Nine🔞

5.2K 434 63
                                    

Selamat membaca

Hyunjin hilang.

Lebih tepatnya di culik.

Setelah adegan dimana Jeno membentak Hyunjin, pemuda itu pergi seperti biasa, tapi 3 jam kemudian saat dia kembali, Hyunjin sudah tidak ada di ranjangnya.

Jeno gusar.

Mengumpat kepada belasan pengawalnya, lalu sempat memukuli manusia tak berdosa itu. Hei, bagaimana bisa rumah sakit yang sudah dijaga ketat itu kecolongan pasien VIP?

Sangat tidak mungkin jika di pikirkan secara logika.

Hingga malam hari hampir subuh, Jeno belum bisa menemukan keberadaan Hyunjin. Pemuda itu menggeram marah. Sialan, hatinya kenapa berdetak tak nyaman.

"Belum ada kabar Jeno?"

Mingyu menghampiri anaknya. Kemudian mengelus lembut bahu yang tampak tegang itu. Berusaha menenangkan sang anak. "Belum, pa," setelahnya mengangguk mengerti, Jeno lantas menduselkan wajahnya pada perut Mingyu.

Manja sekali ketika bersama papanya.

"Minta bantuan Daddy mu. Agar Hyunjin bisa di temukan."

"Tidak. Aku kesal dengan Daddy."

Mingyu mendengus geli, kemudian mengotak Atik ponselnya. "Minta bantuan paman Wonwoo okey?" baiklah, Jeno mengalah dan memilih mengangguk.

Lumayan juga sebenarnya, karena dengan bantuan Wonwoo, Hyunjin bisa di temukan esok harinya.

Di rumahnya sendiri.

"Lama sekali tuan Jung, aku kira kau akan langsung menemukan Hyunjin malam itu juga." Jeno sama sekali tidak menggubris ucapan Yeji, memilih menatap Hyunjin yang terduduk di kursi roda, lengkap dengan infus yang terpasang di tangannya. "Aku tidak akan membiarkan anakku mati. Tenang saja."  hei, yang ada Jeno malah gusar setengah mati.

"Kembalikan Hyunjin. Padaku. Sekarang. Juga."

Ucapan penuh tekanan dari Jeno membuat Yeji tertawa keras, kemudian mengusap bahu Hyunjin pelan. "Kau menginginkan anakku? Oh bahkan kau tadi bilang aku harus mengembalikan anakku padamu? Hei tuan Jung, aku ibunya, kau bukan siapa siapa nya." Jeno menyeringai kecil, kemudian berjalan mendekat. Yeji tak takut sama sekali.

"Anak mu sudah menyerahkan hidupnya padaku. Apa perlu aku katakan hal itu dua kali?"

Kini giliran Yeji yang mendengus, wanita berumur itu kini ganti menatap Hyunjin. "Kau ingin kembali padanya, Hyunjin?" tak terdengar jawaban, karena Hyunjin lebih memilih mengalihkan pandangannya.

"Liat lah tuan Jung, anakku bahkan tidak menjawab."

"Dengan atau tidaknya jawaban Hyunjin, aku akan tetap membawanya."

Dua percakapan sengit itu membuat Hyunjin merinding sendiri. Ingin pergi, tapi tangannya bahkan lemas hanya untuk mendorong rodanya sendiri. "Sudah ku katakan juga bukan? Bawa kedua orang tua mu. Mafia keluarga Jung yang terhormat untuk menemui ku. Baru ku berikan anakku padamu."

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Jeno berujar dengan geram. Matanya tampak menyala marah.

"Pertanggungjawaban atas kematian suamiku karena ulah keluarga mu itu."

"P-papa sudah mati?"

Yeji dan Jeno lantas mengalihkan pandangannya pada Hyunjin. Pemuda manis itu tampak bergetar tak percaya. Matanya juga sedikit berair. Ah, mungkin akan menangis beberapa saat lagi.

"Aku belum memberitahu mu? Ah maaf Hyunjin, papa mu memang sudah mati karena ulah seseorang di depan mu yang bernama Jeno itu."

"Aku tidak tahu apa apa, sialan."

18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang