"Belum juga dekat apalagi memiliki, eh tiba tiba dihancurkan ekspetasi."
Hari ini adalah hari bahasa, pengumuman lomba dan beberapa runtunan persiapan akan ditampilkan hari ini, terlihat jelas di pagi buta ini sudah ramai siswa siswi organisasi mondar mandir memastikan tidak ada yang kurang dari acaranya, kini Sazira sedang ke kelasnya yang masih sepi, sembari bermain ponsel dan memakan sebungkus keju di tangannya, cewek itu merapikan rambut bergelombang sebahunya yang terlihat hitam pekat dan berkilau.
"Halo selamat pagi!" sapa Yunera dengan napas yang memburu.
"Hai! Gimana? sudah beres persiapannya?" tanya Sazira melihat sahabatnya ini tampak berkeringat dan sedikit berantakan.
"Sudah sih, kebanyakan diurus kakak kelas jadi lumayan cepat, tapi tetap saja capek."
"Oh gitu,, eh Yun, kemarin kak Dirga ngajak ketemu, gimana ya?" tanya Sazira hampir membuat Yunera menyemburkan air yang diteguknya.
"Gila! ngapain? Saranku ya, jangan sama dia deh, nanti repot, dan aku dengar dengar nih dia itu playboy tau gak." jelas Yunera heboh, membuat Sazira terdiam sejenak, "Yaudah sih, lagian kan aku tertariknya sama yang satunya," Jawab Sazira enteng.
Keduanya bersiap untuk ke lapangan utama, tiba tiba Thera datang dengan santai menghampiri mereka.
"Eh tau gak, kemarin aku lihat siapa itu namanya, emm... Kak siapa sih yang temannya ketos itu loh?"
"Kak Arta?" Tanya Sazira ragu.
"Nah iya! Kemarin aku lihat dia pulang boncengan sama cewek, cewek rambutnya panjang, cantik banget."
Bagai disambar petir pagi buta, bahu Sazira turun dan tatapannya berubah lesu, belum juga dekat eh malah sudah ditampar kenyataan yang jahat.
Mereka bertiga segera berjalan ke lapangan utama, mencari tempat duduk terdepan agar tampak jelas saat acara dimulai, Sazira berjalan dengan malas, cowok yang dia sukai sudah menyukai orang lain, yah, pikiran Sazira terombang ambing ditambah dengan satu nontifikasi masuk dari ponselnya.
Kak Dirga
Nanti pulang sekolah tunggu ya,
mau ngomong sesuatu penting.
Sazira
iya kak
Sazira tanpa ragu mengiyakan ajakan Dirga, padahal Yunera sudah memperingatkannya, yah meskipun dia juga tidak tahu apakah itu gosip atau memang benar begitu adanya.
Dan iya, setelah acara hiburan yang cukup menghibur, akhirnya sampai ke pengumuman pemenang lomba yang sudah diadakan, mata Sazira menangkap sosok Arta yang hari ini sama saja seperti kemarin, sama sama terlihat kalem dan manis.
Sazira menghela napas, yah bagaimana Arta akan tahu tentang perasaannya, Arta saja tidak tahu kalau Sazira ada atau tidak di dunia ini.
"Untuk pemenang lomba pidato dalam bahasa inggris adalah..." ucap pak Aris sebagai MC dadakan dalam pengumuman lomba, kalimatnya menggantung, membuat semuanya terdiam menunggu.
"Siandya Aysindini dari kelas 10 IPS 4 yang menjadi juara satu, selamat selamat, silahkan maju ke panggung." lanjut pak Aris heboh.
Siandya maju dengan sedikit malu malu, disambut dengan gemuruh tepuk tangan dari siswa siswi lain, disusul dengan juara juara selanjutnya yang tidak dikenali oleh Sazira, "Selanjutnya untuk lomba bercerita dalam bahasa inggris juara satu adalah...... Putra! Dari kelas IPS 5! Selamat!"
"Dan untuk juara kedua adalah... Sazira Annelicia Fahelra dari kelas 10 IPS4! Dan Yunera Arumi sebagai juara ketiga! Selamat anak anak!"
Sazira dan Yunera menaiki panggung bersama dengan senyum merekah, mereka diberi piagam dan juga piala sebagai penghargaan tak lupa dengan berfoto untuk dokumentasi, iya, Sazira tidak kelihatan waktu difoto karena postur tubuhnya.
Memang, sedetik bahagia, sedetik kemudian kembali lesu, Sazira menuju tempat makan disalah satu stan, membeli apa yang ingin dia beli yaitu air mineral, dia tidak sengaja menyenggol bahu seseorang, Sazira hendak meminta maaf tetapi, "A-adhan?" ucap Sazira mendapati cowok dihadapannya.
Adhan hanya melengos begitu saja, meninggalkan Sazira yang mematung di tempatnya, perasaan yang sudah kurang enak dari pagi, kini ditambahi dengan perasaan bersalah kepada Adhan.
Sazira berjalan menuju kelasnya, mengambil tasnya, dia hendak pulang karena acara sudah berakhir, dia mendapati Arta, di ujung lorong yang sedang tersenyum ke arahnya, membuat Sazira terhenti.
"Sazira, hai." Sazira menolehkan kepalanya, dihadapannya ada cowok berambut keriting pendek rapi, dengan senyum canggungnya.
"Eh, k-kak Dirga, ada apa ya kak?" tanya Sazira sesekali melirik Arta di ujung lorong, tak lama kemudian cowok itu menghilang dibalik tembok.
Sazira menarik napasnya berat, dia ingat kalau Arta sudah punya pacar, benar saja ada cewek yang menghampirinya dibalik tembok, membuat perasaan Sazira campur aduk.
"Sebenarnya aku suka kamu, mau jadi pacarku tidak?" tanya Dirga menatap dalam Sazira.
Jujur, Sazira bingung karena ini pertama kalinya ada yang menyatakan cinta padanya, dengan perasaan yang sedikit tidak enak dan entah bagaimana, "I-iya kak, aku mau, tapi janji ya, jangan berbuat yang enggak enggak"
Seseorang tolong Sazira, dia agaknya sudah sedikit tidak waras karena telah menerima Dirga, ketua OSIS yang bisa dikatakan most wanted di sekolahnya, pasalnya Sazira tidak menyukainya sebagai pasangan, dia hanya menganggap Dirga hanya ketua OSIS yang pintar.
"Yasudah kak, aku pulang dulu ya, bye." Pamit Sazira menundukkan kepalanya, lagi, dia mendapati Arta yang sepertinya terlihat bahagia.
Mungkin bahagia karena sahabatnya memiliki mangsa baru?
Entahlah Sazira tidak tahu, dia hanya membaringkan tubuhnya saat sampai di kamarnya, dia menghela napas panjang, hendak menuju kamar mandi, niatnya dia urungkan ketika mendengar suara nontifikasi dari ponselnya.
Di sisi lain cowok yang sudah siap untuk pulang menggaruk tengkuknya karena sudah mendengar percakapan mereka di balik pintu, cowok itu menahan langkahnya saat mereka berdua mengobrol.
+62857664*****
Save ya, Arta
pacarnya Dirga kan?
NB :
HAI GIMANA YA SAMA PART INI TUH GATAU LAGI
CAPEK BANGET SAMA TOKOH TOKOHNYA NYEBELIN
MAAF YA PARA KAWANDKU
KAMU SEDANG MEMBACA
Sazira
Teen FictionIni dimulai sejak Sazira melihat dua orang asing yang berjalan di tengah lapangan. saat itu seperti angin yang berhembus, Sazira merasa tertarik kepada salah satu di antara mereka untuk pertama kalinya, iya, siapa sangka seorang Sazira menjatuhkan k...