Yuri tengah terseok-seok mendengar jejeritan istrinya yang mengalami kontraksi untuk kesekian kalinya, sejak jam tiga dini hari tadi. Yuri benar-benar lelah, tapi dia tidak ingin melewatkan moment dimana anak ketiganya lahir. Dan juga satu-satunya anak yang dia temani kelahiran nya,
Air mata Yuri berlinang, mendengar Jessica menjerit, ini belum waktunya si bayi keluar tapi, entah mengapa Jessica suka teriak-teriak,
" SEOBANG.... ARRRGGGHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!! " teriak Jessica, memegangi pinggiran ranjangnya,
Ucapan dokter tidak ada yang masuk di pendengaran Jessica, dia hanya fokus cepat-cepat mengeluarkan si bayi yang masih setia di perutnya,
Ini pertama kalinya dia melahirkan secara normal dan benar-benar genap 9 bulan, berbeda dengan kedua anaknya yang terdahulu.
Jessica terengah-engah, dia merasakan begitu sakit dibagian bawah tubuhnya, peluh keringat jangan di tanya lagi, dia benar-benar ingin nyebur kolam kalau seperti ini,
Perlahan rasa sakit itu hilang, dan akan tetap seperti itu sampai pembukaan ke-10,
" gwenchana? " tanya Yuri khawatir, Jessica melirik singkat sang suami,
" coba kau jadi aku seobang! " ketusnya, Yuri terbungkam, menampilkan barisan gigi putih yang masih lengkap,
" aaaaaahhhh........ Sakit!!!!!!! " teriaknya lagi, saking kerasnya suara Jessica sampai pasien kanan kiri, depan kamar nya di pindahkan, Yuri yang meminta. Demi kenyamanan bersama, dan di tanggung semua oleh Yuri.
Sudah setengah jam berlalu, tapi kali ini Jessica benar-benar merasa sangat-sangat sakit, Yuri menekan tombol emergency, dan segera datang dokter yang dari tadi selalu siap siaga di sana.
" pindahkan nyonya Kwon ke ruang bersalin, pembukaan nya sudah hampir sempurna... " tutur sang dokter, Yuri dengan telaten segera mengikuti bed Jessica, meninggalkan ruang rawat Jessica, masuk kedalam ruang bersalin.
Yuri sudah menggenggam tangan sang istri, menyalurkan kekuatan dari sana, matanya tak pernah teralih dari bola mata Jessica yang sekarang fokus mengejan, tangan Jessica mencengkram tangan Yuri erat, kukunya menusuk epidermis sang suami, tak peduli jika itu ke gores, ke tusuk, ke silet, bodo amat, gak ada yang lebih sakit dari apapun dibanding mo ngelahirin.
" tarik nafas... Buang....... Chagi..... Tarik nafassss buang........ Listen to me.... Chagiii..... " kata Yuri memandu Jessica, agar tenaga terkumpul, Jessica memicing,
" BERISIK!!!!!!!! Hah... Hah....... ",
" aaaaaaaarrrrrrgggghhhhh........ " Jessica kembali mengejan, peluh keringat tak terhitung berapa banyaknya jumlahnya,
" terus nyonya..... Sudah terlihat kepalanya, ayoo tuan bisa menyemangati nyonya..... Ayo nyonya.... " kata dokter, Jessica menarik nafasnya dalam, bersiap mengejan untuk kesekian kalinya,
" aaarrrrggggghhhhhh....................... ",
" listen to me Kwon Yuri......... Yahhh kalau kau sampai selingkuh akan ku patahkan milikmu!!! Ini sakit! ", Yuri menggeleng,
" kalau kau sampai menikah lagi, kupastikan kau juga ikut mati! Awas kau Kwon Yuri...... " Ultimatum Jessica, Yuri kembali menggeleng,
" chagi..... Jangan bilang begitu...... ", dalam satu teriakan, nampak lah bayi mungil yang masih merah itu, tangisnya merebak keseluruh ruangan,
Oeekkkk.... Oeeekkkkk.... Oekkkkkk.... Gugugugu ( sesenggukan) Oeeekkkk... Oekkkkkkk.... Oeeekkkkkkkkkkkkk gugugugu...... Oeeekkkkkkkkk
Seketika ruangan itu ramai hanya karena satu bayi yang sedang menangis, karena dinginnya dunia luar,
KAMU SEDANG MEMBACA
JESSTINY
FanfictionJessica dan takdir hidupnya Apakah Jessica akan bahagia? Atau Sebaliknya? Start : 2021.08.16 End : 2021.11.22 Sequel FF sebelah! 🔞 📚 2