Yuta menahan tubuh Winwin yang melemah.
Penjelasan dari dokter tadi membuat tubuhnya lemah.
Winwin menangis histeris di pelukan hangat Yuta.
Sungguh, dia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada putra bungsunya itu ketika sadar nanti.
Yuta membawa Winwin keluar dari ruangan dokter.
"Ayah, apa yang dikatakan dokter tadi?" Renjun berlari ke arah Yuta sembari menanyakan keadaan adiknya itu.
Tatapan mata Yuta yang tadinya teduh menjadi lebih tajam.
"Sungchan" setelah mengatakan itu, Yuta pergi dari sana, diikuti oleh Sungchan.
Melihat ayahnya pergi, membuat Jaemin yang sejak tadi diam langsung mengejar sang ayah.
Renjun merangkul Winwin, berharap sang ibu menjadi tenang.
Melihat kemarahan dari mata ayahnya, membuat Renjun takut dengan kemungkinan-kemungkinan buruk adiknya.
#####
"Ayah, apakah itu tidak berlebihan?"
"Tidak, dia sudah membuat putraku hampir lumpuh, aku tidak akan membiarkannya hidup dengan tenang"
"Ayah benar, dia sudah membuat adikku terluka parah, dan aku, Nakamoto Jaemin yang akan melakukan rencana sesuai keinginan ayah"
Yuta menepuk pundak Jaemin bangga.
"Sungchan, ku harap kau tidak meninggalkan putraku jika kau benar-benar mencintainya"
Sungchan menggeleng, "tidak paman, aku sudah berjanji kepada mama dan diriku sendiri"
"Walaupun kau tau, putraku itu, kemungkinan besar akan lumpuh?"
"Aku sudah berkomitmen dengan diriku sendiri paman, dan aku tidak akan pernah mengingkari janji, kau bisa mempercayakannya padaku paman"
"Aku tidak suka melihat putraku menangis, jadi, jika kau melukainya, jangan harap kau bisa bertemu lagi dengannya" Yuta berjalan meninggalkan mereka.
"Kau tau, ayahku sangat menyayangi Shotaro"
Sungchan mengernyitkan dahinya, "maksudmu na?"
Jaemin menunjuk bangku kosong yang ada di taman rumah sakit itu.
"Kau tidak ingin minum kopi?"
"Jangan mengalihkan perhatian na"
Jaemin terkekeh, "ya, kau tau bukan. Diantara kami berempat, kak Dejun, Renjun, aku dan Shotaro. Yang tidak bisa tinggal bersama hanya Shotaro bukan?"
"Ya, aku tau"
"Kau tau, aku tidak tau pasti apa alasan ayah dan kakek menyembunyikan identitas Shotaro, bahkan ketika di jepang, dia memakai marga nenek, Osaki"
"Sebenarnya aku sudah mencari tau, apa yang terjadi. Dan ayah selalu tau apa yang aku lakukan. Huft, entah kenapa pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan"
"Terlebih, kau dan adikku sudah dijodohkan ketika dia masih bayi bukan?"
"Apa kau tidak curiga?"
"Ya, aku curiga. Tapi entah kenapa aku bisa menerimanya"
"Itu karena kalian sudah terikat"
"Sungchan dengar, kau harus bersama adikku apapun yang terjadi. Aku merasa keluarga Nakamoto tidak bisa selalu ada untuk bersama, meskipun kami melindunginya, tetap saja kami tidak bisa selalu bersamanya"
"Di umur ke 18-nya nanti, kau akan tau alasan kami melakukannya"
"Dan untuk menunggunya, kau harus selalu bersama Shotaro" Jaemin berdiri.
"Baiklah, aku harus pergi sekarang" Sungchan menatap punggung Jaemin yang semakin menjauh.
Perkataan Yuta kembali menghantuinya.
"Tulang di tempurung lututnya sedikit bergeser, walaupun dia bisa berjalan, tapi tidak bisa selancar biasanya. Meskipun begitu, ini bisa membuatnya stres. Tapi itu bisa di sembuhkan dengan terapi"
Sungchan merasa putus asa.
Bukan karena perkataan Yuta tentang keadaan Shotaro.
Tapi bagaimana caranya agar bisa menghadapinya dengan tegar.
Sungchan memejamkan matanya, dia harus bisa, orang yang dicintainya sedang terluka. Maka dia harus kuat.
Perkataan papanya memang benar.
Kita harus kuat untuk orang yang kita cintai, jika kita lemah, siapa yang akan ada di sampingnya?
Aku akan melakukannya, apapun resikonya, aku akan tetap melakukannya

KAMU SEDANG MEMBACA
SungTaro: Be With You
No FicciónWarning ‼️‼️‼️ B×B areaa‼️‼️‼️ Jangan salah lapak This is SungTaro story