"Kwan, emang tugas apaansi?" Dokyeom yang tak tahu apa-apa itu langsung menghadap ke belakang, tempat dimana Seungkwan dan Vernon duduk.
"Tugas tanya jawab. Hayoolohhh lo ga ngerjainkan? Lari sana!" Ledek Seungkwan yang akhirnya bisa rajin mengerjakan tugas.
"Apaansi kan gue absen sakit masa iya ga di maklum."
"Masalahnya engga ada alasan sama pengecualian. Guru barunya killer." Kali ini Vernon yang menyahut.
"Bu saya tidak mengerjakan tugas." Kalimat horor itu mengejutkan para siswa di dalamnya, termasuk Dokyeom yang sedari tadi sedang memikirkan cara berdalih agar tidak dihukum.
"Keluar!!"
Bisik demi bisikan terdengar saat Guru itu menyuruh siswanya keluar.
"Hoshi ga ngerjain tugas? Perasaan yang semalem kasih contekan di grup dia kan?" Bisik Jeonghan.
"Ketinggalan kali bukunya." Ujar Scoups yang langsung mengumpulkan buku tugasnya.
Lainhal dengan keduanya, kini Mingyu dan Nara masih bingung menatap buku tugas tanpa nama yang di lempar Hoshi ke mejanya.
"M-maksudnya apa?" Ujar Nara mendorong-dorong kecil buku itu dengan telunjuknya.
"Liat kan? Banyak yang peduli sama kamu Nar. Gausah terpuruk sendirian lagi. Kalo ada apa-apa bilang, siapa tahu kita bisa bantu-... Heh! Ngedengerin ga si orang ganteng lagi ngomong?" Senggol Mingyu pada Nara.
"Bawel ah! Mana siniin buku kamu, sekalian Nara kumpulin."
"Huft.. Yok sabar yok Gyu untung cuma satu sepupu modelan dia." Mingyu mengusap dadanya berulang kali dengan pandangan yang tak lepas dari sang saudari.
"Selain Kwon Hoshi, siapa lagi yang tidak mengerjakan tugas?!" Tegas Guru bermarga Lim lagi.
"Nara Bu!" Hoshi menoleh terkejut ketika Nara mengatakannya. Mingyupun bertanya-tanya, apakah saudarinya itu hanya mengumpulkan buku miliknya saja? Bagaimana dengan buku yang diberikan Hoshi tadi?
Seolah ikut tak percaya, guru itu segera menghitung buku di meja. Dan benar, hanya ada 11 buku yang berarti dua orang tidak mengumpulkannya.
"Kalian berdua keluar, saya akan biarkan kalian masuk setelah selesai berlari 12 keliling lapangan."
"Gyu! Lo ga ngasih buku lo ke Nara?! Kalo tahu gitu gua aja anjir yang ngasih." Scoups berbisik penuh penekanan.
"Hoshi tadi udah ngasih bukunya cuma-...." Seolah mengingat sesuatu Mingyu bergumam kecil " Tchh pasti bukunya dinamain Dokyeom. Huhhh kamu masih ajaa mentingin dia Nar."
Hoshi dan Nara akhirnya mau tak mau pergi keluar kelas, keduanya berjalan beriringan walau salah satunya terlihat kesal.
"Dokyeom ya." Nara menoleh ketika Hoshi mengatakannya.
"Apa?"
"Bukunya."
Nara mengangguk. Hoshi menghembuskan nafasnya tak santai, menegadahkan kepala menatap langit cerah dengan sedikit kerumunan awan seraya berkata
"Jadi gini ya rasanya jadi Wonwoo. Peduliin orang yang peduliin orang lain. Awalnya gua gaada niatan buat ga kasih nama dibuku itu, tapi gua mikir seandainya Wonwoo ada disini sekarang, pasti dia bakal ngelakuin itu buat lo."
Nara sejenak merenung, perkataan Hoshi ada benarnya. Bukankah selama ini Wonwoo selalu datang di saat Nara butuh bantuan? Juga datang ketika Nara butuh sandaran.
Setelah semuanya lenyap, bolehkah merasa menjadi orang yang paling kehilangan?
KAMU SEDANG MEMBACA
RICH GARDEN | SVT
Подростковая литератураBagaimana bisa seorang gadis mendapatkan kebahagiaan selama 3 tahun didalam dunia virtual, lalu lenyap dalam sekejap dengan alasan samar. Akankah gadis itu menemukan orang dibalik username yang memporak-porandakan perasaannya? jika ia kembali kepada...