[13] -Three King-

71 23 16
                                    

Minggu, hanya orang-orang aneh yang akan membenci hari itu. Kapan hari ini berakhir? Pertanyaan singkat yang jarang terucap.  Segala macam aktivitas bisa rehat karenanya, bahkan tumpukan rindu bisa memiliki titik temu. Sayangnya titik temu tak berlaku untuk kamu yang hanya terlatih menunggu.

Benar begitu?

🦋

"Mba liat catokan rambut Sunoo gak?!" Anak bungsu keluarga Kim terlihat sangat terburu-buru, berteriak dari lantai dua berharap seluruh asisten rumah tangganya mendengar.

"Berisik! Cepetan Nu, mau ditinggal nih?" Nara yang telah siap lebih awal langsung melewati sang adik yang masih sibuk memperbaiki riasannya.

"Nu, kamu naik mobil sama ayah ya. Abang sama Nara duluan!" Teriak Taehyung tak kalah keras.

Perihal ada apa dan mengapa keluarga Kim begitu sibuk di hari minggu ini, adalah karena undangan dari keluarga Lee yang mereka terima pagi tadi.

Mari kita koreksi kembali mengenai undangan keluarga Lee menjadi acara rutin 3King. Karena memang acara itu diadakan atas persetujuan 3King dengan tuan rumah yang berbeda setiap bulannya.

Menjaga tali persaudaran jalur bisnis, katanya.

"Gamau!!! Mau sama kaliann!! Tungguin!! Mmhh Yaampun punya kakak dua rasa pasutri emang gaada gunanya." Gerutu Sunoo. Ia menyambar handphonenya lalu bergegas menyusul Taehyung dan Nara yang sudah keluar rumah.

"Liat nih! Ga rapih kan?!" Sunoo terlihat kesal, mengungkit kejadian diawal. Bahkan Taehyung yang tengah menyetir terkekeh pelan.

"Uuu kasiann ade kakak yang paling ganteng ini ㅋㅋㅋ." Nara mengoyak surai kecoklatan itu tanpa izin.

Seperti kata seseorang, rasa sayang seorang kakak kepada adiknya bisa dilihatt dari betapa senangnya ia membuat sang adik kesal.

"Acak-acak aja terus. Gapapa demi a jake gapapa." Sunoo melenguh pasrah, mengundang kembali gelak tawa dari para kakaknya.

🦚🦚🦚

Diwaktu yang sama disisi berbeda, kini keluarga Lee tengah sibuk menyiapkan perlengkapan baberque mereka. Di taman belakang yang luas itu Tn Lee memberi sedikit dekorasi dengan lampu-lampu kecil bernuansa romantic dibantu sang anak tunggal Lee Dokyeom.

"Kenapa gak minta bantuan ajudan sih Yah?" Gerutu Dokyeom yang terlihat kesulitan meraih tali untuk mengikat lampu.

"Ayah lebih seneng gini. Gotong royong sama keluarga, jadinya lebih berkesan harmonis gitu. Iya kan Bun?" Seolah ingin mendapatkan persetujuan dari sang Istri, Tn Lee menatap dengan mata berbinarnya.

"Iyaa iyaa bener. Secara ga langsung Ayah kamu lagi nyontohin hal-hal kecil buat suatu saat kamu berkeluarga tuh De." Seru sang Bunda.

"Hahahha apa? Berkeluarga? Pacar aja mana punya dia Bun." Tn Lee terkekeh, terlihat puas saat ia selalu menggoda anaknya seperti hari ini.

"Punya kok!"

"Tuhkan gapu-... HAH? APA? KAMU PUNYA PACAR?" Sang Ayah terkejut bukan main.

"De kok kamu ga cerita sama bunda? Siapa pacarnya? Nara?" Dokyeom yang mendengarnya tersenyum miris, langsung teringat  kejadian kemarin yang membuat ia canggung dengan orang yang disebut sang Bunda.

"Apaansi Bun! Sahabat sama pacar beda ya."

"Beda apanya? Status doang? Ayah sama bunda dulu sahabatan sampe akhirnya bisa punya kamu, status mah ga penting yang penting itu hati sama rasa nyaman." Tn Lee memakai sarung tangan dan bergegas membantu sang istri memanggang.

RICH GARDEN | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang