STILL ALIVE

505 52 8
                                    

   Sudah seminggu sejak Jessica siuman, keadaannya mungkin semakin hari semakin baik, tapi mentalnya tidak, Jessica hampir setiap jam menangis setelah itu tersenyum, kemudian menangis lagi, Krystal tak mampu berbuat apa-apa, hanya bisa diam mendoakan sang kakak yang masih belum jelas penyebab depresi nya.

   Keadaan Jessica semakin mengkhawatirkan saat dia tidak sengaja bertemu dengan lawan jenisnya, ketakutan menghiasi wajah cantiknya yang lusuh tak terawat, ekspresi takut tak bisa dia hindari saat bertemu dengan laki-laki, selain dokter yang merawat nya.

   Sedangkan, saat ditanya pun Jessica tak menjawabnya, dia berbicara saat dia ingin saja. Krystal selalu berada di sisi sang kakak, tak perduli jika kakaknya mencacinya tiba-tiba ataupun tindakan yang kompulsif-impulsif lainnya, Krystal hanya ingin berada di sisih kakaknya, setelah perkataan kakaknya yang ingin menyusul sang anak ke atas sana, membuat Krystal semakin protect kepada kakaknya. ( Kompulsif : tindakan tidak sadar, tidak diperintah oleh otak; impulsif : tindakan berupa kesadaran insting/perintah otak).

   Kabar dari sang ibu tentang Sinbi sudah didengar, Sinbi selesai dari operasi panjangnya, dan sedang berada di masa komanya, sudah terhitung 4 hari ini Sinbi koma, Krystal tak tahu pasti apa yang terjadi di sana, dia hanya bersyukur dia tidak jadi kehilangan keponakannya.

   Tapi, kondisi kakaknya juga tak kalah buruk, Jessica yang setiap jam menangis membuat Krystal merapuh, banyak obat-obatan yang masuk kedalam tubuh Jessica, mulai infus, suntikan, berbagai macam pil dan obat-obatan yang lain, tapi Krystal masih betah menyembunyikan kakak nya dari kedua orangtuanya.

   Satu bulan berlalu, kondisi Jessica semakin memburuk dia semakin menutup diri dari orang-orang disekitarnya begitu juga dunia luar, dia masih dirawat dengan metode rawat jalan. Dia hanya ingin bertemu dengan Krystal dan Dokter Kim, dokter Psikiater nya. Melamun adalah pekerjaan sehari-harinya, tiba-tiba tertawa dan menangis.

   Dan setelah satu bulan itu juga Dokter Kim baru bisa mengetahui penyebab depresi Jessica, dia menyarankan untuk membawa Jessica keluar dari Korea, karena penyebab depresi nya juga karena dia masih ada di sekitar Korea, pikiran Jessica masih terngiang-ngiang hal-hal yang terjadi pada dirinya dulu, mungkin ketika Jessica menerima ' invest' dari pria itu, visual saat melakukan 'nya' tidak nampak di mata Jessica tapi, mungkin saja itu sebagai pemicu awal pikiran memblokade akses pria kepadanya.

   Dokter Kim menjelaskan bahwa kondisi Jessica harus segera di obati, Jessica mengalami gangguan kecemasan tingkat berat, ada beberapa hal yang masih harus ditelaah lebih lanjut. Krystal menyadari kondisi kakaknya akan lebih parah jika dia terlalu lama di Korea, dan New Zealand adalah tempat terbaik untuk pengobatan Jessica.

   Sebenarnya tentu saja Amerika merupakan tempat terbaik dalam hal mengatasi segala penyakit, tapi sangat tidak mungkin bagi Krystal membawa Jessica ke sana, terlebih kedua orangtua mereka masih berada disana, akhirnya New Zealand lah yang terpilih.

   Negara kepulauan yang terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik, dan terletak 1.500 KM dari tenggara Australia, memiliki wilayah yang masih terjaga kelestarian hutan dan lautnya. Mungkin saja dengan tempat seperti New Zealand, Jessica bisa lebih baik daripada sekarang.

     " Unnie..... Kau harus sembuh, ne??? " kata Krystal kepada sang kakak, tak lupa mengelus punggung tangan Jessica, agar dia merasa tenang. Jessica tak membalas dia diam menatap kaca kamarnya.

     ' ya Tuhan bantu aku........ ' batin Krystal.

***

   Hari pertama Jessica dan Krystal berada di New Zealand memang tidak terlalu sulit, Krystal tidak perlu diragukan lagi kemahirannya dalam berbahasa Inggris, Dokter Kim juga sudah memberi kartu nama Dokter Psikologi terbaik di Rumah sakit Auckland.

JESSTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang