"kadang seseorang tidak mengerti dengan yang terjadi tetapi tetap disalahkan"
Sazira menghela napasnya setelah sampai di rumah, dia segera mandi dan bersiap untuk kerja kelompok sesuai janjinya kepada teman-temannya. Kalau kalian bertanya apa Sazira mengerti tentang yang dia alami barusan, dia akan menjawab dia tidak mengerti dan menganggap kalau ada yang menyukainya itu wajar.
"jadi kan nak?" tanya sang ibunda setelah mengetuk pintu kamar Sazira.
"iya jadi kok bu, tapi bu, Sazira ingin pergi sendiri, Sazira takut kalau teman Sazira nanti jadi gak nyaman." jelas Sazira yang berharap kalau ibundanya akan mengerti, tapi tidak, keputusan ayah dan ibunya sudah bulat, Sazira tetap akan di antar dan di tunggu sampai kerja kelompoknya selesai.
Setelah beberapa menit bersiap siap Sazira dengan perasaan yang sedikit ragu menaiki motor dan duduk di jok belakang motor yang dikendarai oleh ibundanya, sedangkan di sisi lain Yunera dan Thera sudah menunggu di persimpangan jalan.
Sazira memaksakan senyumnya yang dibalas dengan hangat oleh kedua temannya, mereka segera mencium tangan ibunda Sazira sopan.
Mereka bertiga mengerjakan tugas dengan ibunda Sazira yang menemani.
"besok semangat ya presentasinya teman teman" ucap Yunera sembari merapikan buku bukunya yang berserakan, iya, mereka sedang di rumahnya Yunera.
"oke semangat semangat!" ucap Thera tak kalah semangat, sedangkan Sazira merapikan buku buku nya dan hendak memanggil ibunya yang sedang berbicang dengan ibu Yunera.
"aku pamit dulu ya! dadah!" Pamit Sazira.
Sesampainya Sazira di rumah, dengan segera Sazira membersihkan dirinya kemudian membuka ponselnya, tertera nomor tak di kenal dari layar nontifikasinya. Sazira membukanya.
+628573*******
Sa, sebenarnya aku suka sama kamu,
mangkanya hampir setiap hari aku perhatikan kamu,
main ke depan kelas kamu, dan kamu humble banget jadi aku suka,
mau gak jadi pacar aku?
Melihat itu Sazira cukup terkejut, dia kira cowok yang mengikutinya tadi sudah mengerti maksudnya, ternyata semakin parah dengan mengirimnya pesan seperti ini. Sazira tidak menjawab pesan tersebut, dan beralih pada roomchat lainnya.
+628346*******
Mau jadi pacar ku gak?
Aku udah suka kamu pas kamu masuk les tambahan waktu SD.
Sazira semakin pusing melihatnya, dan memilih untuk menutup ponselnya dan tidur saja, dia sama sekali tidak se-peka itu tentang ini, ini pertama kalinya Sazira mengalami hal seperti ini.
Keesokan harinya, Sazira berjalan menuju kelasnya, hari ini dia diantar ibunya karena ada pemberitahuan mendadak kalau untuk sementara tidak diperbolehkan membawa sepeda motor ke sekolah, katanya sih untuk program kesehatan ataupun program pengurangan macet di sekolahnya.
Baru saja dia ingin memasuki kelasnya, telinganya mendengarkan hal yang tidak enak, namanya disebut dan tak berselang lama ada yang menghampirinya, segerombolan cewek cewek yang Sazira yakini mereka seangkatan dengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sazira
Подростковая литератураIni dimulai sejak Sazira melihat dua orang asing yang berjalan di tengah lapangan. saat itu seperti angin yang berhembus, Sazira merasa tertarik kepada salah satu di antara mereka untuk pertama kalinya, iya, siapa sangka seorang Sazira menjatuhkan k...