[8] not your party favor

430 48 6
                                    

"stay and bla bla bla,
you just want what you can't have."

-


Orang bilang kalau suatu hubungan ada kala kandasnya walau entah kapan dan apapun itu sebabnya.

Tapi mirisnya, semua itu hanya sebatas gertakan belaka dalam pikir seorang Ryujin — si gadis belia yang bertekuk lutut apabila sudah menyangkut masalah cinta dan kekasihnya — Yuna Shin.

Pikiran Ryujin selalu fokus bahwa ia dan Yuna tidak akan pernah berakhir. Oh, dan di sini 'lah ia; dengan gerah hati, Ryujin terpaksa berdiri ditengah teriknya mentari, mendapat pandangan mencemooh dari orang yang berlalu lalang

Baiklah, sebenarnya Ryujin memang hanya perlu masuk ke dalam bangunan pencakar langit itu; tapi entah mengapa kakinya malah enggan melangkah.

Ryujin merutuk pelan — hanya terlihat bibirnya berkomat-kamit seolah merapalkan suatu hal. Sudah terhitung dua menit Ryujin berdiri di sana, masih dengan merutuk dan sesekali tampak mengirim pesan bahkan menelepon seseorang.

"Ck, Yuna..." desisnya disertai emosi yang begitu ketara dalam ucapannya, merasa frustasi karena senantiasa tak mendapat jawaban, dengan berat hati Ryujin menyelipkan benda pipih itu ke dalam saku mantelnya — mengambil keputusan untuk memasuki gedung pencakar langit itu pada akhirnya.

Napas Ryujin berhembus berat, kakinya yang tak cukup panjang itu harus tergopoh-gopoh untuk mengambil langkah besar.

Pikiran Ryujin sendiri terlalu sibuk untuk memikirkan kata-kata yang tepat untuknya saat bertemu kekasihnya nanti.

"Permisi! Permisi! Nona! Astaga, maaf, saya terburu-buru!" Ryujin terpaksa menoleh ketika merasakan ponselnya jatuh keluar dari saku mantelnya; di sampingnya berdiri seorang gadis, perawakannya tidak terlalu tinggi — setara dengan Ryujin, bahkan selisih beberapa sentimeter lebih pendek daripada Ryujin.

Ryujin hanya tersenyum kikuk sebelum berujar, "tidak apa nona, ponsel saya baik-baik saja." katanya sopan, gadis itu sontak tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Ryujin.

"I'm really sorry, but by the way, i'm Julia."

Ryujin menerima jabat tangan gadis itu dengan senyum tipis sebagai bentuk santunnya, "Ryujin- Shin."

Terlihat kerutan pada kening Julia ketika mendengar Ryujin mengucapkan namanya, namun beberapa detik setelahnya Julia hanya tersenyum menanggapinya.

"Excuse me, tapi lift-nya hampir penuh, nona," ucap Julia seraya menoleh ke arah lift yang tak begitu jauh dari keduanya, nampak kerumunan orang seperti baru saja rampung istirahat dan bergegas hendak kembali bekerja.

Tanpa sadar, Ryujin mengikuti arah pandang Julia yang membuatnya menggeram kesal — dia tidak bisa mengambil waktu lebih lama lagi untuk menunggu lift.

Ryujin melirik ke arah Julia lagi, gadis di hadapannya tampak sungguhan terburu-buru; terlihat bagaimana peluh membasahi pelipisnya — seolah jika ia terlambat, ia akan dipecat dari perusahaan; Ryujin menggeleng membayangkan hal tersebut, Ryujin tidak ingin orang lain juga mengalami kenangan pahitnya dalam bekerja.

"Anda boleh pakai lift-nya, nona." putus Ryujin final, Julia reflek menoleh cepat kearah Ryujin; mulutnya sedikit terbuka penuh keterkejutan, kemudian ia tersenyum senang sebelum menjabat kembali tangan dingin Ryujin.

WINGS (胡蝶夢) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang