MENGGODA LEBIH

678 42 0
                                    


"Bu Bos!" teriak Jessi baru turun dari mobil pribadinya.

Aluna baru saja keluar dari rumah. Kaki yang mengenakan stiletto berwarna cokelat muda baru saja memijaki teras depan dari rumah pribadinya. Teriakan Jessi sontak saja membuat Aluna terkesiap hingga tubuhnya tersentak.

"Jessi! Kau mengagetkanku!" omel Aluna kesal.

"Bu Bos-ku cantik banget hari ini." Jessi memindai penampilan Aluna. "Wah, Bu Bos. Kau benar-benar luar biasa hari ini. Sungguh sejak dulu aku sudah sangat merindukanmu berpenamilan rapi seperti ini lagi," sambung Jessi meringis bahagia.

Outfit Aluna terbilang sederhana. Wanita itu mengenakan blouse putih dengan aksen pita di leher yang dipadukan dengan skirt slim fit berwarna cokelat muda beraksen kotak-kotak.

Walau terlihat sederhana, Aluna masih tampil begitu modis. Lekukan tubuh yang begitu tegas ditambah lagi hand bag berwarna silver dari BVLGARI, semakin menunjukkan Aluna begitu peduli pada penampilannya.

"Kita berangkat bareng aja, Bu Bos!" ajak Jessi memanggil Aluna dengan jabatan barunya.

"Jessi, bisakah aku mundur saja? Apakah aku bisa tolak tawaran yang sudah aku tanda tangani?" Aluna menyatakan keraguan yang sejak pagi tadi menghantui.

"Jangan bodoh! Jangan bilang karena Bastian kunyuk itu lagi!" Jessi menebak sesuai yang ia ketahui.

"Bukan! Sebenarnya..."-Aluna menatapa lekat Jessi tak berkedip-"ada alasan lain yang membuatku ragu sejak kemarin."

"Aluna. Kau ini harus aku gembleng bagaimana lagi? Kesempatan sudah ada di genggaman tangan. Kehidupan baru sudah bersiap untuk kau jejaki. Apa lagi yang membuatmu ragu? Kau mau Bastian and the genk menertawakanmu yang mentok terus jadi pengangguran? Kau wajib bangkit Aluna. Jangan kau biarkan kemampuanmu mengendap di dalam diri! Jangan kau biarkan ijazah S2-mu berjamur di dalam lemari. Demi harga dirimu, demi nama baikmu dan demi keluargamu, kau harus buat mereka menyesali perbuatan mereka, Aluna!"

Otak Aluna mencerna setiap Jessi yang begitu memperngaruhi pikirannya. Hinaan dari Bastian and the genk kembali terngiang di pikiran Aluna.

"Oke, let's go! Ayo kita berangkat!" ucap Aluna penuh semangat sambil bertepuk tangan.

Jessi terkekeh. "Gitu, dong. Ini baru namanya Aluna yang aku kenal."

"Jika ada waktu senggang, temani aku mengganti mobil ya, Jessi! Aku sudah muak memakan barang yang menyimpan kenangan Bastian itu!" pinta Aluna sambil berjalan beriringan dengan Jessi menuju mobil milik sahabatnya.

"Siap, Bu Bos!" sahut Jessi cepat.

***

Seperti mulanya sebuah pertemuan, Aluna diperkenalkan dan mengenal satu persatu staff di departemen yang menjadi tanggung jawabnya. Hari pertama Aluna menjabat, wanita cantik nan modis langsung mencuri perhatian dan menjadi buah bibir di kalangan staffnya.

Bukanlah hal yang berujung negatif, melainkan mengarah pada hal positif hingga tak sedikit dari mereka yang memuji cara kerja Aluna.

Wanita cantik itu terjun langsung ke lapangan. Mencari tahu dan mencermati hal-hal yang menjadi minat pasar. Aluna bahkan melakukan sidak dadakan di beberapa cabang. Hampir seminggu Aluna bekerja di perusahaan Oliver, Aluna menyibukkan diri dan fokus pada perkejaan. Beruntung selama itu pula Aluna jarang bertatapan dengan Oliver dikarenakan kesibukan pria itu.

Namun tak mengurungkan niatan Oliver tetap memantau Aluna.

Perputaran waktu telah menginjak jam makan siang. Para pegawai dan eksekutif atasan pun telah meninggalkan meja kerja ataupun ruangan mereka. Aluna yang sudah janji untuk makan siang bersama dengan Jessi pun beranjak dari ruangannya.

Romantic TrapsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang