🪐twenty seven

408 55 3
                                    

happy reading!

warn! kinda brutal scene here. be wise!

gue merotasikan mata mendengar ancaman possesive itu, seakan sudah mulai bosan dengan ancaman yang itu itu saja dari kak Jake. tanpa membalas ucapan kak Jake, gue menatap kearah lain seakan percakapan tadi tidak terjadi.

tiba tiba saja handphone disaku rok gue bergetar, segera gue ambil. tertera nama kontak Jungwon yang gue simpan dengan nama yang selalu sama, Jw ketua kelas.

gue panik, seakan terpergok selingkuh. gimana engga, Jungwon melakukan panggilan video. padahal, gue sama dia tuh jarang banget chatting, kalo pun chatting pasti gue minta pap tugas. ini dia tiba tiba nelpon gue? mana panggilan video, DIDEPAN KAK JAKE LAGI. gue harus ngomong apa nih ke kak Jake?!

"siapa yang telfon, sayang?" tanya kak Jake, keringet dingin mulai mengucur dari dahi gue.

"eng-engga, bukan ap-" saking paniknya, ga sengaja gue memencet tombol hijau pada layar handphone gue. terpampanglah wajah tu wajahi Jungwon yang sepertinya sedangrebahan dikasur.

"belum pulang lo?" suara Jungwon mengalihkan atensi kak Jake yang sedang menyetir, ia meminggirkan mobilnya dengan terburu buru, bahkan mobil nya terbelok dan mengerem secara paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"belum pulang lo?" suara Jungwon mengalihkan atensi kak Jake yang sedang menyetir, ia meminggirkan mobilnya dengan terburu buru, bahkan mobil nya terbelok dan mengerem secara paksa. membuat gue sedikit terguncang, untung aja ada sabuk pengaman.

kak Jake mengambil paksa handphone ditangan gue dan menatap marah layar handphone gue.

"ow Agilda lagi sama cowonya ternyata, hahahaha. maaf ya kalo ganggu, boleh ngomong sebentar sama Gilda? gue mau ngobrol sama dia, jangan di ganggu dong" tanpa mengucapkan satu kata pun, kak Jake menutup panggilan dari handphone gue.

kak Jake melempar handphone gue ke kursi belakang lalu melepas sabuk pengemudinya dan mendorong gue ke sisi pintu, menghimpit gue dengan satu lengannya.

"i told you to ignore him, right?" suara dalam kak Jake membuat badan gue meremang, apalagi dengan jarak sedekat ini dengan kak Jake membuat jantung gue terpacu lebih cepat. 

"kenapa sih, kamu ga nurut aja sama aku?" gue cuma bisa diam tak berkutik melihat perlakuan kak Jake yang ini.

"let me give you some lil punisment, sayang" final kak Jake lalu bibir kak Jake menabrak bibir gue, hanya sebentar bibir cuma menempel, kak Jake mulai menggigit bibir bawah gue, membuat mulut gue sedikit terbuka dan kesempatan itu digunakan kak Jake untuk menggunakan lidahnya masuk kedalam.

gue belum pernah ngerasain ini sebelumnya, awalnya cukup aneh buat gue, namun semakin lama, gue makin terlena dengan game dari kak Jake ini. 

gue pernah membaca salah satu menfess dari sekolah tentang kak Jake, bahwa kak Jake adalah tipe orang yang good kisser, karena ia kalau mau meminum sesuatu, ia mengeluarkan lidahnya dulu. gue menganggap hal itu aneh dan ga make sense, masa gara gara cara minum seseorang, ia bisa menandai sesuatu ke hal lain? tapi sekarang gue mulai paham dan setuju apa kata menfess tersebut.

B I P O L A R ■ SHIM JAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang