SEMAKIN DALAM

588 40 0
                                    


"Lucas!" teriak Oliver.

Lucas mengambil langkah panjang masuk ke dalam ruangan Oliver. Dua orang petugas keamanan yang dipanggil cepat olehnya juga masuk ke dalam mengikuti langkahnya dari arah belakang.

"Ya, Pak Oliver!" begitu lugasnya Lucas menyahuti teriakan kemarahan Oliver.

"Lakukan tugasmu menyingkirkan sampah ini dari hadapanku!" titah Oliver menggeram kasar.

"Baik, Pak Oliver."

Anggukan kepala dijadikan kode perintah Lucas pada dua petugas keamanan. Mereka bergerak mendekati Jeanetta. Menghantarkan ketakutan pada model cantik mantan pacar Oliver itu.

Telapak tangan Jeanetta terentang lalu terangkat dan mengarah pada dua petugas keamanan itu. Memberi isyarat pada keduanya untuk menghentikan langkah kedua kaki.

"Aku anggap saat ini kau masih ngambek denganku, Baby. Lain waktu aku akan mengunjugimu lagi." Jeanetta mengedipkan sebelah mata menggoda Oliver.

Wanita cantik nan seksi itu begitu menahan diri dan menebalkan muka setelah mendapatkan penghinaan kasar dari Oliver. Sempat melemparkan tatapan sinis pada Lucas, Jeanetta berakhir pergi dari ruangan Oliver.

"Kau lupa pada perintahku untuk tak mengijinkan para mantanku masuk sembarangan ke ruanganku, Lucas?" kemarahan Oliver belum meredam, pria tampan itu berlanjut memarahi Lucas.

"Maafkan saya, Pak Oliver. Semua ini kelalaian saya." Lucas mengakui kesalahannya.

"Jangan sampai hal ini terjadi lagi. Aku juga minta pada kalian berdua!"-Oliver menunjuk-nunjuk dua petugas keamanan-"Kenali wajah perempuan itu dan usir jika dia kembali datang."

"Baik, Pak Oliver!" dua petugas keamanan itu menjawab sigap.

Lucas kembali memberi kode pada dua petugas keamanan itu untuk segera meninggalkan ruangan Oliver. Lucas pun yang tak mau terlalu panjang menerima amukan kemarahan Oliver juga ingin keluar dari ruangan Oliver.

"Lucas!" panggilan dari Oliver menahan langkah Lucas.

"Ya, Pak Oliver." Seperti biasa, Lucas menjawab sopan.

"Aku minta kau mencari tahu tentang seseorang. Semuanya! Dari hal terkecil hingga hal terbesar." Oliver bertitah dengan suara datar.

"Seseorang? Siapa seseorang itu, Pak Oliver?" perhatian Lucas tercuri hingga berujung penasaran.

"Aluna. Namanya Aluna. Dia berteman dengan staff pemasaran kita bernama Jessi. Aku ingin kau mencari semuanya tentang Aluna. Aku bisa menerima laporannya hari ini?" Oliver begitu tak sabaran.

"Baik, Pak Oliver. Saya akan langsung melaksanakan perintah Pak Oliver." Lucas menyanggupi. Hal biasa yang dilakukan demi memuaskan hati Oliver, direktur utama sekaligus atasannya.

***

Kelopak mata Jessi mengerjap-ngerjap. Bibir yang terpoleskan lipmatte berwarna merah menganga kecil. Sahabat terbaik Aluna itu menatap heran wanita cantik yang duduk di hadapannya, Aluna.

Sepintas tak ada yang aneh dari outfit Aluna pada lunch itu. Feminine style dipilih Aluna, satu set atasan dan rok berwarna ungu dengan motif garis hingg mendetail ke tangan ruffle yang manis. Model slim fit membentuk tubuh ramping semakin mempertegas body goal seorang Aluna.

Namun, ada yang menggangu pandangan Jessi sejak Aluna menduduki kursi di hadapannya. Pasminah scraft yang dikenakan dan kacamata hitam belum juga Aluna lepas di dalam restoran.

Bukan hanya Jessi yang menatap Aluna lekat. Outfit Aluna siang itu juga mencuri perhatian pengunjung restoran yang kebanyakan pegawai kantoran.

"Are you oke, Lun?" tanya Jessi menatap heran.

Romantic TrapsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang