🪐t w e n t y f o u r

365 50 0
                                    

happy reading !

Jungwon pov.

semenjak di jam pertama Gilda ninggalin kelas, gue jadi susah buat fokus sama pelajaran, mana pelajaran hari ini full itung itungan. gua jadi frustasi sendiri karena otak gue hari ini cuma dikelilingi sama wajah Gilda. perasaan gue jadi makin kacau balau ketika tahu, Gilda bolos sama si bule banjingan itu.

entah sejak kapan gue muak banget sama orang itu, rasanya apapun yang dia lakuin selalu palsu, dia mungkin menang di visual dan bidang non akademik nya.

fyi, gue punya gangguan cemas, namun ga yang parah banget. ga sampai yang mengganggu gue setiap waktu.

tapi kali ini, dada gue udah sesak, jantung gue rasa nya mau copot saking cepatnya berdetak.

"pak, maaf, saya sedang tidak enak badan, boleh saya istirahat di uks?" tanya gue pada guru pengajar . guru itu melihat gue dari atas sampai bawah, sedangkan gue udah merasakan tangan gue bergetar hebat, keringat dingin, dan bahkan mungkin muka gue udah terlihat pucat.

"silahkan, mukamu kelihatan sangat pucat, mau kamu ditemani teman mu di uks?" tanya guru tersebut.

"engga usah, pak. biar saya sendiri saja"

"yasudah kalau begitu, segera minta obat ke penjaga uks saja ya"

"baik pak, terima kasih banyak"

gue melangkah dengan langkah lebar menuju uks, sampai di uks, tidak ada tanda tanda kehidupan, itu cukup buat gue tenang. 

gue mengambil earpods di saku celana dan menyetel lagu yang tenang supaya gue bisa lebih rileks. dengerin lagu adalah satu satunya obat yang bisa bikin gue tidur dengan tenang.

...

gue kebangun saat bell pulang sekolah berkumandang, karena speakernya tepat berada didepan uks, jadi suara bell terdengar sangat nyaring ditelinga gue.

"nih, tas lo. gue tau lo lagi kumat. jangan terlalu mikirin Agilda, pikirin dulu kesehatan lo" Delyn tiba tiba sudah berada di samping ranjang uks.

"kalau tiba tiba ada kabar Gilda jadian sama kak Jake, lo gausah overthinking. firasat gue mereka ga bakal lama, walau Gilda udah cinta sama kak Jake sekali pun"

"tugas lo sekarang, jagain Agilda dari jauh. jangan maksain diri lo buat ikut campur dalam hubungan mereka," final Delyn lalu meninggalkan gue sendiri lagi didalam ruang uks.


dengan nekat, gue mendatangi rumah Gilda. berharap dia sudah ada dirumah, walau bersama si bule sialan itu. gue cuma mau memastikan kalau Agilda sampai dirumah dengan aman.

tapi ternyata, ga ada tanda kalau Gilda udah sampai rumahnya. dan dengan kebetulan kakak dari Agilda keluar rumah dengan membawa kantong besar yang sepertinya kantong itu berisi sampah.

"permisi, kak. apa Agilda nya sudah pulang ya?" tanya gue sopan pada kakak Agilda.

"eum, belum tuh, ga ada tanda kehidupan di kamarnya juga, ada apa ya?"

"gapapa kak, soalnya sedari pagi tadi dia ga masuk kelas"

"hah?? kok bisa? perasaan tadi dia berangkat ke sekolah deh, orang dia pake seragam"

"iya kak, dia sempat masuk kesekolah pagi tadi, terus pas bell masuk, dia ga ada dikelas"

"waduhh bolos kemana itu anak? yaudah deh, biarin aja, nanti kalo laper juga balik sendiri kok anaknya" ujar kakak itu santai, seakan itu adalah hal sepele. sedangkan gue disini udah khawatir setengah mati.

B I P O L A R ■ SHIM JAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang