[25] -Kepulangan Wonwoo-

62 16 2
                                    

Atas kejadian yang menurut Nara sangat tidak sopan itu akhirnya ia menuntut penjelasan dari sang saudara Kim Mingyu.

Mingyupun menjelaskan bahwa alasan Minji tinggal di rumahnya adalah karena kondisi keluarga Jeon yang hancur juga karena permintaan Wonwoo.
Bukannya tak mau menceritakan semuanya pada Nara, Mingyu hanya terlalu gelisah dan memikirkan banyak hal hingga akhirnya ia telat memberitahukan semuanya.

"Terus, baju Nara. Kenapa Minji pake baju itu diantara banyaknya baju Nara disini?" Gertak Nara.

"Karenaaa.. Eumm keliatan masih baru m-mungkin?" Mingyu melonggarkan otot lehernya tanpa alasan.

"Heuh.." Nara menghembuskan nafas malasnya. Sudahlah, ini pun kesalahannya sendiri yang menyimpan baju pemberian Wonwoo itu sembarangan.

"Sayang, mau makan?" Seolah dalam susana hati yang sama, Sang bibi langsung membawakan beberapa makanan dan ditata sedemikian rupa.

"Iya Aunty."


***


Di waktu yang berbeda, anak Rich Garden kini tengah berkumpul di sebuah kedai kopi langganan Seungkwan.

Kalau saja Wonwoo masih ada disini dengan keadaan yang stabil, mungkin mereka akan jauh lebih memilih berkumpul di pendopo keluarga Jeon.

"Yang ngide ngumpul disini siapa?" Scoups membenarkan jam tangannya sebelum duduk di sebelah Jeonghan. Raut wajah yang tengah tidak ramah itu memancing Dino untuk segera menjawabnya.

"Boo Seungkwan yang terhormat yang ngide." Ujar Dino.

"Ya terus mau dimana? Dirumah siapa? Kalian kan pada gamau rumahnya dijadiin tempat ngumpul." Protes Seungkwan.

"Bukan bukan. Maksud gua bukan gitu. Gua lebih ke...... INI JAM SEBELAS MALEM BANGSYUT LU NGAJAK NGOPI apa ga melotot lu semua pulang-pulang." Scoups yang terkenal memiliki kontrol emosi paling rendah itu menunjukkan kebolehannya dalam bidang tarik urat.

"Gapapalah yang penting vibesnya anak gerhana." Jun mencoba menengahi.

"SENJA BANG BUKAN GERHANA." Kesal Vernon si paling sulit menerima suatu perkataan maupun perbuatan yang tidak diletakkan pada tempatnya.

"Ya kan kemaleman jadinya anak gerhana." Ujar Jun lagi.

"Kalo ke pagian berarti anak apa Jun?" Tanya Hoshi.

"ANAK KONDA! Pake nanya lagi."

"Bwahahahahaha." Para pria itu tertawa dengan masing-masing gaya khasnya. Dino dan Vernon yang sembari bertepuk tangan misalnya, atau Scoups Seungkwan yang sembari menutup mulutnya menjaga image.

Suasana malam yang hangat dengan beberapa lampion yang sang pemilik kedai sengaja hidupkan, para pria itu bersendau gurau bersama, sesekali terlihat para pelayan yang mengantarkan gelas demi gelas untuk memenuhi panggilan para anak petinggi itu.

'Masheora masheora masheora sulideuleoganda jjuk~ jjuk~ jjuk~'

'Darling you u~ u~ Sorry dialing you'

Hingga, suara dering telepon menghentikan pergerakan semuanya.


"Siapa Hosh?" Tanya Jeonghan, kala menyadari bahwa ringtone tak asing itu keluar dari Handphone orang yang duduk di depannya.

"Wonwoo."

Beberapa tersentak sampai kehilangan keseimbangan saat menahan cangkir.

"Loudspeak." Pinta Joshua, Hoshipun mengangguk.

RICH GARDEN | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang