[17] coffee, croffle, a kid and friends.

360 47 5
                                    

"we are bounds to be together."

-

Kalau Yuna berpikir bahwa hidupnya telah mencapai puncak kebahagiaan terhebatnya di usia tujuh belas tahun dengan keberhasilannya meraih status sebagai salah satu seorang idola muda terbaik, maka ia akan mengatakan "kau itu bodoh!" pada dirinya sendiri hari ini.

Karena pada kenyataannya, Yuna benar-benar mencapai kehidupan terbaik dan masa terbahagianya saat usianya menginjak yang ke tiga puluh delapan tahun.

Tepat lima tahun lalu, ia telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak dari agensi yang menaunginya sebab rasa lelahnya tinggal di dunia yang dikelilingi oleh paparazzi dan kritik warganet.

Sudah saatnya bagi mental Yuna untuk mendapatkan istirahat yang benar, tentunya hal itu dimulai dengan berakhirnya masa terapinya setelah hampir empat tahun dan kehidupan barunya bersama seorang wanita idamannya; Ryujin Shin.

Dan yang terpenting, mereka bersama-sama tengah membesarkan seorang putri yang manis, cerdas, dan begitu menggemaskan!

"Kau sudah putar tandanya?"

"Sudah!"

"Kalau begitu minggir, nanti orang-orang tidak jadi masuk karena takut melihatmu berdiri di situ."

Yuna melirik tajam ke arah wanita mungil berponi yang berdiri di belakang counter, mengenakan apron cokelat muda beserta beanie kuning kehijauannya seraya mengangkat cerek isi air panas yang baru matang.

Wanita itu adalah Shin Ryujin, istri dari Shin Yuna sejak lima tahun yang lalu.

Mereka memutuskan untuk mengakhiri kontrak, merampungkan terapi, dan mempersatukan dua hati mereka dalam ikatan yang lebih serius dan dalam dari sebelumnya di Skotlandia.

Tak peduli usianya yang hampir menginjak kepala empat, Ryujin tetap tak menunjukkan tanda-tanda berumur — justru, ia memilih untuk memangkas sedikit rambutnya untuk dibentuk poni datar seperti gadis cilik.

Karena tingkahnya yang tak jarang bersifat kekanakan, putri mereka — Helen Shin— yang baru menginjak usia lima tahun, sering mengeluh soal ibunya yang berusaha menyaingi kegemasannya di mata Yuna yang jelas membuat Ryujin mengomelinya sementara yang Yuna bisa lakukan hanya tertawa dan memeluk dua sosok yang teramat ia cintai.

Tapi, itu cerita lain hari sebab hari ini juga memiliki ceritanya sendiri.

Merasakan tatapan dari sosok yang berdiri cukup jauh darinya, wanita itu sedikit melirik ke arah Yuna yang masih menatapnya tajam dengan kilat kesal yang dibuat-buat.

Wanita itu terkekeh, "aku bercanda sayangku, kemarilah dan bantu aku!"

Mendengar keluhan istrinya, Yuna segera bergerak sigap menuju ke belakang counter dan membantu menuang air panas ke dalam racikan minuman untuk persiapan inti sebelum ada pelanggan yang masuk.

"Apa menu spesial hari ini?" tanya Yuna setelah meletakkan cerek di atas kompor, sedikit mengelap sisa air yang sempat tumpah karena terlalu penuh.

Ryujin mengedikkan bahunya, fokusnya sama sekali tak berpaling dari meracik aneka minuman dengan begitu cermat dan lihai — Yuna tak pernah gagal dibuatnya terpukau.

WINGS (胡蝶夢) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang