FRUSTASI AKUT

1.1K 48 5
                                    


Kedua tangan saling menyatu. Setiap ruas dari jemari saling bersentuhan dan mengudara di depan dada. Mata terpejam rapat. Tubuh ramping yang berada di atas matras berbahan karet duduk dengan posisi bersila.

Sang pemilik tubuh sedang berkonsentrasi. Mencoba menemukan titik ketenangan dengan alunan musik lembut pemancingnya.

Kelopak mata agak berkedut. Bibir yang merapat pun ikut berkedut. Sepertinya konsentrasi mulai pecah akan sesuatu hal masuk menghampiri pikiran.

"Arrrgghhhhh! Oliver kurang ajar!" Aluna berteriak frustasi.

Mata Aluna masih terpejam rapat. Wanita cantik berkulit seputih susu itu mencoba kembali merengkuh ketenangan. Memulainya dengan mengatur ritme pernapasan.

Dada Aluna naik saat tarikan napas dalam dilakukan. Lalu turun saat hembusan napas dikeluarkan perlahan lewat mulutnya. Beberapa kali Aluna melakukan hal serupa demi mengusir sesuatu yang mengganggu pikiran sejak siang tadi di kantor.

Lebih tepatnya setelah Oliver dengan sengajanya berbisik di sisi telinga Aluna, menggodanya dengan berakhir sukses berat.

"Pergilah Oliver. Pergilah dari pikiranku," ucap Aluna pada diri sendiri untuk mensugesti diri.

"Pergilah Oliver. Pergilah dari pikiranku. Pergi! Pergi! Jangan datang lagi ke pikiranku." Aluna tak henti-hentinya mensugesti diri untuk membuang bayangan Oliver dari pikirannya.

Bisikan Oliver kembali menyinggung kejadian malam itu sungguh membuat Aluna khawatir. Apalagi ucapannya yang mengatakan akan bertanggung jawab bila nantinya membuahkan hasil.

Pada kenyataannya hal itu mustahil terjadi. Tak mungkin hanya penyatuaan saliva berhasil menumbuhkan benih di rahim Aluna? Tak mungkin hanya penyatuan kulit bisa menghadirkan janin di rahim Aluna?

It's impossible!

Oliver mengetahui jelas kejadian malam itu sungguh memanfaatkan tidak tahunya Aluna pada kejadian yang sebenarnya. Pria tampan itu merasa memiliki kartu as yang bisa dimanfatkan untuk menggoda Aluna.

"Argghhh! Oliver kunyuk itu tak mau pergi dari ingatanku!" Aluna kembali berteriak histeris. "Harusnya aku tak melakukan yoga. Harusnya aku zumba saja untuk menggagalkan benih itu itu tumbuh di rahimku. Iya, aku zumba saja!"

Aluna bangkit setelah yoga pun tak berhasil menenangkan dirinya dari bualan bisikan Oliver yang penuh kepalsuan. Wanita cantik itu menghidupkan musik energik dan menari mengikuti irama musik.

***

Pantofel hitam mengkilap keluar dari Maserati Ghibli berwarna biru metalic yang berhenti sempurna di halaman depan gedung pencakar langit Bens Corporation. Senyum terukir di wajah tampan Oliver yang jauh dari bulu-bulu tumbuh untuk membalas sambutan dari jajaran eksekutif yang berjajar menyambutnya.

Senyumnya kali ini berbeda dengan senyum sebelumnya. Wajah cerah Oliver seperti tertidur nyenyak semalaman semakin membuatnya bersemangat datang ke kantor.

Perubahan Oliver pun terendus oleh Lucas dan jajaran eksekutif yang menyambut. Di dalam benak mereka bertanya-tanya dalam mengiringi langkah dari belakang.

Langkah Oliver terhenti di depan lift khusus eksekutif. Sontak rombangan di belakangnya pun terhenti. Sekujur tubuh mereka seketika menegang saat Oliver berbalik badan.

"Selamat pagi and have a great day," ucap Oliver tulus hingga membuat mereka tercengang.

Oliver masuk ke dalam setelah pintunya terbuka. Lucas dengan sigap masuk menyusul menemani atasanya. Pintu lift kembali terbuka di lantai ruangan Oliver. Pria tampan bertubuh atletis itu keluar dari dalam lift dan langsung memasuki ruangannya.

Romantic TrapsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang