[15] meet me at our spot

280 45 8
                                    

"meet me at our spot,
they can't find us there."

-

Shin Yuna mengenal gadis lain yang pula bermarga Shin pada umurnya yang ke sembilan belas, tatkala Shin lain bersama keluarganya itu berpindah kediaman dari ibu kota yang sesak penduduk; berharap untuk mendapat hidup yang lebih damai di desa kecil kesayangannya.

Awal mula perkenalan keduanya tak seindah dongeng Disney, melainkan, Yuna terpaksa berbicara dengannya sebab gadis itu tak sengaja mendatangi lokasi favoritnya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Panik yang Yuna rasa kala itu tak ada banding, sosok yang tanpa ia duga justru duduk pada salah satu bebatuan dekat tebing-- area bagi Yuna dalam menghabiskan hari-hari ditemani kicauan burung.

Alih-alih mendapat jawaban yang Yuna ingin, ia justru mendengar tawa dari sosok asing itu seraya tersenyum menatapnya.

"Menemanimu, kamu kelihatan kesepian dengan duduk sendirian."

Yuna menaikkan sebelah alisnya-- jelas merasa aneh, dia benci apabila ada orang lain yang mencoba mengusik kesendiriannya.

"Aku tidak kesepian."

"Iya? Kalau begitu, biarkan aku istirahat sebentar, capai tahu bersepeda dari bawah!"

Kerutan pada kening Yuna semakin dalam, "terserah, tapi kau harus cepat pergi."

Yuna hanya diam ketika gadis itu telah menyetujuinya, selebihnya mengabaikan sosok gadis yang aktif bicara bercerita tentang harinya dan perpindahannya kemari.

-

"Halo, selamat sore!"

Yuna mendengus, merasakan kehadiran sosok yang tempo hari lalu, sempat mengusik ketenangannya di tempat pribadinya, tempatnya beristirahat pada siang sampai larut malam.

"Hai!"

Sosok itu menyapanya sekali lagi, mencuri duduk di samping Yuna tanpa rasa malu merasakan tatapan Yuna. Yuna mendengus, membuang wajahnya-- enggan menatapnya lebih lama.

"Aku datang lebih awal dari kemarin, hehe!"

Yuna masih terus menatap nyalang ke arah jurang curam yang berada beberapa langkah di hadapanya, mengacuhkan bagaimana sosok asing yang bersandar pada sisi lain pohon terus mengoceh.

"Ngomong-ngomong, aku belum sempat berkenalan denganmu, aku Ryujin-- Ryujin Shin!" celetuknya. Yuna meliriknya kilat, kedua belah pipi gembil gadis itu membentuk lipatan unik di bawah mata yang belum pernah Yuna lihat sebelumnya.

Yuna mendengus, kembali menatap lurus ke arah jurang curam yang tak jauh darinya, mengabaikan Ryujin meski gadis itu mencoba berteman. Yuna tak ingin repot-repot melibatkan diri dengan orang asing.

Mengerti bahwa tak akan ada sahutan, Ryujin melanjutkan, "kenapa kamu pilih tempat seperti ini untuk menyendiri? I mean, this could danger you anytime."

Ryujin tersenyum pias ketika melihat bibir gadis di hadapannya perlahan terbuka pasti, menjawabnya.

"Semakin berbahaya, semakin sedikit yang akan datang kemari."

Hari itu, Ryujin mengetahui satu hal lain yang juga melekat pada diri Yuna-- dia cerdas.

-

Yuna memperhatikan sekitarnya, sudah beberapa waktu berlalu sejak ia kembali duduk di atas dahan pohon; terlihat jenuh menunggu hal yang tak pasti.

WINGS (胡蝶夢) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang