Kembali 2

595 58 19
                                    

   Matahari menyapa langit, gumpalan awan diganti cahaya mentari yang mencolok mata, Yuri dan Sinbi bekerja sama membuat sarapan untuk keempat gadis kecil yang sudah rapi di meja makan, emm tepatnya hanya Giselle saja, Karina sedang mandi, dan dua makmae sedang bermain pasir play doh. Giselle mengamati tangan lihai Yuri yang memasak telaten,

     " wihh....... Plakplak" suara tepuk tangan Giselle di meja bar dekat kompor Yuri memasak, Yuri tersenyum, huh dia selalu tebar pesona kepada tiga gadis teman Winter ini,

     " amazing!!!!!! " puji Giselle, Yuri menaik-turunkan alisnya sombong,

     " buang ke planet saturnus pih!!!.... Cepet masak!!!!, mereka udah pada kelaperan juga!!!.... " omel Sinbi, dia sedikit seperti ibunya sekarang, selalu mengomel saat ayahnya salah dimatanya. Yuri sedikit bergidik, Sinbi semakin kejam padanya tak tanggung-tanggung, Giselle yang melihat anak dan ayah itu tersenyum lucu.

   Setengah jam kemudian, nasi goreng telur mata sapi yang juling pun sudah jadi, Sinbi tengah membawakan susu untuk mereka ber enam, susu putih kecuali Yuri minta coklat,

     " WINTER!!!!!!!!! AYOO MAKANN, SAYANG!!!! AJAK TEMENNYA!!!!!!!!! " teriak Yuri dari arah dapur yang sudah menata piting, Winter dan Ningning segera berlari, berbeda dengan Karina yang baru bergabung dengan santai mendudukkan pantatnya diatas kursi dibantu Yuri, masih kecil juga.

   Mereka semua menikmati dengan khidmat makanan mereka, sampai bel rumah menggema ke seluruh ruangan sampai dapur,

     " Karina sayang, Kang Jimin!!!!! " teriak wanita dengan suara nyaring dari depan, yah itu ibu Karina, siapa? Irene, bersama Seulgi dan anak sulungnya,

     " Omo.... Yuri Hyung...... " sapa Seulgi, Yuri tersenyum sebagai balasan,

     " Mimom.... Pipop................. " girang Karina, menggoyang-goyangkan kakinya diatas kursi minta di gendong sang ayah, Seulgi meraih anaknya untuk digendong nya,

     " ya Tuhan..... Kamu semakin berat yaa Kang Jimin!!!!" ledek Seulgi, tapi Karina setia menciumi pipi ayahnya yang sudah berangsur tua itu, hmm masih tampan. Irene mendatangi Sinbi dan memeluknya,

     " ya Tuhan...... Anak 15 tahunku yang menangis kemarin kemana???, kamu semakin dewasa Sinbi~ah" ledek dan puji Irene secara bersamaan, Sinbi membalas pelukan Irene, tinggi nya sekarang melangkahi Irene, jadi dia memeluknya dengan duduk.

     " Oppa....... Karina aku jemput duluan ya??? Heheh... " kata Irene terkekeh, Yuri mengangguk mempersilahkan Karina dijemput, sekarang tinggal Winter, Giselle, dan Ningning, mereka masih asik bermain setelah sarapan mereka, melukis dan membangun rumah barbie, Giselle juga meninggalkan bukunya di meja, ikut bermain dengan Winter dan Ningning, sampai fokus Winter terbagi karena langkah kaki dari arah depan,

     " MIMIH!!!!!!!!! PIPIH!!!!!!!!!!!!!!!!!! " teriak girang Winter yang langsung melompat ke gendongan ibunya,

     " Winter ku................ Semakin cantik saja. Ahhh dan berat, papihmu memberimu makan terlalu banyak.... " kata Tiffany, Winter beralih ke gendongan Taeyeon, menghujani ayahnya beribu ciuman tak lupa dia mengeratkan pelukan di leher sang ayah, apa kabar Giselle? Sinbi? Mereka juga ingin seperti itu, tapi.... Ah ya sudahlah....., Ningning? Masih fokus kok buat rumah barbie nya. Yuri melihat kelagat kedua anak berbeda umur di depannya, mereka terlihat sama, yang satu butuh ibunya, yang satu butuh ayahnya.
    
   Giselle memilih duduk di samping Yuri sambil membaca bukunya kembali, moodnya hancur melihat teman-teman dengan orangtua mereka, Yuri menyadari itu, Sinbi juga memilih duduk di sebelah Giselle dan membaca buku hukum, entah kenapa lebih baik dia membaca buku daripada melihat Tiffany dengan Winter, dulu Sinbi selalu dimanja oleh Tiffany tapi sekarang, ah Sinbi sadar kok, dia memilih menjauh daripada kena marah Tiffany karena Sinbi meminta perhatian lebih.

JESSTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang