"i loves the bublegum smell of lipbalm,
but, i love the scent of yours more."-
Mengingat hari jelang natal, terlebih profesinya sebagai seorang pegawai butik terkenal — tak mengherankan kalau Joanne sampai tak ada waktu senggang.
Sudah terhitung satu minggu sejak memasuki bulan desember, mungkin sejak saat itu juga Joanne jadi kerap pulang malam.
Bahkan, sudah satu minggu ia harus menginap di kosan Julia — teman sekolah Joanne, serta sesama pegawai butik yang sama dengannya — karena tidak kebagian taksi shift malam.
Huh, sungguh keterlaluan apabila bulan ini dirinya tidak dapat kenaikan gaji!
Joanne berdiri di ujung rak; seperti biasa, ia harus menemani para pembeli di butik dengan mengikutinya kemana pun agar pembeli itu tak kesulitan untuk bertanya tentang barang-barang yang diliriknya.
Sempat ia menoleh ke arah Lucy, sang pemilik butik tempatnya bekerja — bisa dibilang, teman semasa sekolahnya dahulu juga.
Lucy, Joanne, bahkan Julia seolah kembali dipersatukan di butik ini.
Well, ia bekerja di butik Lucy hanya sebagai sambilan. Ditambah, sulit untuknya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari kalau ia hanya memiliki pekerjaan tetap sebagai seorang seniman.
Jarang-jarang pula ada penikmat seni yang terpikat oleh karyanya, karena apapun yang dilukis Joanne — semuanya itu hanya berdasarkan oleh satu visual, yaitu kekasihnya — Hussey.
"Apa tidak ada ukuran yang lebih besar?! Kau lihat badanku ini? Aku butuh yang ukurannya pas denganku!"
Joanne membuang napasnya, berusaha tetap memberikan senyum terbaiknya sebelum menjawab; "tidak ada nyonya, kami memberi tanda pada barang yang sudah habis. Sisanya hanya ukuran ini, lainnya sudah sold out.. bahkan di gudang sudah tidak ada."
Namun, wanita paruh baya itu tetap ngotot meminta ukuran yang lebih besar dengan beribu alasan yang terkesan tidak logis di otak Joanne.
Joanne tetap diam, mengekor di balik sang nyonya yang kini marah-marah seraya berjalan mengitari rak lain.
Melihat partner kerjanya yang tampaknya sedikit mulai panas akibat pembeli yang dianggap annoying, Julia memutuskan untuk mendekati Joanne.
Joanne hanya menggeleng kecil ketika melihat Julia menghampirinya.
Julia mengedipkan sebelah matanya, berharap Joanne menangkap kodenya untuk segera menyingkir.
Joanne tersenyum, dengan senang hati ia mengundurkan diri dan berjalan ke arah counter, di mana Lucy hanya duduk tenang sambil menghisap caramel-nya.
Lucy terkikik geli melihat ekspresi Joanne yang kelihatan dongkol, ia berhasil membuat Joanne merasa kewalahan akibat satu-satunya pembeli yang bahkan Lucy sendiri tak menyukainya.
"Hey, coba bercerminlah, mukamu menyedihkan sekali," ledek Lucy seraya menutup mulutnya, tertawa ketika wajah Joanne semakin ditekuk kesal.
"Diamlah! Kau 'kan yang meminta Julia agar tidak melayaninya?! Kau ini, sudah tahu hanya Julia yang dapat mengatasi wanita cerewet itu, kau malah melemparkan tugasnya padaku! Untung Julia datang tepat waktu, kalau tidak mungkin nama butikmu sudah jelek karena buah bibir wanita itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WINGS (胡蝶夢) ✓
Fanfiction2SHIN ONESHOT COLLECTION; ❝run away from reality, live in the dream of you.❞ copyright: 2020, written by applefalls. [!] ever was #1 in ryuna!