5

864 100 1
                                    

"Jadi, dia yang akan mengantar taro ke sekolah?" Shotaro menatap sang ayah berharap ayahnya itu berubah pikiran.

"Iya sayang"

"Ayah, taro akan berangkat dengan kak Renjun"

"Tidak bisa sayang, kakakmu itu sudah berangkat tadi"

Shotaro menatap tidak percaya sang ibu.

"Kalau begitu taro berangkat dengan ayah" Shotaro menatap Yuta dengan harap.

"Tidak bisa, Shotaro sayang lebih baik kamu berangkat sekarang dengan Sungchan cepat"

Yang diperintahkan hanya menghela nafas pasrah.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Shotaro berjalan mendahului Sungchan.

"Jaga dia Chan, dia memang seperti itu" Sungchan hanya mengangguk, lalu pamit menyusul Shotaro.

#####

Diperjalanan menuju sekolah keadaan benar-benar hening.

Sungchan menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Menarik kedua tangan Shotaro untuk di genggamannya.

Shotaro berusaha menarik kembali kedua tangannya, tapi tenaganya kalah dari Sungchan.

Walaupun Shotaro sempat merasa nyaman dengan genggaman tangan Sungchan.

Tapi tetap saja dia masih jengkel!.

Sungchan mengubah genggaman dengan kedua tangannya itu dengan tangan kiri.

Tangan kanannya diulurkan untuk meraih dagu Shotaro untuk menghadapnya.

Kepala Sungchan mendekat ke Shotaro, membuat yang lebih muda memundurkan tubuhnya, tetapi terhalang kursi di belakangnya.

"C-chan" bukannya berhenti, Sungchan justru semakin memajukan kepalanya.

Merasa bahaya, Shotaro memejamkan kedua matanya.

Cup

Shotaro merasa kecupan manis di bibirnya lumayan lama.

Kecupan itu menjadi lumatan lembut yang membuat Shotaro hanya bisa terdiam.

Sampai gigitan kecil di bibir bawahnya membuatnya membuka sedikit cela di bibirnya.

Lidah Sungchan menerobos masuk ke dalam mulut Shotaro.

Merasa sesak nafas, Shotaro menepuk pundak Sungchan agar ciuman mereka terlepas.

Shotaro menatap Sungchan dengan kedua pipinya yang memerah.

Tanpa mengatakan apapun, Shotaro langsung keluar dari mobil Sungchan, yang ternyata berhenti tepat di depan gerbang sekolah Shotaro.

#####

Sungchan menidurkan kepalanya di meja kantin kampusnya.

"Astaga Sungchan, apa yang tadi kau lakukan?"

Jeno yang baru datang bersama Jaemin dan Haechan menatap Sungchan aneh.

"Apa yang terjadi"

"Astaga hyung, kenapa kau suka sekali mengagetkanku"

Jeno memutar kedua matanya jengah, "kau sudah seperti orang gila"

Jeno duduk di sebelah Sungchan, lalu Haechan dan Jaemin sedang memesan makanan untuk mereka.

"Hyung kau tau"

"Tidak"

"Hyung aku serius"

Jeno yang akan menggoda adiknya itu sontak menatap Sungchan serius.

"Apa yang terjadi, kau membuat kesalahan?"

Sungchan menatap Jeno dengan pandangan ingin menangis.

Jeno menepuk pundak Sungchan agar adiknya itu tenang.

"Katakan"

"Hyung tolong beri saran"

"Katakan dulu apa yang terjadi, baru aku beri saran"

Sungchan menghela nafas panjang sebelum bercerita, "tadi pagi aku mengantar Shotaro ke sekolah barunya"

"Ya ya ya, aku tau. Memang apa masalahnya?"

"Itu dia hyung masalahnya"

"Cepat katakan apa masalahnya bodoh" sungguh, Jeno sangat jengkel, kalau bukan adiknya mungkin Jeno sudah membuangnya ke rawa-rawa.

"Di depan sekolah, kami ah maksudnya aku"

"Ya, kau apakan Shotaro?"

"A-aku menciumnya"

"Di pipi?"

Sungchan menggeleng cepat, "di bibir"

Kedua mata Jeno melebar.

"Apa semua keluarga Jung seperti itu?" Jaemin mendengar semuanya.

Jeno menatap Sungchan dengan tatapan, tamat sudah riwayat mu Jung

#####

Di sekolah barunya Shotaro hanya mengikuti Yang-yang teman barunya.

"Kau tau, tadi sebelum masuk aku melihatmu keluar dari mobil hitam"

Ah, mengingat tentang mobil lagi membuat Shotaro kembali tersipu.

Kurang aja sekali anak keluarga Jung itu.

#####

"Jadi, kau benar-benar mencium bibir adikku?".

Sungchan yang di interogasi oleh kakak kembar Shotaro hanya bisa mengangguk.

"Oh astagaa, apa semua keluarga Jung seperti itu? Mencium orang yang menurutnya spesial tanpa meminta izin?"

Jeno yang juga terkena imbasnya hanya bisa diam.

"Kau tau, dulu aku kira hanya aku dan Haechan yang mengalaminya. Dan sekarang adikku juga?"

Setelah mengatakan itu, si kembar---Jaemin dan Renjun---langsung meninggalkan mereka.

"Syukurlah, nyawa kita masih selamat"

SungTaro: Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang