir Rene, aku gamau orang-orang yang aku sayangi ngerasain apa yang aku rasain dulu. Rasa kehilangan. Itu hal yang menyakitkan Rene." Jelas Seulgi.

"Kamu tau. Perasaan seseorang bukan tanggung jawab kamu, itu tanggung jawab mereka sendiri. Kamu ga ada hak untuk ambil andil atas semua hal, ada batasan untuk itu Seul." Ungkap Irene mencoba tenang walau terdengar sedikit getaran dari suaranya.

Seulgi menundukkan kepalanya menatap karpet yang berada pada lantai ruangan itu. Ia sadar bahwa apa yang Irene katakan itu benarnya. Perasaan orang lain bukan tanggung jawabnya. Rasa sedih, senang, bahagia maupun kehilangan setiap orang harus merasakan itu agar tidak menyia-nyiakan hidup mereka.

"Satu hal lagi" tambah Irene saat Seulgi masih merenungkan kata-kata Irene sebelumnya.

 "Kalau kamu ngelakuin hal itu demi orang yang kamu sayang, maka harusnya kamu sadar bahwa mereka berhak tau supaya mereka bisa memilih untuk tetap stay sama kamu atau ninggalin kamu. Kamu ga berhak memutuskan sendiri. Entah itu baik atau tidak cuma masing-masing individu yang bisa paham diri mereka sendiri. Dan kamu juga harus belajar, bahwa hidup ini bukan cuma tentang kamu." Jelas Irene yang langsung menohok Seulgi. Apa yang dikatakan Irene menyadarkan Seulgi bahwa yang dia lakukan bukan hal yang seharusnya. Dia ingat bagaimana wajah Wendy saat melihat dia yang lemah tapi tidak tahu harus berbuat apa, lalu merasa bersalah sebagai seorang sahabat. Keputusan yang Seulgi ambil sendiri membuat orang-orang yang menyayanginya dan ia sayangi merasa bersalah.

"Terkadang keputusan yang kita ambil tentang orang lain terhadap kita, belum tentu itu yang mereka inginkan." Tambah Irene yang kini mencoba mendekat kearah tempat Seulgi duduk merenungi semua kesalahannya.

Irene sudah melembut dan mulai mendekat ke arah Seulgi, melihat orang yang ia cintai tiba-tiba menangis mengakui kesalahannya. Seulgi yang masih menatap karpet warna coklat di ruang tamu Irene saat ini cuma bisa menangis dan tidak berani menatap wajah Irene. Dengan pelan Irene berlutut tepat dihadapan Seulgi yang sedang tertunduk. Irene mengambil kedua tangan Seulgi, menaruhnya dikedua pahanya lalu menggenggam dengan penuh sayang.

"I'm not mad at you. I'm just dissapointed." Ujar Irene pelan, mengusap kedua tangan Seulgi. "Hei, Seul you know how much I miss u? and How much I love you?" Tanya Irene. 

Seulgi mengerjapkan matanya dan mencoba menatap langsung mata Irene dengan sedikit kabur di matanya karena air mata yang menggenang. Tidak menyangka Irene mengatakan bahwa mencintainya. Yang sejujurnya Seulgi tidak pernah membayangkan ada seseorang yang masih mau mencintai orang sepertinya. Ia ingin mengeluarkan semua pertanyaan dalam kepalanya, Bagaimana mungkin malaikat seperti Irene masih mau mencintainya, yang notabene sudah menyakitinya berkali-kali? Tapi pertanyaan itu hilang begitu saja saat bibir Irene menempel lembut pada bibir seulgi. Bibir orang yang sedang menangis ternyata lebih lembut dari biasanya, atau memang karena Irene sangat mencintai Seulgi?



tbc

see u kapan-kapan, gatau ya kapannya wkwkwk


makin kesini gue nulis capternya makin dikit ya, maaf ya gaes :((

Caramel MacchiatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang