Warn sex scene
Focus on Jaegyu
Lol, i think too much readers miss jaegyu"Aku benci,"
Plak
"Aku sangat membenci ketika Jeno memeluk mu,"
Plak
"Mencium dahi mu,"
Plak
"Apalagi mencium bibirmu tadi."
Plak
Plak
Badan Mingyu terdorong ke depan karena tamparan dari Jaehyun. Sialan, jika bukan karena mulutnya tersumpal gangball laki laki itu pasti akan mengumpat.
"I don't fucking care, if you say Jeno your son. You are mine, and always mine."
Tubuh Mingyu bergetar, hendak tertawa. Membuat Jaehyun kembali kesal. Laki laki dominan itu mencengkram kuat pipi Mingyu.
"Kau tertawa?"
"Iya? Ingin mengatakan jika aku berlebihan?"
Mingyu sontak menggeleng, kemudian menggeram ketika Jaehyun melepas gangball mulutnya ngilu, sialan.
"Aku milik mu Jaehyun. And i always do. Kita sudah hidup hampir 25 tahun, sifat mu tetap lucu seperti ini hei?"
Meski dengan wajah sedikit tegang, Mingyu berusaha membuat sang suami santai. Agar dia tidak di hukum okey!
Meski sudah puluhan tahun bersama Jaehyun, jujur saja Mingyu selalu kesal jika Jaehyun sudah menghukumnya.
Bayangkan saja, orang bodoh itu akan menggenjot lubangnya 5 jam penuh.
Jika Mingyu pingsan?
Oh tentu saja di biarkan.
"Aku cemburu."
Kali ini tidak dapat di pendam, Mingyu tertawa manis, sambil menangkup pipi Jaehyun. Matanya menyipit cantik. Jaehyun lagi lagi merasakan hatinya menghangat.
"Aku tidak masalah kau cemburu. Jadi ayo, penuhi lubangku dulu. Anal ku gatal, kau dari tadi hanya menggodaku!"
Mingyu mengehentikan tawanya, lalu mengerucutkan bibirnya. Ganti Jaehyun yang tertawa kecil, membalik posisi hingga kini dia dibawah dan Mingyu di atas. Kalau Jaehyun bilang.
"Paha Mingyu itu surga."
Meski dengan raut wajah sebal, Mingyu tetap berusaha memasukkan penis sang suami kedalam lubangnya. Perih, tapi dia sudah biasa.
Jlep
"Ahhhh~"
"Fuck, kau menyempit."
Mingyu tak perduli ucapan Jaehyun, lantas mulai menaik turunkan tubuhnya. Kemudian mempunyai ide untuk menggoda pasangan hidupnya itu.
Dengan binal, Mingyu membuka lebar pahanya, menggigit bibir bawahnya sendiri, lantas mengedipkan satu matanya ke arah Jaehyun.
Sang dominan menelan ludah, mendapati dengan jelas bagaimana kejantanan nya melesak mudah kedalam lubang sempit itu.
"Shit, baby."
"Yess Daddy?"
Ohh-
Menantang rupanya.
Jaehyun menyeringai, kemudian memegang pinggang Mingyu, mengentak kuat penisnya. Mingyu terkejut lalu menahan dirinya pada dada Jaehyun, bibirnya terbuka lebar mendesah keenakan.
Tangan kiri Mingyu menarik rambut Jaehyun, memerintahkan sang suami agar melumat puting tegangnya itu. Jaehyun menurut dengan suka hati, mengulum sesekali menggigit gemas puting pink kecoklatan milik pasangan manisnya itu.
"Ahhh... Jaehyun-"
Erangan dan desahan itu bersautan. Mungkin faktor sudah lama mereka tidak berhubungan badan.
Iya, cuma satu Minggu.
Jaehyun saja yang berlebih, tidak sex selama satu Minggu menurut nya sudah seperti satu tahun di neraka.
"Mau cum.. Daddy.. ughh"
"Cum for Daddy, arghh fuck."
Sperma Mingyu keluar setelahnya, di susul dengan sperma Jaehyun. Keduanya terengah-engah, kemudian Mingyu menyatukan dahinya dengan dahi sang suami. Terkekeh kecil saat sang suami menggesekkan hidung keduanya.
"Sudah puas?"
"Belum. Aku belum memukul kepala anak bodoh itu."
Mingyu tergelak kembali, kemudian merengkuh tubuh Jaehyun. Bersandar nyaman disana.
"Aku milik mu, bodoh."
"Ya, aku tau, orang bodoh,"
"Kau tidak mati ternyata."
"Kau berharap aku mati?"
"Tentu saja tidak bodoh. Apa otakmu ikut hilang saat operasi kemarin?"
Hyunjin memutar bola matanya malas, kemudian matanya menatap lugu Jeno. Pemuda yang di tatap menelan ludah, kemudian memilih menatap tembok.
Kenapa ini?
Dadanya berdetak lebih kencang saat mata bulat itu menatapnya teduh seperti tadi.
"Jeno, i need lil hug, please gimme:("
"Never."
":("
Jeno mengumpat, kemudian berdiri dari duduknya, merengkuh kecil tubuh tipis itu.
Iya, Jeno menyebut Hyunjin tipis karena hampir seluruh tubuhnya hanya berisi tulang,
Oke ini sedikit berlebihan.
"I hate you, Hyunjin."
"Me? Really?"
Memilih mengacuhkan pemuda manis itu, Jeno lantas mengusap perlahan punggung Hyunjin. Bibirnya membubuhi sedikit kecupan pada bahu telanjang sang pemuda.
"Besok kau pulang. Di rawat di rumahku."
"Kenapa?"
"Ibumu mulai mencari keberadaan mu, dan tidak, aku tidak akan melepaskan mu."
Tertawa kecil, Hyunjin lantas mendongak, membuat mata keduanya bertemu. "Kau takut aku akan pergi?" Jeno jelas berdecih, kemudian menyentil kecil kening Hyunjin. "Kau sudah menyerahkan hidupmu padaku. Jadi aku tidak akan membiarkan barang ku, pergi."
Hyunjin mengangguk faham, kemudian tersenyum licik.
"Kau mengambil alih hidupku. Berarti, aku menjadi separuh hidupmu? Dan kau, separuh hidupku?"
Terdiam.
Jeno hanya terdiam.
Sampai akhirnya handphone nya berbunyi.
Mereka mulai bergerak.
Menatap intens ke arah Hyunjin, Jeno lantas mengangguk pelan.
"Ya, kau memiliki separuh hidupku."
Fyi. Puas banget yah? Dapet asupan jaegyu terus hari ini hahah.
Dahh♥️
100vote+50komen= next