Hari ini Nara terlihat menyusuri koridor sekolah sendirian, tumpukan buku-buku tebal dengan cover elegan bertuliskan kamus bahasa memenuhi lengan hingga menutup separuh wajahnya.
"Mingyu ngapain pake sakit segala coba." Ia menggerutu kesal. Kim Mingyu terserang demam kemarin malam, tindakan konyol malas memakai jas hujan adalah alasan dibaliknya.
Tapi tentu Kim Mingyu tidak se-menyebalkan Boo Seungkwan yang izin ke toilet hingga setengah jam. Membuat Nara mau tidak mau harus membawa buku-buku tebal itu sendirian ke perpustakaan.
"Widihhh sendirian aja tuh mbaknya. Kemana pacarnya?" Dan lagi terjadi, peristiwa yang sungguh ingin Nara sudahi di sekolahnya. Fakta mengenai belum terungkapnya dirinya sebagai anak 3King, lalu fakta mengenai status keluarga bersama Mingyu menjadi lebih merepotkan.
"Datengin dukun manatuh bisa sampai ngibulin Mingyu." Nara mengembuskan nafas malasnya. Para wanita itu, benar-benar sudah kehilangan tatakramanya.
"Kalian kelas berapa sih?" Menghentikan langkahnya sejenak, berharap mendapat jawaban. Saat ini Nara berada di tingkat 1, kemungkinan besar para wanita itu adalah adik kelasnya, lebih tepatnya teman seangkatan Sunoo.
"Kelas 1 kenapa?! Kita tuh ga takut walau lo tingkat 2 kek atau 3." Sahut salah satunya.
"Hmm iya, lain kali lebih sopan ya dek kalau ada kakel yang lewat." Nara tersenyum, namun tentu terasa tak tulus saat melakukannya.
"Tch.. Gaada ya di kamus anak hitz Lotus Park harus nyopanin kakel yang kayak Lo." Sahutnya.
Nara menggeleng pasrah setelah mendengar penuturannya. Sepertinya ia harus membangun sarana pembentukan karakter anak di Lotus Park sesudah ini.
"Nara gusur kalian, baru tau rasa kali ya." Gumamnya seraya berjalan menjauh.
Nara masih mempertahankan genggamannya pada buku-buku itu, padahal sekarang bahunya sudah terasa sakit sekali. Ditambah hantaman seseorang pada tubuhnya membuat buku-buku itu berhamburan.
Brukkkk!!!
"Eh, eh maaf ya Kak." Orang itu dengan tergesa-gesa mengambil buku yang terlempar jauh dan mendekatkannya pada Nara.
"Maaf kak, sekali lagi maaf ya." Ia membungkuk singkat dan pergi dari sana serupa dengan kedatangannya yang terburu-buru.
Disaat bersamaan, Nara yang tengah berjongkok itu melihat sepatu tak asing tidak jauh dari hadapannya. Pandangannya sedikit terangkat menampilkan sosok dibaliknya.
Jeon Wonwoo.
Menatap dingin tanpa sedikitpun berniat membantu Nara.
Ayo Nara, cepat bereskan buku-buku itu! Jangan berekspetasi bahwa Wonwoo akan menolongmu. Kau ingat? Kemarin saja kau sudah menyuruh Wonwoo berhenti baik padamu. Lantas? Apa yang kau harapkan sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH GARDEN | SVT
Teen FictionBagaimana bisa seorang gadis mendapatkan kebahagiaan selama 3 tahun didalam dunia virtual, lalu lenyap dalam sekejap dengan alasan samar. Akankah gadis itu menemukan orang dibalik username yang memporak-porandakan perasaannya? jika ia kembali kepada...