[16] -Do you feel the same?-

69 18 38
                                    


"Kak Mark kan ya?" Sambar Dokyeom.

"Ra, jangan!"

"Kenapa Won?" Nara menghentikan langkahnya ketika Dokyeom langsung bertanya akan tindakan Wonwoo yang tiba-tiba menahan Nara.

Baginya, boleh saja jika anak sang Petinggi Jeon itu adalah Rey si orang spesial bagi Kira. Namun logikanya harus ikut sadar bahwa itu semua hanya permainan belaka. Jeon Wonwoo tak pantas ikut campur dikehidupan asli Nara.

"Jangan dulu pergi maksudnya. Sekalian lewat ruang guru tolong sekalian juga ngumpulin tugas Bu Irene."

Wonwoo langsung berdiri di depan kelas dan berkata tegas "Tugas Bu Irene kumpulin sekarang!"

"Bukannya besok ya Nu?" Celetuk Minghao.

"Sekarang, besok Bu Irene gabakal ada di sekolah." Jawab Wonwoo.

"Mampuss gua belom beres." Gumam Jun yang masih bisa terdengar oleh yang lainnya.

"Seadanya dulu aja, kalo belom beres paling di kasih tugas lain. Tunggu ya Ra." Wonwoo meminta Nara untuk menunggunya yang sekarang tengah menagih satu persatu tugas kepada teman-temannya.

'Tadi nganterin buku ke perpus, sekarang nganterin ke ruang guru. Ini tangan masih sakit loh btw.' gerutu Nara di dalam hati.

Setelah memastikan semua anggota kelasnya telah mengumpulkan tugas, Wonwoopun langsung kembali ke hadapan Nara.

"Nih." Ucapnya seraya memberikan buku tugas miliknya pada Nara.

"Sisanya?" Ujar Nara bingung ketika belasan buku lain masih dipegang Wonwoo.

"Biar aku bantu bawain." Ujarnya seraya pergi keluar kelas.

'Semenjak Wonwoo berhenti ngomong pake gua elo ke aku, entah kenapa rasanya bisa sama kaya kita dulu dibalik nama Rey dan Kira.' -Nara

Suasana canggung menyerang keduanya di sepanjang perjalanan. Entah mengapa langkah mereka terlihat seirama.

Apa Wonwoo yang memperlambat langkahnya atau malah Nara yang mengejar langkah besar Wonwoo?

"Sejak kapan akrab sama Mark?" Tanya Wonwoo tiba-tiba.

"Siapa?" Tak sedikitpun menoleh, Wonwoo langsung berkata

"Kamulah. Emang kamu kira aku lagi ngomong sama siapa?"

"Hantu kali." Ketus Nara. Padahal asal Wonwoo tahu saja dibalik sikap dingin Nara tersimpan alasan tersembunyinya kegugupan.

"Mana ada hantu cantik." Wonwoo memalingkan wajahnya tersenyum jahil, lalu dengan cepat kembali menampilkan wajah datarnya.

"Aku kayaknya harus mulai akrab sama Kak Mark."

Sadar akan gombalannya gagal, Wonwoo langsung memasang wajah lebih serius.

/Anak petinggi Jeon kehilangan kewibawaannya~

"Kamu gak harus akrab sama dia sekalipun kalian nanti jadi rekan bisnis." Kali ini Wonwoo berhasil membuat Nara melihat ke arahnya singkat.

"Lebih dari rekan bisnis Won."

"Maksudnya?"

"Seharusnya kamu tahu konsekuensi jadi anak para petinggi itu kayak apa. Kalo enggak adik kamu, ya berarti aku Won." Setelah ucapan Nara itu kini Wonwoo paham sepenuhnya.

"Tch.. Enak banget ya jadi si Mark." Wonwoo mendecih kesal, lalu melanjutkan ucapannya "Bisa langsung milih orang yang dia suka. Beda sama gua yang mesti usaha. Apa harus gua beli startup nya biar bisa dapetin apa yang gua mau?"

RICH GARDEN | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang