[16] we're so lucky, lucky, lucky!

297 45 9
                                    

"let's defend this miracle,
so that no one can come."

-

"Apa kau pernah jatuh cinta?"

Sosok gadis nan tengah duduk bersantai dalam kegiatan literasinya terkekeh, sudut bibirnya terangkat menanggapi sederet pertanyaan yang ia baca dari buku yang digenggamnya.

"Jangan bercanda, cinta itu tidak ada," sambungnya dengan gelengan kecil, memilih menutup bukunya.

Membahas cinta itu menggelikan, pikirnya berkali-kali.

"Jangan terlalu sering membaca buku seperti itu, kamu saja tidak percaya cinta mau coba-coba, Yuna.." celetuk sosok lain yang baru saja keluar dari kamar mandi, tampak sibuk merias wajahnya.

Yuna, gadis yang sempat mentertawakan cinta, kini langsung tersenyum tipis mengamati sosok yang berdiri tak jauh darinya.

"Buku ini punyamu, Lia, aku hanya penasaran dengan isinya. Tumben sekali fokus berdandan, mau pergi berkencan dengan pria mana lagi?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Yuna, Lia justru tertawa dan menyeletuk; "kamu berkata seolah aku pergi berkencan setiap hari!"

Yuna menggeleng seraya terkekeh, "memang benar kok, memangnya mau berkencan dengan pria mana lagi? Kamu belum memberitahukannya padaku!" namun Lia menggeleng, sambil masih fokus untuk memasang anting berbandul bintang pada kupingnya.

"Terserah, tapi kali ini bukan pria."

Alis Yuna sontak saja bertaut bingung, housemate-nya itu tak pernah berkencan dengan spesies selain manusia dan pria sebelumnya; tentunya hal itu menarik perhatian Yuna untuk memperdalam pengetahuannya.

"Lalu?"

Pertanyaan Yuna yang terdengar penasaran itu melebarkan senyum pada bibir Lia yang baru saja selesai dipoles dengan liptint.

"Wanita. Kalau kamu penasaran ceritanya, nanti saja waktu aku pulang. Tapi, kalau kamu penasaran seperti apa orangnya, ikut aku."

Kini, keduanya saling bertatapan, namun senyum Yuna mengembang setelahnya.

"Tunggu, aku ganti baju dulu!"

-

"Sekali saja tidak menyusahkanku bagaimana, Yeji?"

Dua sosok gadis dengan kasualnya berjalan berdampingan, memasuki kawasan mall seraya celingukan mencari sosok yang membuat janji temu bersama mereka siang ini.

Yeji, salah satu dari kedua gadis itu, yang lebih tinggi spesifiknya; tertawa seraya menepuk bahu teman karibnya itu, "maaf ya, Ryujin, lagipula mau cari di mana wanita secantik dia? Kalau kau jadi aku, pasti juga mau."

Gadis yang disebut-sebut sebagai Ryujin itu merotasikan matanya jengah, begitulah kata seorang gadis yang sudah berkencan dengan belasan pria dan wanita dalam kurun waktu berdekatan.

"Beraninya kau berkata begitu setelah mengencani banyak manusia," desis Ryujin seraya menoyor kening Yeji yang berjalan di sisinya.

Yeji mendengus seraya memukul tangan Ryujin yang terbilang tidak sopan karena umur Yeji yang lebih tua darinya.

"Said the one who date two person at once."

WINGS (胡蝶夢) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang