Tolong baca pesan di akhir ya, terima kasih❤️
-----
"Jeno, apa kau pernah berfikir untuk mencintaiku?"
Jeno yang tengah mengotak atik pistolnya itu menoleh, matanya tampak menampilkan tatapan tajam. Berusaha sekeras mungkin mengucap satu kata, yang hendak meloncat keluar dari belah bibirnya.
"Jatuh cinta atau tidak, itu urusanku. Kau tidak usah ikut campur,"
Tergelak pelan, Hyunjin lantas memainkan jarinya, wajahnya tampak pias. Sesulit itukah agar Jeno mampu menaruh rasa padanya?
"Tolong katakan padaku ya, jika nanti kau sudah jatuh hati."
Tidak ada balasan, karena selanjutnya, pemuda cantik itu memilih untuk keluar kamar, dan sang pemilik membiarkannya. Tidak menahan seperti biasa.
Jatuh cinta itu apa sebenarnya?
Saat Jeno kecil, dirinya selalu berusaha melindungi dan membahagiakan Mingyu, apa itu yang namanya cinta?
Atau saat dirinya menangis karena operasi Hyunjin kemungkinan besar gagal?
Oh apa mungkin—
"JENO!"
Lamunan Jeno buyar, saat mendengar teriakan dari Hyunjin, kakinya dengan cepat berlari keluar, mencoba dengan gesit, menemukan keberadaan pemuda itu.
Jujur saja, yang di dalam sana berdetak tak karuan, saat menemukan seseorang yang tengah dirinya cari berlumuran darah, di bagian tangan.
"Sial, ada apa denganmu sebenarnya,"
Menarik kuat pergelangan tangan itu, keturunan Jaehyun itu lantas mengguyur tangan sang pemuda manis. Meski dirinya sendiri gemetaran.
Bagaimana tidak?
Luka itu menganga. Terlihat jelas jika dalam.
"Shhh.. sakit,"
"Tahan sebentar,"
Saat dirasa darah mulai berhenti keluar, yang lebih tua lantas mengeringkan telapak tangan itu. Hyunjin diam saja, kepalanya sedikit pening, jujur saja.
"Ayo kita obati."
Dengan gerakan lembut, sang dominan merengkuh pasangannya dalam gendongan manis. Demi Tuhan—
Oh, Jeno kan atheis.
Intinya, mereka terlihat lucu sekarang.
"Kau ini sedang sebenarnya?"
"Eum.. memotong apel,"
"Lalu?"
"Pisaunya yang salah, dia tiba tiba bergerak aneh, dan menggores telapak tanganku,"
"Kau saja yang bodoh."
Hyunjin merenggut, rambutnya nampak bergoyang ke kanan dan ke kiri, menandakan ia tengah sebal. Apalagi tangannya sungguh perih saat ini. Tapi Jeno tidak perduli, menekan kuat kapas berisi alkohol itu, tidak ada lembut lembutnya.
Babi.
"Eum... Aduh, sakitttt!"
Otomatis menarik tangannya, pemuda cantik itu lantas mengerutkan kening, dasar manusia bangsat satu ini, lukanya malah di tekan. Ingin rasanya dia memukul kepala Jeno, tapi nanti yang ada dia bisa kehilangan tangannya.
"Lain kali hati-hati, jangan biarkan dirimu terluka,"
"Karna hanya kau yang boleh melukai ku, begitu?"
Menghela nafas, Jeno kemudian menumpukan wajahnya pada bahu sang pemuda cantik.
Harum samar parfum bercampur dengan sabun mandi, benar benar membuatnya tenang. Berbeda dengan anak dari Yeji ini, badannya tegang bukan main.
"Aku akan terus bersama mu, apa itu cukup?"
"Hah?"
Mengangkat wajahnya, dua pasang mata itu selanjutnya bertemu. Dengan arti tatapan yang berbeda. Si dominan mulai menggerakkan tangannya, mengusap sayang, rambut Hyunjin.
"Aku akan terus bersama mu, apa itu cukup? Untuk menjawab pertanyaan mu tadi?"
Fyi. Book ini di plagiat, dan aku jadi males ngelanjutin wkwkw. Dari dulu aku sebenarnya udah sering menerima laporan plagiarisme, cuma hanya 2 dari 4 orang yang bisa aku selesaikan secara langsung dengan pelakunya. Dan ini laporan ke lima, yang lagi lagi gak bisa aku selesaikan, karena pelaku hapus ceritanya dulu, sebelum aku melihat booknya.
Mau aku DM, takutnya nanti playing victim, tau lah, kondisi aku gak ada bukti letak kemiripannya, dan hanya punya bukti dari laporan readers aku. So yeah, aku coba lupain aja.
Buat kalian, jangan bosen bosen laporan kalau ada book yang mirip dengan punya, aku gak akan langsung menuduh adanya tindakan plagiat, pastinya aku urusi sendiri dulu.
Terima kasih❤️