🪐 s e v e n

1.2K 193 9
                                    

happy reading-!!

darah mengalir keluar dari sikut dan pipi sampai kedagu jungwon, semua langsung mendekat kearahnya.

"eh, dek sorry. sorry bangett" orang itu membantu jungwon untuk berdiri.

"astaga jungwon,"

"wehh ada anggota pmr ga? tolong bawa jungwon ke uks,"

"agilda, tolong bawa jungwon ke uks ya. lo kan anggota pmr" kata jiheon.


🪐🪐🪐

"akhh" rintih jungwon sedaritadi gue totol totolin obat merah ke lukanya. jujur aja, lukanya bukan kaya orang jatuh habis main bola, malah kaya jatuh dari motor karena lukanya gegara kegesek aspal.

"gue ga yakin lo beneran anggota pmr,"

"y-ya sebenernya sih gue bukan anggota aktif pmr, gue masuk pmr biar ada ekstra aja," gue menggaruk tengkuk, agak malu ngakuin.

"won, kaki lo gue cek dulu gapapa? keliatannya juga luka deh disitu," gue nunjuk kakinya yang tertutup celana training panjang yang udah sedikit robek dan kotor itu.

"iya," jawabnya singkat, gue pun sedikit menurunkan badan dan menggulung celana training jungwon sampai lututnya.

gue mulai memberi beberapa tetes betadine pada luka dikaki jungwon membuat ia lagi lagi meringis kesakitan.

"tahan bentar ya, won" kata gue dengan lembut.

setelah selesai mengobati jungwon, gue menutup kotak p3k dan mengembalikan ke tempat asal.

"kalo ga kuat, lo bisa istirahat aja di uks. nanti gue bawain barang barang lo kesini," kata gue.

jungwon menidurkan badannya diranjang dan menutup matanya.

gue pun melangkah keluar uks, namun masih sempat mendengar jungwon yang menggumamkan terimakasih. gue cuma membalas dengan senyum tipis dan segera keluar dari uks.



































"gimana si jungwon? lukanya udah diobati kan?" tanya delyn pas gue baru aja duduk disebelahnya, habis ini uda pergantian jam pelajaran, tapi gue masih pake seragam olahraga.

"udah, kakinya juga luka. trainingnya aja sampe sobek, jadi gue suruh istirahat aja di uks." jelas gue. delyn cuma geleng geleng, merasa iba pada jungwon.

"yaampun, yaudah sekarang lo ganti seragam lo. bentar lagi udah bell ganti mapel," gue pun ngangguk dan ambil baju ganti.























🪐🪐🪐

pulang sekolah, gue langsung membereskan barang jungwon yang ada dibangkunya dibantu oleh sungwon yang merupakan teman sebangku jungwon.

"makasih ya, won" tunggu, panggilan mereka sama sama 'won', baru sadar. apa mereka berdua sama sama noleh pas ada yang nyebut 'won'?

"gue duluan ya, gil. semangat deketin pak ketu," kata delyn setelah itu menghilang dari pintu kelas.

gue masuk ruang uks, dan langsung mendekati ranjang yang jungwon tempati, ia yang sedang memainkan ponselnya langsung menaruhnya pas sadar gue udah ada didepannya.

"gimana? uda mendingan?" tanya gue mencoba basa basi ke jungwon. karena sebenernya jungwon ini orang yang sulit untuk diajak bicara, apalagi cuma basa basi.

"hmm lumayan, tapi gue masih gabisa pulang sendirian"

"m-mau gue anterin?" tanya gue ragu. jujur aja, gue agak mager kalo harus direpotin gini.

"kalo ga repot aja sih," balas jungwon. seketika hening menyelimuti kami berdua.

namun dibalik keheningan kami berdua, ternyata ada suara lirih yang bikin gue sedikit merinding dan melirik sekitar sapa tau ada makhluk tak kasat mata.

"ada dua orang dibilik sebelah, wajah lo horor banget" jelas jungwon dia natap gue julid. gue cuma ngangguk ngangguk dongo.

tiba tiba aja, tirai pembatas bilik uks terbuka menampilkan kedua insan yang lagi lagi duduk berdua diatas ranjang menghadap ke gue dan jungwon.

"loh? agilda ya?" tanya cewe yang membuka tirai itu. disebelahnya adalah kak jake yang juga ikut ngeliat gue.

"e-eh halo kak lily," sapa gue ke kak lily dengan canggung.

"hayoo kalian ngapain berduaan di uks?? pacaran ya??" goda kak lily.

lah, kaga ngaca- eh maap.

"a-anu kak, jungwon tadi luka. saya bantu obatin lukanya" gue mencoba menjelaskan ke kak lily supaya ga salah paham.

"kamu anggota pmr?" tanya kak lily, gue cuma ngangguk. jujur aja, suasana udah makin ga nyaman buat gue. apalagi kak jake yang natap gue dengan tatapan mengintimidasi.

"wahh dulu aku dulu juga anggota pmr, tapi cuma sebentar" jelasnya, padahal gue ga nanya. tapi karena dia kakak kelas gue nyimak ajalah.

"oh gitu y-"

"kami duluan ya, kak. kakak lanjutin aja dulu, nanti jangan lupa kunci pintu uks kalo udah selesai" kata jungwon sambil narik tangan gue keluar dari uks.

jungwon terus megangin tangan gue sampe didepan gerbang.

"mereka berdua tadi gaya pacarannya engga banget," kata jungwon yang tiba tiba buka suara.

"hah?" gue yang ga paham cuma hah hoh.

"ck, gitu lah pokoknya, toxic cih." katanya lagi dengan terus memasang wajah julid.

"btw, ini gue anterin lo pulang? tanya gue ke jungwon mengalihkan pembicaraan.

"gausah, kita jalan ke halte bareng aja. untung hari ini gue ga bawa motor" jungwon pun jalan mendahului gue tapi tangan gue ngerasa ketarik dan pas gue lihat, ternyata sedaritadi tangan jungwon belum lepas dari tangan gue.

jungwon yang mulai sadar pun melirik tangannya juga dan setelah itu melepaskan genggaman tangannya.

"a-ayo," ajaknya setelah itu jalan mendahului.














"nih" jungwon memberikan beberapa bungkus permen ke gue. gue menerima tapi dengan sambil menatap jungwon heran.

"bawa aja, gue ga suka permen" jawab jungwon sebelum gue menanyakan.

"makasih, tapi gue juga ga suka permen" kata gue dengan agak sungkan. dia natap gue sebentar, lalu memalingkan pandangan lagi.

"yaudah, kasih siapa kek" katanya, setelah itu hening dan kami sama sama menunggu bis dengan keadaan canggung. gara-gara permen.

 gara-gara permen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


to be countinue...

B I P O L A R ■ SHIM JAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang