"you got me on the cliff's edge,
where i belong to."-
Ryujin tersenyum cerah. dihadapannya duduk seorang perempuan nan rupawan, senyumnya manis. Cukup membuat seorang Ryujin hilang akal karena parasnya yang elok.
Ryujin mengangkat tangannya, menyentuh pipi hangat si gadis. Merasakan betapa candunya ketika jemari-jemarinya bersatu dengan kulit selembut kapas itu.
"you're okay, babe?" tanya si gadis, Ryujin tersenyum lalu menarik kerah kemeja yang dikenakan gadis itu- mengikis jarak yang tersisa dengan satu ciuman hangat. keduanya tersenyum di sela adegan panas itu.
"you're beautiful, Yuna, i love you."
Gadis bernama Yuna itu sontak tersenyum lalu menarik Ryujin untuk dipeluknya, sesekali pun ia kecup pucuk kepala Ryujin. Ryujin hanya tertawa kecil dalam pelukannya.
"i know. i love you too."
Ryujin tersenyum damai, kedua tangannya memeluk bahu Yuna. kepalanya ia simpan di ceruk leher Yuna, mengendus aroma manis dari sang empu.
Ryujin mengecup leher Yuna singkat, membuat sang empunya harus terkesiap penuh kejut; sedetik setelahnya, ia justru terkekeh lalu mengelus rambut Ryujin.
"jangan begitu, Ryujin."
Namun Ryujin tak acuh, ia justru memainkan kancing kemeja Yuna; seolah hendak melepaskan kain tipis itu dari tubuh Yuna. Ah, tidak-tidak, mereka ini terlalu salah.
"Yuna.."
"kenapa, sayang?"
"jangan memanggilku begitu-"
"kenapa? kau risih?" sontak, Ryujin mampu dengar suara Yuna yang berubah menjadi sedih. nadanya menunjukkan bahwa gadis itu mendadak kecewa padanya.
ditambah, pelukan mereka yang terlepas. tentu saja semua itu tak bebas dari atensi seorang Ryujin. dengan sigap, ia menarik lengan Yuna- sampai keduanya jatuh diatas ranjang.
Yuna menggigit bibir bawahnya ketika merasakan tangan Ryujin bergerak-gerak disepanjang bahunya. seolah, Ryujin mencoba menggodanya sedikit.
Ryujin tersenyum, "i know you too well."
Keduanya bercumbu dibawah sinar rembulan sebagai satu-satunya kerlip cahaya yang tersisa, menjadi saksi bisu atas perbuatan kedua insan dimabuk cinta buta.
┊
Yuna membuang napasnya gusar, tangannya mengusap wajahnya kesal. emosinya seolah tak terbendung lagi, kedua mata besarnya itu melotot sebal dan nyalang kearah sosok dihadapannya yang juga menatapnya.
"Kenapa melihatku begitu, hah?! kau berpikir kalau ini salahku?!" bentak si gadis jangkung itu, namun tak terlihat gurat gentar dari sosok dihadapannya itu. Justru, sosok itu tertawa remeh.
"..dan kau pikir kau yang paling benar? kau berpikir kalau aku ini jalang, ya? begitu, Yuna?" tanyanya miris, Yuna hanya diam namun kedua matanya tak henti menyorot tajam.
kesunyian membelah atmosfer, turut serta mendengarkan pertengkaran antara kedua insan yang tak jelas statusnya. Yuna membuang napasnya lelah, kini tubuhnya terjatuh- diikuti Ryujin yang duduk berhadapan dengannya.
keduanya berada ditengah-tengah koridor sempit. cukup untuk memotong jarak yang dibutuhkan bagi dua orang yang tengah bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINGS (胡蝶夢) ✓
Fiksi Penggemar2SHIN ONESHOT COLLECTION; ❝run away from reality, live in the dream of you.❞ copyright: 2020, written by applefalls. [!] ever was #1 in ryuna!