12

574 69 1
                                        

Sungchan menggenggam tangan kanan Shotaro.

Sudah tiga hari ini Shotaro enggan membuka matanya.

Melihat Shotaro yang keadaannya memburuk, membuat Winwin jatuh sakit.

Yuta tentu saja harus selalu bersama Winwin.

Sedangkan si kembar masih mencari cara agar rencana mereka berjalan lancar.

"Pendek, bangun" tangan kanan Sungchan mengusap pelan pipi Shotaro.

Dia selalu di samping Shotaro tentu saja.

Bahkan dia absen dari kelasnya.

Tapi tetap saja, dia harus mengerjakan tugasnya di sini.

Beruntungnya kamar rawat ini ada kamar untuk orang yang menunggu pasien.

Winwin ada di ruang rawat sebelah, tidak memungkinkan untuk Winwin berada satu ruangan dengan Shotaro.

Bukannya sembuh, semakin sakit iya.

"Cepat buka matamu pendek" Sungchan selalu mengatakan hal yang sama setiap waktunya.

Pintu ruangan terbuka menampilkan Renjun.

Renjun menyimpan makanan yang dibelinya tadi di nakas.

"Makan dulu Chan"

"Aku tidak lapar" tatapan Sungchan tetap fokus pada mata Shotaro yang tertutup.

Sungchan terkadang iseng dengan menciumi pipi Shotaro.

Berharap Shotaro terbangun dan memukulinya.

"Jangan gila, tugas dari dosen masih banyak"

"Aku tidak perduli"

"Terserah, jika kau tidak sukses jangan harap bisa menikahi adikku"

"Ah, jangankan menikahinya, kau bahkan tidak bisa menemuinya"

Ancaman yang sedikit kekanak-kanakan itu nyatanya membuat Sungchan semangat kembali.

"Chan, titip adikku, aku harus pergi"

"Dengan Guanlin?"

"Ya"

Setelah kepergian Renjun, Sungchan makan dengan cepat, tidak ingin meninggalkan Shotaro katanya.

Padahal jarak sofa dan ranjang Shotaro hanya sekitar satu meter, namanya juga bucin.

#####

"Sayang, makan dulu ya" Winwin memalingkan wajahnya.

Yuta menghela nafas pasrah.

Sejak kemarin Winwin tidak mau makan.

Bahkan Taeyong dan Ten turun tangan untuk membujuknya.

Walaupun hanya tiga sendok yang masuk, paling tidak lambungnya tidak kosong.

Dengan sedikit kasar, Yuta mendudukkan Winwin diatas pangkuannya.

"Dong Sicheng" mendegar namanya disebut, Winwin menatap Yuta dengan mata berkaca-kaca.

"Shotaro hiks" tangisnya pecah dipelukan suaminya.

Yuta mengusap punggung sempit Winwin.

#####

Sungchan tertidur pulas dengan kepala diatas sebelah tangan Shotaro.

"Apa dia selalu seperti ini?"

"Iya kak Mark, kami sudah membujuknya. Bahkan untuk makan saja kami harus mengancamnya"

"Dimana kak Dejun?"

"Kak Dejun tidak boleh ke rumah sakit, hamil muda"

"Apa separah itu keadaannya?"

"Ya, Shotaro bisa saja lumpuh. Tapi hanya sementara, dokter sudah memastikan itu"

"Itu pasti sangat sulit"

"Kakak benar, kami harus memikirkan cara agar Shotaro tidak tertekan"

Mark mengangguk paham.

"Aku pamit dulu na, Haechan pasti sudah menungguku"

"Iya kak, bilang sama gembul agar segera kemari"

"Kau tau sendiri kan, Haechan itu ratunya drama"

Jaemin tertawa menanggapi lelucon yang dilontarkan Mark.

Mark keluar, diikuti Jaemin yang pergi ke kamar sebelah.

Sungchan terbangun ketika ada tangan yang bergerak pelan di pipinya.

"Na, hentikan!" Bukannya berhenti, tangan itu terus bergerak pelan di pipi Sungchan.

"Na, sudah ku bilang hentikan" Sungchan masih bisa merasakan elusan lembut itu.

"Nana, berhenti!" Sungchan menegakkan tubuhnya.

Matanya membulat, terkejut dengan apa yang dilihatnya.

Di depannya ada bidadari yang sedang tersenyum tipis.

Ah, maksudnya istrinya.

Calon sih lebih tepatnya, itupun kalau mereka memang jodoh.

Tersadar akan keterkejutan, dia dengan cepat menekan tombol di atas ranjang.

"Mana yang sakit, hm?" Sungchan bertanya sambil mendekatkan wajahnya, dan tangan kanannya mengusap kepala Shotaro.

"K-kaki ku"

"Ada apa? Kaku? Tidak masalah, kau baru saja tidur panjang"

Dokter datang bersama perawat.

"Boleh saya memeriksanya?" Sungchan mengangguk.

Shotaro menahan tangan Sungchan, sambil menggelengkan kepalanya.

Dokter mulai memeriksa Shotaro.

Usapan di tangan Sungchan membuat Shotaro merasa tenang.

"Baiklah, tidak ada masalah yang serius. Tapi kau harus banyak beristirahat sejenak" dokter itupun keluar setelah berpamitan.

"Apa yang kau rasakan?"

"Kenapa, kakiku tidak bisa di gerakkan?"

Sungchan menegang, entah apa yang harus dia katakan.

Jujur atau bohong?

SungTaro: Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang