Aluna bertolak pulang ke rumah setelah menghindari drama mendebarkan rayuan manis mulut Oliver. Niatan hati ingin membeli mobil barumu pun sirna dikarenakan keberadaan Oliver di showroom itu.
Aluna bergegas menuju dapur dan menengguk segelas air putih. Mencoba menenangkan diri dan mengusir Oliver dari pikiran. Baru saja mau merengkuh ketenangan, suara ketuka pintu dari arah depan mencuri perhatian Aluna.
Iramanya yang tak mau berhenti, membuat Aluna setengah berlari untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya Aluna mendapati tamu yang sungguh tak ingin di tatap.
"Valerie? Mau apa kau ke sini?" Aluna tercengang.
"Boleh aku masuk ke dalam?" pinta Valerie dengan nada hati-hati.
"Aku tak punya urusan apalagi..."
"Aku hamil!" Valerie menyela cepat. "Aku hamil anak Bastian."
Jantung Aluna tersentak. Fakta baru terucap lancar dari bibir Valerie meremas kasar dadanya hingga sesak.
"Kau sudah tahu, jika kami bukanlah suami istri lagi. Jadi, kau bisa minta pertanggung jawaban dari pria itu." Aluna berucap tenang dalam ketegarannya menahan rasa sakit di dada.
"Kedatanganku ke sini ingin meminta maaf sekaligus berterima kasih karena Kak Aluna telah melepaskan Bastian untukku." Valerie begitu menebalkan setelah menjadi orang ketiga perusak kebahagiaan Aluna.
"Wait? Kau tadi memanggilku apa? Kak Aluna?" Aluna mengulas tawa mengejek. "Dengar ya, Valerie. Pertama. Aku bukan kakakmu! Dan kedua, harusnya aku yang berterima kasih padamu karena telah menjauhkan aku dari sampah seperti Bastian," sambung Aluna dengan penekanan kata.
Valerie tersenyum kecut. "Pantas saja Bastian tak betah di rumah! Galak begini, pastilah laki-laki lari."
Wajah lugu nan polos Valerie berubah ketika Aluna menunjukkan sisi arogansinya. Wanita ketiga itu pun tak mau kalah dengan menyindir Aluna sesuka hatinya.
"Kau tak tahu apapun tentang aku dan kau tak pantas mengomentari tentang sikapku! Aku bukanlah orangnya mau meratapi hidup setelah kau dan sampah kutu busuk itu menghancurkan hatiku!" begitu lantangnya Aluna berucap hingga menciutkan nyali Valerie.
"Memang tak ada gunanya menghadapimu dengan cara baik-baik, ya?" sisi menjengkelkan Valerie semakin ditunjukkan.
"Apa maksudmu?" Aluna memicing tajam.
"Tadinya, aku ingin memasang wajah baik. Mengambarkan image sempurnanya hingga Bastian berpaling darimu. Tapi, setelah memastikan orang di depanku ini tak layak untuk aku perlakukan baik, baiklah! Aku tak akan basa-basi."
Valerie berdiri tegak. Dadanya pun terbusung seolah disengaja. Dagunya terangkat memamerkan sisi angkuhnya.
"Bastian memilih aku dan otomatis aku jauh di atas darimu. Bastian juga mengaku puas dengan pelayananku. And see? Aku hamil anak Bastian. Kami baru dua bulan berpacaran, tapi aku mampu memberikan kebahagiaan yang diinginkan Bastian darimu selama dua tahun kalian menikah." Valeri terhenti sejenak, wanita itu tampak berpikir.
"Hmm... gimana, ya? kata apa itu yang biasa diucapkan orang-orang kalau enggak hamil-hamil?" sindir Valerie dengan sengaja. "Mandul, ya? Oh, benar! Kau mandul, karena itu Bastian meninggalkanmu."
"Lebih baik kau pergi sebelum aku bisa lebih kasar dari ini padamu, Calon Nyonya Sachdev!" sambung Aluna mengusir Valerie dengan ancaman.
"Tak usah kau usir pun sebenarnya aku malas untuk bertatap muka denganmu! Apalagi menginjakkan kaki di rumah seorang wanita mandul sepertimu!" Valerie memfitnah begitu tajam menusuk ke jantung Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Traps
RomanceAluna dan Bastian memutuskan bercerai karena salah satu dari mereka sudah mengkhianati pernikahan yang diikrarkan dua tahun lalu. Rasa sakit Aluna yang dikhianati membuatnya trauma, namun takdir membawanya bertemu dengan seorang pengusaha tampan ter...