Siang itu Wonwoo membawa paksa Minji kedalam Privat Room. Setelah kerusuhan yang dibuat Minji serta tambahan kata menohok dari Dokyeom, tercipta kegelapan pada raut wajah Wonwoo.
Apa ini waktu baginya untuk mendidik Minji lebih keras? Jika bukan Wonwoo siapa lagi? Mustahil kedua orang tuanya melakukan itu semua.
"Gua udah turutin semua kemauan lo Ji. Tapi lo gasama sekali ngasih feedback ke gua." Tatapan tajam Wonwoo sama sekali tak berpengaruh pada Minji. Lihat saja, Minji kini menjauh, duduk di sofa seraya mengotak-atik handphonenya.
Namun Wonwoo terus mendekat, berharap agar diperhatikan.
"Udah gua peringatin berapakali si ke lo? Kalo lo benci sama gua, cukup benci gua jangan orang-orang disekeliling gua." Tambahnya.
"Gue masih cinta sama Lo Nu, eh Bang maksud gue. Dan itu, salah satu alasan gue benci sama Nara."
Minji melirik ke arah sang saudara laki-laki itu jengah. Menyimpan ponselnya lalu berkata.
"Entah skenario apa yang lo bikin, sampe ibu gue bisa dipilih sama Ayah lo buat jadi korbannya. Tapi yang gue tahu itu karena Nara kan?" Sambung Minji.
Dari perkataan Minji sudah begitu kentara bahwa ia dan Wonwoo bukanlah saudara kandung. Sampai detik ini Minji masih tidak percaya bahwa ia akan memiliki saudara dengan label tambahan cinta pertamanya.
Ya, Minji mencintai Wonwoo, namun ketika orang tua mereka menikah, pupus semua angan-angan itu.
"Gausah bawa-bawa Nara." Timbal Wonwoo.
"Ck. Rey! Gue ga sebodoh itu minta akun Lo. Selama setahun itu lo pikir gue ngapain di akun Lo? Main game? Sorry, gue ga tertarik sama game. Alasan gue ga sebanding sama kebencian lo ke gue gara-gara putusin hubungan lo sama Nara dan ngehapus akun gitu aja."
"Maksud Lo?"
"Gue tau semuanya."
Jauh dilubuk hati Wonwoo ia tengah merasakan kecemasan. Ia salah mengira mengenai Minji yang satu tahun lalu merengek meminta memainkan akun Rey, game virtual miliknya.
Sejak sepuluh tahun yang lalu semesta kejam terhadapnya. Ibu yang teramat ia sayang harus pergi ke tempat sang bintang. Diumurnya kala itu, ia sudah merasakan kekejaman. Sang Ayah tidak menangis seperti dirinya, namun Sang Ayah malah sibuk dengan kedua rekannya.
Mencari beribu informasi mengenai para petinggi yang mungkin memiliki anak perempuan setara dengan Wonwoo. Seakan kematian Sang Ibu telah diwaspadai jauh-jauh hari.
"Apa yang lo tau?" Tanya Wonwoo pada Minji.
"Petinggi Kim ngehapus Nara dari ingatan Rich Garden. Karena petinggi Kim sang sahabat ayah lo itu tau, kalo anak perempuannya akan diincer oleh Ayah Lo dan akan berakhir di posisi gue sekarang."
"Sebegitu gasukanya lo sama gue Bang? Sampe ngegunain dalih Nara demi bikin gue jadi sodara dan gabisa mencintai lo lagi sebagai cowo?"
Wonwoo sungguh terkejut. Ia tak menyangka Minji sampai pada titik yang ia cemaskan.
Memang benar, Nara adalah salah satu anak yang ditunggu pertumbuhannya oleh Ayah dari Wonwoo. Tidak lain adalah karena ia tidak memiliki anak perempuan untuk nantinya berguna memikat anak dari pemilik startup Amerika, agar menjalin kerja sama.
Niat hati ingin menciptakan simbiosis mutualisme namun nyatanya hanya tercipta parasitisme.
"Ya. Gua ngegunain Nara supaya gua ga dijodohin sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH GARDEN | SVT
Teen FictionBagaimana bisa seorang gadis mendapatkan kebahagiaan selama 3 tahun didalam dunia virtual, lalu lenyap dalam sekejap dengan alasan samar. Akankah gadis itu menemukan orang dibalik username yang memporak-porandakan perasaannya? jika ia kembali kepada...