[13] oh honey, we're not gonna die

318 52 9
                                    

"they judge me like picture book,
by the colors, like they forgot to read."

-

Joanne memang hanya gadis normal, gadis umur delapan belas tahun pada umumnya.

Joanne hidup sebagai seorang mahasiswa yang dibarengi bekerja sambilan, alasannya karena ingin menambah wawasan dan pemasukan.

Klisè. Tentu, Joanne juga tahu itu.

Semula, Joanne dengan percaya diri mengatakan bahwa kehidupan rantaunya sangat sempurna; jauh dari orang tua, hidup sendiri, dan bebas! Sempurna!

Sangat sempurna, malah.

Sampai semuanya berakhir ketika Joanne bertemu dengannya-- dia, salah personil band musik lokal yang tengah naik daun. Posisinya sebagai gitaris serta lead vocal dalam grup itulah yang sukses menarik Joanne dalam dunianya.

Dunia kecilnya, yang kotor dan gelap.

Joanne selalu bertanya, apakah pilihannya benar? Tak ada yang mampu menjawabnya, tak terkecuali sahabatnya sendiri, Judy.

Judy, yang mengantarkan Joanne padanya, yang menjerumuskan Joanne untuk terjatuh dalam glamor duniawi nan amat menjerat. Sialnya, Joanne ikut terjatuh, menjadi sama dengan Judy.

Namun, Joanne berhasil melepaskan dirinya dalam beberapa waktu lamanya. Joanne memutuskan segala kontak dengan Judy.

Tapi, itu sudah setahun yang lalu.

Sekarang, kehidupan telah berubah. Mungkin, lebih drastis dari yang pernah Joanne alami sebelumnya. Total, seratus delapan puluh derajat.

Berkatnya, Hussey Shin; si gitaris dan lead vocal dari band lokal itu, otaknya rumit.

Cara kerjanya mirip dengan rubik, tak pernah berhasil untuk Joanne pecahkan. Cara bicaranya pun sempurna, logat yang khas beserta tutur kata lembut dan berpendidikan itu poin plus bagi Joanne untuk dapat bersandar nyaman padanya.

"Kau kembali dengan kata-kata manismu, Joanne."

Kekehan beserta penolakan halus itu yang acap kali Joanne dengar terlepas dari bibir Hussey. Seolah, Hussey bukan manusia terhebat yang pernah Joanne temui dalam hidupnya.

Joanne tersenyum tipis, kini keduanya tampak bersandar pada salah satu kursi panjang yang disimpan pada ujung bar.

Memang, Joanne tak pernah absen untuk menemani Hussey selama gadis itu tampil di muka umum bersama-sama band kecilnya pada bar-bar seluruh kota.

Hussey menegak gelas whiskey ketika merasakan pelukan hangat pada sebagian tubuhnya yang terbalut oleh jaket kulitnya, merasakan jari-jemari hangat nan lihai milik Joanne tengah mengelus lengannya sementara kepalanya tertahan pada bahu yang tak seberapa lebar milik Hussey.

"Aku rindu kamu, Huss."

Hussey hanya berdehem pelan, meletakkan gelasnya di atas meja sebelum menarik Joanne untuk dibawanya duduk di atas pangkuannya.

Keduanya tersenyum menatap satu sama lain.

"Maafkan aku, tapi aku harus selalu di sini. for the boys," sahut Hussey seraya mengelus pipi Joanne dengan merasa bersalah, menyebabkan gadis mungil yang dielusnya mengerang manja.

"Kau harus bisa mengatur waktu juga untukku, Hussey. i'm not good at waiting."

Hussey tersenyum ketika mendapat kerlingan nakal dari Joanne, keduanya paham betul apa yang tengah mereka bicarakan.

WINGS (胡蝶夢) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang